Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMKG Jelaskan Penyebab Bongkahan Es di Rinjani yang Videonya Viral

Kompas.com - 21/12/2022, 17:26 WIB
Farid Assifa

Editor

KOMPAS.com - Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika menjelaskan penyebab munculnya bongkahan es di jalur menuju puncak Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB), yang videonya viral di media sosial.

Sebelumnya, video bongkahan es di jalur menuju puncak Rinjani viral di media sosial Instagram pada Selasa (20/12/2022). Video selama kurang dari satu menit itu menampilkan pendaki sedang mencukil es dengan tangan dari permukaan tanah.

Salah seorang pendaki dari Guide Trekking Organizer Green Rinjani, Ariel, menjelaskan, bongkahan es itu muncul di permukaan tanah 5 centimeter dari jalur menuju puncak Gunung Rinjani.

Baca juga: Pendaki Gunung Rinjani Temukan Bongkahan Es di Jalur Menuju Puncak

Ariel mengatakan, saat bongkahan es itu ditemukan, suhu di kawasan itu minus 4 derajat celsius.

"Suhu sampai minus 4 saya lihat dari HP, pagi itu cukup ekstrem." kata Ariel dilansir dari Kompas.com, Rabu (21/12/2022).

Menurut Ariel, fenomena serupa juga ditemukan di beberapa tepi bebatuan di jalur menuju puncak Rinjani.

"Lokasi bongkahan es ada kita temukan terpisah-pisah, ada yang banyak, ada yang sedikit," kata Ariel.

Sementara itu, pihak BMKG menyatakan bahwa bongkahan es di puncak Rinjani adalah sesuatu hal yang sering terjadi.

Bongkahan es itu terbentuk karena cuaca pagi dan siang di sekitar Gunung Rinjani cerah. Kemudian saat pagi langit sedikit tertutup awan.

"Selain itu angin yang tenang akan sangat mendukung pembentukan embus aes di puncak gunung," kata petugas peramal cuaca pada BMKG Stasiun Meterologi Zainuddin Abdul Madjid Praya, Lombok Tengah, Desi Mega dilansir dari Kompas.com.

Desi mengatakan, embun es muncul di permukaan tanah atau menempel di rumput dan dedaunan.

Baca juga: Bongkahan Es Ditemukan di Puncak Gunung Slamet, Ini Kata Pengelola Jalur Bambangan

"Uap air di siang hari itu menjadi embun di malam hari. Karena suhu udara yang dingin di bawah nol derajat celsius juga akan berubah menjadi embun es," ujar Desi.

Menurut Desi, berdasarkan pemantauan BMKG, suhu di Gunung Rinjani pada pagi hari memang berada di minus 4 derajat celsius pada Selasa (20/12/2022). (Penulis: Kontributor Lombok Tengah, Idham Khalid | Editor: Andi Hartik)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

SDN 52 Buton Terendam Banjir, Pagar Sekolah Terpaksa Dijebol

SDN 52 Buton Terendam Banjir, Pagar Sekolah Terpaksa Dijebol

Regional
Tantang Mahyeldi di Pilkada Sumbar, Bupati Solok Daftar ke Nasdem

Tantang Mahyeldi di Pilkada Sumbar, Bupati Solok Daftar ke Nasdem

Regional
Kemeriahan BBI BBWI dan Lancang Kuning Carnival di Riau, dari 10.000 Penari hingga Ratusan UMKM dan Ekonomi Kreatif

Kemeriahan BBI BBWI dan Lancang Kuning Carnival di Riau, dari 10.000 Penari hingga Ratusan UMKM dan Ekonomi Kreatif

Regional
Bersengketa di MK, Penetapan Kursi DPRD Bangka Belitung Tertunda

Bersengketa di MK, Penetapan Kursi DPRD Bangka Belitung Tertunda

Regional
Banjir Luwu, Korban Meninggal Jadi 10 Orang, 2 Masih Dicari

Banjir Luwu, Korban Meninggal Jadi 10 Orang, 2 Masih Dicari

Regional
Capaian Keuangan Sumsel, Nilai Ekspor 503,09 Juta Dollar AS hingga NTUP Naik 1,5 Persen 

Capaian Keuangan Sumsel, Nilai Ekspor 503,09 Juta Dollar AS hingga NTUP Naik 1,5 Persen 

Regional
Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Regional
Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Regional
Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Regional
Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Regional
3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

Regional
Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Regional
Perkembangan Situasi di Intan Jaya, TNI-Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Warga yang Ditembak KKB

Perkembangan Situasi di Intan Jaya, TNI-Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Warga yang Ditembak KKB

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Regional
Antisipasi Meroketnya Harga Pangan, Alokasi Pupuk Ditambah 9,55 Juta Ton

Antisipasi Meroketnya Harga Pangan, Alokasi Pupuk Ditambah 9,55 Juta Ton

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com