Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berdiri di Tanah Rawan Bergerak, Puluhan Rumah di Sirampog Brebes Akhirnya Dirobohkan

Kompas.com - 07/11/2022, 11:51 WIB
Tresno Setiadi,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

BREBES, KOMPAS.com - Sedikitnya 57 dari 185 rumah di Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah yang mengalami rusak berat maupun ringan akibat tanah bergerak pada 2019 lalu akhirnya mulai dirobohkan total, Senin (7/11/2022).

Sebagian besar, rumah yang rusak tepatnya berada di di Dukuh Karanganyar RT 03 RW 05 Desa Sridadi, Kecamatan Sirampog. Pembongkaran dilakukan setelah hasil kajian Badan Geologi menyatakan wilayah tersebut tidak layak lagi untuk dihuni karena rawan.

Warga penghuni rumah direlokasi sementara ke Pondok Pesantren Al Insan dan rumah kerabat masing- masing.

Baca juga: 165 Warga Mengungsi akibat Tanah Bergerak di Kabupaten Blitar

"Kondisi pergerakan tanah sangat parah, sehingga seluruh bangunan rumah harus dirobohkan dan dipindah ke lokasi Huntara," kata Satgas Penanggulangan Bencana BPBD Brebes, Budi Sujatmiko kepada wartawan, Senin (7/11/2022).

Budi mengungkapkan, pembongkaran rumah warga melibatkan tim gabungan dari ratusan relawan. Termasuk dibantu oleh warga setempat.

"Material dari rumah yang dirobohkan akan digunakan kembali untuk membangun hunian sementara (Huntara) di lahan yang aman dari tanah bergerak," ungkap Budi.

Budi mengungkapkan, pergerakan tanah di Desa Sridadi memang telah berlangsung sejak 2019. Sedikitnya 65 rumah penduduk terkena dampak tanah gerak sehingga harus direlokasi.

Budi menyebut, terdapat 185 kepala keluarga (KK) atau 767 jiwa yang terdampak bencana. "Total ada 57 rumah yang rusak parah dan harus direlokasi," ungkap Budi

"Untuk penghuni rumah sementara kami pindahkan di pondok pesantren dan tenda pengungsian. Pengungsi saat ini berjumlah seratusan orang," sambung Budi.

Baca juga: Ratusan Warga Desa Siwarak Purbalingga Mengungsi akibat Tanah Bergerak

Budi mengungkapkan, rekomendasi hasil kajian dari Badan Geologi untuk wilayah Desa Sridadi memang sudah keluar. Bahkan rekomendasi yang sudah dua kali keluar itu hasilnya sama.

Yaitu bahwa untuk wilayah Dukuh Karanganyar, Karanggondang, dan Pengasinan, Kecamatan Sirampog sudah tidak layak untuk ditinggali.

Salah satu warga setempat, Ilah (56) mengaku bersama keluarga tinggal di tenda pengungsian sejak rumahnya dirobohkan.

Baca juga: Tanah Bergerak di Cianjur, Warga Diminta Mengungsi

Ilah dan keluarganya bakal tinggal di tenda sampai rumah hunian sementara selesai dibangun.

Ilah menyatakan, masyarakat setempat yang tinggal di pengungsian masih membutuhkan bantuan logistik.

"Bantuan logistik untuk para pengungsi jumlahnya minim. Di tenda pengungsian banyak yang kekurangan selimut, bantal, dan lainnya. Ini juga belum ada pemeriksaan kesehatan," ucap Ilah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banjir dan Longsor Landa Pinrang, Satu Warga Tewas, Sejumlah Rumah Warga Ambruk

Banjir dan Longsor Landa Pinrang, Satu Warga Tewas, Sejumlah Rumah Warga Ambruk

Regional
Kasus Dokter Lecehkan Istri Pasien, Pelaku Serahkan Uang Damai Rp 350 Juta ke Korban

Kasus Dokter Lecehkan Istri Pasien, Pelaku Serahkan Uang Damai Rp 350 Juta ke Korban

Regional
UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

Regional
Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Regional
Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai 'Video Call' dengan Gerindra

Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai "Video Call" dengan Gerindra

Regional
Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Regional
Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Regional
Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Regional
Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Regional
Kecanduan Judi Online, Pasutri di Kubu Raya Nekat Mencuri di Minimarket

Kecanduan Judi Online, Pasutri di Kubu Raya Nekat Mencuri di Minimarket

Regional
DMI dan LPQ Kota Semarang Usulkan Mbak Ita Maju Pilkada 2024

DMI dan LPQ Kota Semarang Usulkan Mbak Ita Maju Pilkada 2024

Regional
Kampung Jawi di Semarang: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Kampung Jawi di Semarang: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Regional
Gantikan Ganefri, Krismadinata Terpilih Jadi Rektor UNP 2024-2029

Gantikan Ganefri, Krismadinata Terpilih Jadi Rektor UNP 2024-2029

Regional
Anak Ketua DPC Gerindra Ambil Formulir Pilkada Blora di PDI-P

Anak Ketua DPC Gerindra Ambil Formulir Pilkada Blora di PDI-P

Regional
Video Viral Bocah Menangis di Samping Peti Mati Sang Ibu yang Dibunuh Ayahnya di Minahasa Selatan

Video Viral Bocah Menangis di Samping Peti Mati Sang Ibu yang Dibunuh Ayahnya di Minahasa Selatan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com