SEMARANG, KOMPAS.com - Plt Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Semarang, Jawa Tengah, Fajar Purwoto buka suara setelah postingan sejumlah uang iuran pedagang Shopping Center Johar (SCJ) Semarang viral di media sosial.
Pada postingan tersebut dijelaskan jika para pedagang iuran untuk koordinasi berbayar dengan petugas Disdag Kota Semarang.
"Lumayan Pak Plt Dinas dan Pak Kasi Tantip pengumpulan iuran bisa buat beli gulo, kopi, teh. Pembicaraan Anda terkait penempatan pedagang ex johar MENCLA MENCLE," kata akun @akhmatsuratun di Group Facebook MIK SEMAR.
Menanggapi hal itu, Fajar mengaku tidak mengetahui soal iuran tersebut.
Menurutnya, iuran yang dilakukan para pedagang merupakan keputusan internal dari pengurus SCJ.
"Jadi kaitannya dengan iuran internal mereka," jelasnya saat dihubungi, Senin (19/6/2023).
Baca juga: Dua Pelanggan SPBU Semarang yang Viral karena Keroyok Pegawai Ditangkap, Ternyata Mabuk
Meski demikian, dia membenarkan jika memang ada pertemuan antara pedagang SCJ dengan Disdag Kota Semarang.
Dalam pertemuan tersebut, para pedagang memberikan informasi soal perkembangan dan kondisi SCJ.
"Tapi malah ada yang bikin hoaks. Setiap ada penataan pasti ada yang iri dan itu hal biasa," imbuh dia.
Selain itu, Fajar juga sudah berkomunikasi dengan SCJ soal informasi yang tersebar di media sosial tersebut. Dari hasil komunikasi itu, disimpulkan bahwa iuran yang diperuntukkan kepada Disdag Kota Semarang itu hoaks.
"Sudah kita telusuri, itu akun bodong," ungkap Fajar.
Baca juga: Viral, Video 2 Pemuda Bersimbah Darah Korban Klitih di Kebumen, Polisi Pastikan Hoaks
Dikonfirmasi terpisah, salah satu pedagang pakaian di SCJ, Adit (55) menyebut postingan yang viral di media sosial itu tidak benar. Isu soal sejumlah uang yang disuguhkan kepada Disdag Kota Semarang juga hoaks.
"Kita tidak pernah melakukan itu. Itu hoaks, kaget setelah melihat itu saya," jelasnya saat ditemui di toko miliknya.
Hal yang sama juga dikatakan Ronald Revindo (54), salah satu pedagang di SCJ yang lain. Menurutnya, kabar soal pungutan biaya dari para pedagang untuk Disdag Kota Semarang itu tidak benar.
"Tidak benar itu," kata dia.