KOMPAS.com - Masyarakat di Kota Semarang ternyata memiliki tradisi Syawalan yang berbeda-beda sesuai dengan wilayahnya.
Tradisi Syawalan adalah kebiasaan di bulan Syawal dalam penanggalan Hijriyah yang dilakukan setelah perayaan Hari Raya Idul Fitri.
Baca juga: Timphan, Hidangan Khas Lebaran dari Aceh
Di Kota Semarang, tradisi syawalan digelar tujuh hari setelah perayaan Hari Raya Idul Fitri atau seminggu setelah lebaran.
Adapun tradisi yang digelar umumnya dimanfaatkan masyarakat untuk saling bertemu dan kemudian bermaaf-maafan.
Baca juga: 6 Hidangan Khas Lebaran dari Pulau Lombok dan Sumbawa
Selain identik dengan kebiasaan halal bi halal atau silaturahmi, tradisi syawalan di Kota Semarang juga diwarnai dengan berbagai kebiasaan yang khas dan unik.
Dilansir dari laman Humas Provinsi Jawa Tengah, berikut adalah sederet tradisi syawalan unik di Kota Semarang.
Baca juga: Nasi Kapau, Kuliner Khas Bukittinggi yang Kerap Dikira Nasi Padang
Warga di Kampung Jaten Cilik, Tlogomulyo, Kecamatan Pedurungan memiliki tradisi syawalan unik dengan berbagi kupat jembut.
Kupat jembut mirip kupat atau ketupat biasa yang terbuat dari beras, hanya saja kupat ini memiliki isian berupa tauge dan sambal kelapa.
Menariknya lagi, di sela-sela janurnya juga kerap diisi dengan uang sehingga kupat jembut kerap diperebutkan oleh anak-anak.
Tradisi berbagi kupat jembut di Kampung Jaten Cilik disebut sudah ada sejak tahun 1950-an.
Kebiasaan ini bermula dari perayaan Hari Raya Idul Fitri yang dirayakan di tengah keprihatinan oleh warga asli Jaten Cilik yang kembali ke kampungnya pasca mengungsi akibat meletusnya Perang Dunia Kedua.
Warga di Kalicari, Kecamatan Pedurungan memiliki tradisi berkumpul untuk saling bertemu dan kemudian bermaaf-maafan setelah shalat subuh.
Selain itu, ada momen yang paling ditunggu anak-anak yaitu pembagian uang yang dilakukan sembari saling berjabat tangan.
Hampir setiap rumah akan menyiapkan uang untuk dibagikan kepada anak-anak sebagai hadiah bagi mereka yang belajar berpuasa.
Jumlah uang yang dibagikan untuk tiap anak memang tidak besar, namun mampu cukup untuk jajan dan mereka gembira.