Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jembatan Penghubung Desa di Kolaka Timur Ambruk, Warga Mendambakan Perbaikan

Kompas.com - 09/04/2023, 18:57 WIB
Alek Kurniawan,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOLAKA TIMUR, KOMPAS.com – Jembatan penghubung antar-desa di Kecamatan Ueesi, Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara, ambruk dan memutus akses mobilisasi masyarakat.

Jembatan yang menghubungkan Desa Alaaha dengan Desa Likuwalanpo, Desa Purau, dan Desa Tongauna tersebut melintasi Sungai Likuwalanapo.

Salah satu tokoh masyarakat Kecamatan Ueesi, Wasiruddin menjelaskan penyebab ambruknya jembatan sepanjang sembilan meter tersebut. Kata dia, jembatan dilalui mobil pengangkut kayu ilegal yang melintas dan mengangkut muatan yang melebihi batas beban pada 4 Oktober 2021.

“Sudah satu tahun lebih berjalan, belum ada gerakan dari pemerintah desa atau pemerintah kecamatan untuk memperbaiki jembatan. Akibatnya, aktivitas transportasi di tiga desa terhambat dan (kami nilai) masalah ini dianggap (mereka) sepele, padahal (kondisi ini sama dengan) mengorbankan masyarakat,” kata Wasiruddin kepada Kompas.com, Minggu (9/4/2023).

Warga Desa Alaaha di Kecamatan Ueesi, Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara, tidak bisa menyeberang menggunakan kendaraan roda empat.DOK. KOMPAS.com/GITANO PRAYOGO Warga Desa Alaaha di Kecamatan Ueesi, Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara, tidak bisa menyeberang menggunakan kendaraan roda empat.

Pantauan Kompas.com, jembatan tidak bisa dilintasi oleh kendaraan roda empat. Adapun masyarakat yang memakai jenis transportasi roda empat harus menunggu sungai surut dan melintas melalui aliran air yang cukup deras jika ingin tetap menyeberang.

Meski begitu, jembatan kayu tersebut masih bisa dilintasi oleh pejalan kaki dan pengendara roda dua.

Namun, kondisi jembatan kayu yang semakin mengeropos pada dasarnya tetap membahayakan. Apalagi, banyaknya besi karat menganga yang bisa menjadi ancaman lain bagi masyarakat ketik menyeberang.

“Upaya untuk memperbaiki dari pihak masyarakat Desa Alaaha sudah dilakukan dengan membuat palang buka tutup. Namun, ada oknum yang memanfaatkan hal ini dengan menarik pungutan liar (pungli) sebesar Rp 5.000 bagi masyarakat yang ingin melintas,” kata Wasiruddin.

Kayu yang rapuh dan kawat besi yang menganga membahayakan masyarakat saat menyeberang jembatan rusak di Kecamatan Ueesi, Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara.DOK. KOMPAS.com/GITANO PRAYOGO Kayu yang rapuh dan kawat besi yang menganga membahayakan masyarakat saat menyeberang jembatan rusak di Kecamatan Ueesi, Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara.

Oknum terkait, tambahnya, juga kerap melibatkan anak di bawah umur untuk menarik pungli.

“Jelas ini tidak manusiawi dengan mengajak anak-anak melakukan hal yang tidak semestinya,” ujarnya.

Selaku tokoh yang mewakili aspirasi masyarakat, Wasiruddin pun berharap kepada pemerintah desa dan kecamatan untuk melakukan perbaikan secepatnya.

Ia menegaskan bahwa masyarakat sangat mengandalkan jembatan untuk beraktivitas sehari-hari, baik untuk bekerja, berkebun, pergi ke ladang, berjualan, maupun bersekolah bagi anak-anak.

Masyarakat desa harus menyeberang dengan hati-hati di jembatan rusak di Kecamatan Ueesi, Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara.DOK. KOMPAS.com/GITANO PRAYOGO Masyarakat desa harus menyeberang dengan hati-hati di jembatan rusak di Kecamatan Ueesi, Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara.

Perbaikan jembatan kayu Sungai Likuwalanapo juga bisa memberikan manfaat lain bagi sektor pariwisata. Sebab, terdapat dua destinasi wisata alam di Kecamatan Ueesi yang begitu eksotis, yaitu Air Terjun Tetewa dan Air Terjun Tali Sewu.

Bila akses dan infrastruktur masih belum memadai, bisa dikatakan potensi pariwisata di sana tidak akan bisa dimanfaatkan. Hal ini tentu menjadi sebuah kerugian bagi Kecamatan Ueesi dan Kabupaten Kolaka Timur secara keseluruhan.

“Bila belum ada tanda-tanda perbaikan, masyarakat di desa terdampak akan membawa masalah ini ke Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kolaka Timur,” tegas Wasiruddin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

Regional
Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Regional
Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Regional
Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Regional
Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Regional
Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Regional
Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Regional
Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Regional
Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Regional
Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Regional
Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Regional
Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Regional
Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Regional
Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Regional
Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com