SOLO, KOMPAS.com - Upaya stabilisasi harga beras, Bulog Kota Solo, Jawa Tengah, menerima pasokan ribuan ton beras asal Surabaya, Jawa Timur.
Kepala Bulog Solo, Andy Nugroho, mengatakan pasokan itu telah tiba di Kota Solo, sejak pekan pertama Februari 2023 menyusul harga beras di pasaran masih tinggi.
"Dapat kiriman dari Surabaya, kurang lebih kurang lebih 1400 sampai 1500 ton, per Minggu kemarin," kata Andy Nugroho, saat dikonfirmasi, Senin (13/2/2023).
Baca juga: Jelang Lebaran, Pemkot Tasikmalaya Tekan Harga Beras yang Melambung
Sedangkan untuk stok beras per Senin ini total ada 1900 ton, dengan rincian dari total pasokan kiriman 14.000 ton sampai 15.000 ton dan stok milik Bulog Solo sekitar 5.000 ton.
Alasan penambahan stok beras dari luar daerah, lanjut Andy, merupakan upaya stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) beras 2023 dan menggencarkan operasi pasar (OP).
"Tujuannya untuk supaya harga tidak bergejolak atau tidak naik lagi dan malah harapannya makin turun dan stabil," jelasnya.
Baca juga: Truk Boks Bermuatan Beras Tabrak Rumah Kades Kalijambe Purworejo, Tiga Motor Pak Kades Rusak Parah
Sedangkan mekanisme untuk penyaluran dioptimalkan untuk SPHP dan OP serta penjualan langsung ke warga, pasar, dan ritel di wilayah Solo dan Solo Raya.
"Kita prioritaskan untuk lokal dulu kan. Kita juga masih ada cuma karena ada kegiatan stabilisasi pangan. Kita harus masif harus benar-benar kita itu mengguyur pasar atau menggelontorkan sesuai dengan instruksi Pak Presiden makanya ditambahlah stok itu untuk supaya SPHP atau OP kami itu lebih ini lagi lebih gencar lagi," jelasnya.
Meskipun demikian, Andy memprediksi stok akan aman pada Ramadhan dan Lebaran 2023 mendatang.
Sebab, stok akan mengalami peningkatan karena berbarengan dengan panen raya pada bulan Maret dan April 2023.
"Tidak perlu adanya kekhawatiran (tidak ada stok). Target dan prediksi kami pada Ramadhan dan Lebaran harga sudah stabil seperti semula lah. Karena saat ini efektifkan atau mengaktifkan operasi pasar atau SPHP beras. Dan juga sudah mulai panen," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya