CILACAP, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengingatkan para kepala daerah untuk mewaspadai penambangan ilegal.
Menurut Ganjar, kebutuhan material di Jateng sangat tinggi. Maka memungkinkan aksi penambangan ilegal marak terjadi.
Baca juga: 14 Tersangka Tambang Ilegal Ditangkap Polda Jateng, Antar-pelaku Diduga Saling Mengenal
"Kebutuhan material di Jateng itu sangat tinggi, sekitar 133,6 juta meter kubik. Padahal yang baru bisa dicukupi sekitar 2 juta meter kubik saja," ungkap Ganjar saat peringatan Hari Bumi di bekas penambangan Desa Bulupayung Kecamatan Kesugihan, Cilacap, Jumat (12/5/2023).
"Melihat potensi itu, kita harus mewaspadai maraknya penambangan ilegal, karena bisnis ini sangat menjanjikan," lanjut Ganjar.
Ganjar mengatakan, sampai saat ini masih banyak penambang ilegal yang menimbulkan banyak persoalan.
Selain kerusakan lingkungan, tambang ilegal juga mengakibatkan jalan rusak. Potensi terjadinya kecelakaan juga tinggi, karena biasanya truk yang digunakan untuk menambang melebihi kapasitas atau over dimensi over load (ODOL).
"Kami terus lakukan pembinaan. Kalau tidak bisa, ya terpaksa kami lakukan aparat penegak hukum," tegas Ganjar.
Untuk itu, Ganjar meminta kepada para penambang agar melengkapi perizinan dan memperhatikan kondisi lingkungan di sekitar.
Orang nomor 1 di Jateng ini juga meminta agar masyarakat di sekitar tambang juga diberdayakan dan dilibatkan untuk ikut menjaga lingkungan.
Posisi sumber mata air, lanjut Ganjar, juga harus diperhatikan. Dan yang paling penting, setelah ditambang, lokasi harus direklamasi supaya lingkungan tetap terjaga.
"Kalau mau cari rezeki di bidang material pembangunan ini memang besar sekali. Tapi ya itu, jangan ilegal," kata Ganjar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.