SIKKA, KOMPAS.com - Dinas Pertanian Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), melaporkan jumlah kasus gigitan anjing yang dinyatakan positif rabies bertambah jadi 26 orang selama 2023.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sikka Yohanes Emil Satriawan menyebut, jumlah ini mengalami peningkatan sejak Mei 2023.
"Sampai Mei 2023 ada 11 kasus positif rabies. Namun ada penambahan, hingga 8 Juni 2023, ada 26 kasus gigitan yang positif rabies," ujar Satriawan saat dihubungi, Kamis (15/6/2023).
Baca juga: Berstatus KLB Rabies, Sikka Kehabisan Vaksin Hewan Penular Rabies
Yohanes mengatakan, dari puluhan korban gigitan anjing rabies, satu orang meninggal dunia.
Sementara 25 korban telah mendapat perawatan dan disuntik vaksin anti rabies (VAR).
"Di Sikka ini ada tujuh puskesmas yang melayani pengobatan korban gigitan anjing. Di tujuh puskesmas ini disediakan VAR, sehingga kalau ada korban gigitan langsung ditangani," katanya.
Baca juga: KLB Rabies di Sikka, Pemkab Sebut Vaksinasi HPR Sudah 84 Persen
Saat ini, pelaksanaan vaksinasi hewan penular rabies (HPR) dihentikan sementara lantaran kehabisan stok vaksin.
Pemkab Sikka telah menganggarkan Rp 300 juta untuk pengadaan vaksin HPR. Anggaran ini sudah disetujui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat.
Selain itu, Dinas Pertanian terus berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sikka untuk penanganan situasi darurat rabies.
"Kita terus kolaborasi karena ini sudah masuk fase kejadian luar biasa (KLB)," katanya.
Satriawan mengimbau warga mengandangkan hewan peliharaan khususnya anjing, kucing, dan kera untuk mencegah penyebaran virus rabies.
"Sambil tunggu vaksin datang, kami harap agar ikuti imbauan pemerintah. Apalagi korban gigitan ini paling banyak usia anak-anak," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.