Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dispar NTB Minta Pelaku Wisata di Sembalun Tidak Takut Berlebihan dengan Pembangunan Kereta Gantung Rinjani

Kompas.com - 10/01/2023, 20:03 WIB
Idham Khalid,
Andi Hartik

Tim Redaksi

MATARAM, KOMPAS.com - Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Nusa Tenggara Barat (NTB) Jamal Maladi meminta para pelaku wisata di Sembalun, Lombok Timur, tidak takut berlebihan dengan pembangunan kereta gantung Rinjani.

"Terkait dengan kekhawatiran-kekhawatiran akan terjadi jika ada kereta gantung, tidak perlu ada kekhawatiran berlebihan. Kan kereta gantung masih rencana dibangun," kata Jamal melalui sambungan telepon, Selasa (10/1/2023).

Menurut Jamal, setiap daerah senang dengan kehadiran investor yang menanamkan modal untuk keperluan kemajuan perekonomian.

Baca juga: Kalau Kereta Gantung Dijadikan Alat Transportasi Menuju Rinjani, Jelas Kami Akan Dirugikan

"Di mana-mana seluruh Indonesia, daerah mana pun kalau menurut saya, jadi sebanyak-banyaknya ada investor datang ke daerah kita datang, senang banget kalau ada yang mau menginvestasikan agar peluang ekonomi tumbuh," kata Jamal.

Menurut Jamal, pembangunan kereta gantung itu akan menyerap tenaga kerja lokal sehingga dapat meminimalisir pengangguran.

Baca juga: Pro-Kontra Kereta Gantung Rinjani, LHK NTB: Kami Masih Menunggu Pengajuan Amdal

"Nanti ada adik-adik kita yang baru tamat SMA, SMK, bisa juga mengambil bagian untuk bekerja di sana, yang menganggur selama ini menjadi bekerja. Jadi ada multiplier effect," kata Jamal.

"Jangan memikirkan diri sendiri, nanti para pelaku wisata porter, guide juga bisa bekerja di kereta gantung. Mereka lebih terpilih karena sudah banyak pengalaman," kata Jamal.

Mantan Komandan World Superbike (WSBK) itu berkomitmen untuk meratakan pembangunan dunia wisata di seluruh NTB, termasuk di Sembalun yang sebagian besar menjadi pelaku wisata Rinjani.

"Di wilayah timur Sembalun kita tetap mengadakan event, seperti Rinjani Color Run, event kebudayaan, dan lainnya, untuk tetap mempromosikan," kata Jamal.

Sebelumnya, Ketua Forum Citra Wisata Rinjani sekaligus Ketua Asosiasi Pokdarwis Lombok Timur, Royal Sembahulun, mengatakan, tahun sebelumnya wacana pembangunan kereta gantung ditolak oleh pegiat wisata yang berada di Lombok Timur.

Menurut Royal, pembangunan kereta gantung Rinjani yang dijadikan sebagai alat transportasi berpotensi merugikan jasa porter dan guide yang berada di kaki gunung Rinjani.

"Yang kontra ini banyak, khusus pecinta alam. Para pelaku usaha juga sebagian. Kenapa kemudian teman porter, guide itu menolak? Kalau misalnya kereta gantung dijadikan alat transportasi menuju Rinjani itu jelas kami akan dirugikan," kata Royal, Senin (9/1/2023).

Adapun jumlah porter di jalur pendakian Rinjani sebanyak 1.700 orang, guide sebanyak 350 orang, dan tour adventure 180 orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

'Bullying' Suporter Persib Bandung, 2 Warga Solo Ditangkap

"Bullying" Suporter Persib Bandung, 2 Warga Solo Ditangkap

Regional
50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

Regional
Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Regional
Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Regional
Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Regional
Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Regional
Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Regional
Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Regional
Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Regional
Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Regional
Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

Regional
115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

Regional
Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Regional
Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com