SERANG, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka pengangguran di Provinsi Banten tertinggi se-Indonesia.
Berdasarkan data BPS Banten, jumlah tingkat pengangguran terbuka (TPT) sebanyak 486.350 orang atau 7,97 persen pada Februari 2023.
Angka tersebut mengalami penurunan 17.900 orang atau 0,56 persen dibanding TPT Februari 2022.
Baca juga: Survei Cigmark, Warga Jabar Banyak Keluhkan Jalan Rusak dan Pengangguran
Penuruan itu dinilai Kepala BPS Provinsi Banten Faizal Anwar, menjadi yang terbesar ke 2 se-Indonesia setelah Bali.
"Memang betul pengangguran masih menjadi tantangan kita di Provinsi Banten. Tapi mudah-mudahan tren seperti ini (penurunan angka pengangguran) terus terjadi," kata Faizal melalui pers rilis yang disampaikan secara virtual, Jumat (5/5/2023).
Dijelaskan Faizal, penduduk usia kerja di Banten pada Februari 2023 sebanyak 9,26 juta orang, naik 175,27 ribu orang dibanding Februari 2022.
Baca juga: Pengangguran Meningkat Selama Pandemi, Kemiskinan di Kabupaten Semarang Capai 7 Persen
Sebagian besar penduduk usia kerja merupakan angkatan kerja, yaitu 6,10 juta orang, sisanya termasuk bukan angkatan kerja sebanyak 3,15 juta orang.
Komposisi angkatan kerja pada Februari 2023 terdiri dari 5,62 juta orang penduduk yang bekerja dan 486.350 orang pengangguran.
"Apabila dibandingkan Februari 2022, jumlah angkatan kerja meningkat sebanyak 194.100 orang, penduduk bekerja bertambah sebanyak 212.000 orang, sementara pengangguran berkurang sebanyak 17.900 orang," ujar Faizal.
Disebutkan Faizal, TPT berdasarkan jenis kelamin, laki-laki sebesar 7,70 persen, lebih rendah dibanding TPT perempuan yang sebesar 8,43 persen.
Sehingga, TPT laki-laki dan perempuan mengalami penurunan masing-masing 0,49 persen poin dan 0,72 persen poin dibanding Februari 2022.
Sedangkan TPT menurut daerah tempat tinggal di perkotaan 8,06 persen lebih tinggi dibanding TPT di daerah perdesaan 7,73 persen.
"TPT perkotaan dan perdesaan memiliki pola yang sama dengan TPT Banten, yaitu turun dibandingkan Februari 2022, masing masing sebesar 0,38 persen poin dan 1,03 persen poin," jelas dia.
Faizal menjelaskan, TPT menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh angkatan kerja, Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan yang paling tinggi dibanding tamatan jenjang pendidikan lainnya, sebesar 12,63 persen.
Sementara TPT yang paling rendah adalah SD ke bawah, sebesar 4,90 persen.