Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Mudik Orang Pinogu di Gorontalo dengan Ojek Khusus Menembus Belantara Hutan

Kompas.com - 19/04/2023, 12:12 WIB
Rosyid A Azhar ,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

GORONTALO, KOMPAS.com – Bagi para mahasiswa atau pekerja Gorontalo asal Kecamatan Pinogu, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, mudik ke kampung halaman adalah saat yang dinanti dan penuh debaran jantung.

Meskipun masih dalam wilayah satu provinsi, namun proses mudik untuk merayakan Idul Fitri di kampung halaman mereka bukanlah perjalanan yang nyaman dan menyenangkan seperti yang terlihat di saluran televisi.

Di jalur mudik ini tidak ada layanan apapun yang diterima oleh pengemudi maupun pemudik seperti pos layanan kesehatan, pos keamanan, pos informasi, atau lainnya. Di jalur ini hanya ada belantara hutan dengan kondisi jalur tradisional yang sangat sulit dilalui.

Baca juga: Cerita Arif, Pemudik Motor Tujuan Kediri yang Tak Sengaja Tinggalkan Istri di Brebes

Para pemudik ini akan dilayani oleh ojek motor khusus yang telah dimodifikasi, sangat tidak nyaman dinaiki dan tidak ergonomis.

Pasalnya, motor ini didesain khusus untuk menembus hutan belantara tanpa jalan, pijakan kaki penumpang dinaikkan dan lebih pendek untuk menghindari tersangkut kayu atau batu di hutan.

Roda gigi dan rantai juga diubah untuk menyesuaikan dengan percepatan, karena medannya hanya berupa tanjakan dan turunan sepanjang 41 km, kiri jurang kanan tebing.

Kecamatan Pinogu berada di dalam belantara hutan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone, merupakan satu-satunya wilayah enclave yang dikeliling hutan. Di kecamatan ini terdapat Desa Bangio, Dataran Hijau, Pinogu, Pinogu Permai dan Tilonggibila.

Tidak ada jalan mulus menuju ke desa-desa di Kecamatan Pinogu, yang ada hanya jalur tradisional berupa jalan tanah yang lebarnya hanya pas untuk ban motor dengan tebing terjal dan jurang di kanan kiri.

“Tidak mudah mengangkut penumpang mudik ke Kecamatan Pinogu,” kata Wawan Thalib, seorang tukang ojek warga Pingu, Rabu (19/4/2023).

Baca juga: Cerita Sopir Bus AKAP Ikut Tes Urine: Alhamdulillah Negatif, kalau Positif, Tak Bisa Cek Kesehatan

Biaya ojek pergi–pulang dari Suwawa Timur ke Kecamatan Pinogu sebesar Rp 800.000 untuk rute sepanjang 41 km yang ditempuh dalam waktu 4 jam atau bahkan lebih saat musim hujan, biasanya perjalanan sepaket ini dilakukan oleh para penumpang.

Wawan Thalib menjelaskan, ada beberapa titik di sepanjang rute yang dilalui memiliki tantangan tersendiri, terjal dalam kemiringan yang curam.

Para tukang ojek khusus ini sudah mengetahui risiko yang dialami saat melakukan perjalanan, jika risiko ini berasal dari alam seperti bukit longsor yang menutup jalan atau hujan lebat yang membuat jalur becek hingga kedalaman tertentu sulit untuk diantisipasi.

Tidak jarang mereka harus bertahan di lokasi, termasuk risiko bermalam di hutan.

“Jika risiko dari motor seperti putus rantai atau lainnya, kami semua sudah membawa peralatan bengkel sendiri,” ujar Wawan Thalib.

Ia menyebutkan, untuk risiko ban bocor di tengah hutan, mereka menggunakan lem untuk menambalnya, setelah kering ban dipompa dan bisa melanjutkan perjalanan lagi.

Baca juga: Cerita Masinis Nur Iman, Diprotes Keluarga karena Selalu Bertugas pada Hari Lebaran

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Anjlok dan Cold Storage Tak Memadai, Nelayan di Aceh Terpaksa Buang 3 Ton Ikan

Harga Anjlok dan Cold Storage Tak Memadai, Nelayan di Aceh Terpaksa Buang 3 Ton Ikan

Regional
Pilkada Banten 2024, Gerindra-Demokrat Ingin Lanjutkan KIM di Banten

Pilkada Banten 2024, Gerindra-Demokrat Ingin Lanjutkan KIM di Banten

Regional
Pengusaha Kerajinan Tembaga Boyolali Ditemukan Tewas di Rumahnya, Diduga Dibunuh

Pengusaha Kerajinan Tembaga Boyolali Ditemukan Tewas di Rumahnya, Diduga Dibunuh

Regional
Puncak Gunung Lewotobi NTT Hujan Deras, Warga Diimbau Waspadai Banjir Lahar

Puncak Gunung Lewotobi NTT Hujan Deras, Warga Diimbau Waspadai Banjir Lahar

Regional
Pagi Berdarah, Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri di Jalan Desa

Pagi Berdarah, Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri di Jalan Desa

Regional
Kapal Logistik dari Malaysia Karam di Perairan Kepulauan Meranti

Kapal Logistik dari Malaysia Karam di Perairan Kepulauan Meranti

Regional
SDN 52 Buton Terendam Banjir, Pagar Sekolah Terpaksa Dijebol

SDN 52 Buton Terendam Banjir, Pagar Sekolah Terpaksa Dijebol

Regional
Tantang Mahyeldi pada Pilkada Sumbar, Bupati Solok Daftar ke Nasdem

Tantang Mahyeldi pada Pilkada Sumbar, Bupati Solok Daftar ke Nasdem

Regional
Kemeriahan BBI BBWI dan Lancang Kuning Carnival di Riau, dari 10.000 Penari hingga Ratusan UMKM dan Ekonomi Kreatif

Kemeriahan BBI BBWI dan Lancang Kuning Carnival di Riau, dari 10.000 Penari hingga Ratusan UMKM dan Ekonomi Kreatif

Regional
Bersengketa di MK, Penetapan Kursi DPRD Bangka Belitung Tertunda

Bersengketa di MK, Penetapan Kursi DPRD Bangka Belitung Tertunda

Regional
Banjir Luwu, Korban Meninggal Jadi 10 Orang, 2 Masih Dicari

Banjir Luwu, Korban Meninggal Jadi 10 Orang, 2 Masih Dicari

Regional
Capaian Keuangan Sumsel, Nilai Ekspor 503,09 Juta Dollar AS hingga NTUP Naik 1,5 Persen 

Capaian Keuangan Sumsel, Nilai Ekspor 503,09 Juta Dollar AS hingga NTUP Naik 1,5 Persen 

Regional
Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Regional
Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Regional
Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com