SOLO, KOMPAS.com - Kepastian konsep proyek Jalan Tol Lingkar Timur-Selatan Solo, Jawa Tengah, pada 2025, masih menjadi misteri. Sementara, sejumlah permasalahan kemacetan di kawasan Soloraya, saat ini mulai dirasakan.
Melihat kondisi ini, Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo memprediksi dalam waktu dekat kondisi lalu lintas di Soloraya tak akan bergerak atau stuck.
"Soloraya ini, saya kira penting untuk adanya jalan yang menghubungkan Soloraya, konektivitas. Kalau ndak bahaya ini, prediksinya enggak lama lagi itu grek (stuck)," kata Ganjar Pranowo, setelah Dialog Gubernur dengan Bupati atau Wali Kota saat Musrenbang di Kabupaten Sragen, pada Senin (13/3/2023).
Diketahui Kementerian PUPR merencanakan pembangunan tol lingkar Solo yang melalui tiga kabupaten di Soloraya. Namun, Bupati Klaten, Sukoharjo dan Karanganyar tak setuju dengan adanya rencana pembangunan tersebut.
Ganjar menilai perbedaan pendapat pendapat tersebut harus dibicarakan agar solusinya.
"Perbedaan pendapat, ya ngobrol. Harus membangun concern yang sama," jelasnya
Namun, Ganjar mengatakan pihaknya memilih untuk mengikuti kehendak rakyat.
"Kalau rakyat, maunya Jalan Lingkar tidak usah bayar. (Usulan Ganjar) saya setuju, usulan rakyat," ucapnya.
Diberikan sebelumnya, rencana pembangunan jalan Tol Lingkar Timur-Selatan Solo pada 2025 tersebut berdasarkan hasil pertemuan antara DPUPR Solo dan Komisi III DPRD Solo dengan Kementerian PUPR pertengahan Januari 2023 lalu.
Adapun lahan yang dibutuhkan untuk pembangunan jalan Tol Lingkar Timur-Selatan Solo 233,37 hektare.
Wilayah yang akan terdampak pembangunan tol tersebut yakni 39 kelurahan/desa, 12 kecamatan dan tiga kabupaten. Karanganyar ada tiga kecamatan, 11 desa, Sukoharjo ada enam kecamatan, 11 desa dan Klaten ada tiga kecamatan, 10 desa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.