Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

11 Anak di Bali Meninggal akibat Gagal Ginjal Akut, Dinkes Terbitkan SE Larangan Obat Sirup

Kompas.com - 20/10/2022, 17:32 WIB
Yohanes Valdi Seriang Ginta,
Krisiandi

Tim Redaksi

DENPASAR, KOMPAS.com - Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Bali I Nyoman Gede Anom mengungkapkan, hingga kini tercatat ada 17 kasus gagal ginjak akut misterius (acute kidney injury/AKI) yang ditemukan pada anak-anak di Bali.

Dari jumlah kasus tersebut, 11 anak meninggal dunia, 6 sudah membaik dan diperbolehkan rawat jalan usai mendapat perawatan di RSUP Prof Ngoerah Denpasar.

Menindaklanjuti kondisi ini, Anom mengaku telah mengeluarkan surat edaran kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota se-Bali untuk tidak meresepkan obat sirup kepada pasien.

Selain itu, lewat SE itu juga, Pemprov melarang apotek menjual obat sirup.

Instruksi ini berlaku ini untuk sementara sembari menunggu hasil penelitian terkait penyebab pasti penyakit gangguan ginjal akut yang menyerang anak tersebut.

Baca juga: Ada 26 Kasus Anak Gagal Ginjal Akut di Aceh, 10 Meninggal Dunia

"Kita imbau dan sudah membuat surat edaran untuk kadiskes kabupaten/kota, intinya itu nanti sementara waktu sampai ada hasil penelitian yang pasti tidak meresepkan obat-obatan dalam bentuk cair atau sirup. Kedua, untuk apotek di bali sementara saya juga imbau sementara waktu sampai ada kepastian hasil penelitian untuk tidak menjual obat sirup," kata dia kepasa wartawan pada Kamis (20/10/2022).

Anom juga menghimbau kepada orang tua untuk segera membawa anakny ke fasilitas kesehatan seperti rumah sakit atau puskesmas, jika ada gejala sakit yang menyerupai gagal ginjal akut.

Adapun gejala tersebut seperti, batuk, demam, pilek yang disertai muntah. Selain itu, orang tua juga patut mewaspadai anaknya jika tidak bergejala namun mengalami penurunan volume urine.

"Kalau ada gejala batuk demam pilek muntah ataupun tanpa gejala itu disertai pengurangan air kencing segera ke RS karena itu adalah deteksi dini, makin cepat ditangani makin baik hasilnya," kata dia.

Sementara itu, Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Bali IGN Sanjaya Putra mengatakan, hingga saat ini belum ada penambahan kasus baru setelah ditemukan 17 kasus gagal ginjal akut pada anak beberapa waktu lalu.

“Terakhir masuk ke RS itu Oktober awal ya, sampai 20 Oktober belum ada penambahan kasus. Mudah-mudahan ini seperti penyakit hepatitis akut dulu yah, awalnya tinggi tiba-tiba turun dan tidak ada kasus lagi,”kata dia.

Sebelumya RSUP Prof Ngoerah Denpasar melaporkan, dari 17 kasus gangguan ginjal akut pada anak, 11 orang meninggal dunia, 1 masih dirawat dan 5 sudah membaik dan diperbolehkan pulang dari rumah sakit.

Baca juga: Jadi Rumah Sakit Rujukan Gagal Ginjal Akut, RSUP Mohammad Hoesin Palembang Bentuk Tim Khusus

Terkait pasien anak yang masih dirawat tersebut, Sanjaya mengatakan, pasien anak berusia 17 tahun tersebut telah dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang ke rumahnya agar dirawat jalan.

Sementara untuk satu kasus pasien anak usia 17 tahun yang dirawat di RSUP Prof IGNG Ngoerah, Denpasar telah dinyatakan sembuh.

“Itu sudah pulang yah. Kalau enggak salah kemarin atau dua hari lalu,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada ke PSI, Sekda Kota Semarang Ungkap Alasannya

Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada ke PSI, Sekda Kota Semarang Ungkap Alasannya

Regional
Umat Buddha di Candi Borobudur Lantunkan Doa Perdamaian Dunia, Termasuk untuk Palestina

Umat Buddha di Candi Borobudur Lantunkan Doa Perdamaian Dunia, Termasuk untuk Palestina

Regional
Pasangan Sesama Jenis Menikah di Halmahera Selatan Ditangkap, Polisi: Antisipasi Amukan Warga

Pasangan Sesama Jenis Menikah di Halmahera Selatan Ditangkap, Polisi: Antisipasi Amukan Warga

Regional
Bentrokan Warga di Kupang, 3 Rumah Rusak, 2 Sepeda Motor Rusak dan Sejumlah Orang Luka

Bentrokan Warga di Kupang, 3 Rumah Rusak, 2 Sepeda Motor Rusak dan Sejumlah Orang Luka

Regional
Deklarasi Maju Pilkada Lombok Barat, Farin-Khairatun Naik Jeep Era Perang Dunia II

Deklarasi Maju Pilkada Lombok Barat, Farin-Khairatun Naik Jeep Era Perang Dunia II

Regional
Begal Meresahkan di Semarang Dibekuk, Uangnya untuk Persiapan Pernikahan

Begal Meresahkan di Semarang Dibekuk, Uangnya untuk Persiapan Pernikahan

Regional
Resmikan Co-working Space BRIN Semarang, Mbak Ita Sebut Fasilitas Ini Akan Bantu Pemda

Resmikan Co-working Space BRIN Semarang, Mbak Ita Sebut Fasilitas Ini Akan Bantu Pemda

Kilas Daerah
Penertiban PKL di Jambi Ricuh, Kedua Pihak Saling Lapor Polisi

Penertiban PKL di Jambi Ricuh, Kedua Pihak Saling Lapor Polisi

Regional
Pria di Kudus Aniaya Istri dan Anak, Diduga Depresi Tak Punya Pekerjaan

Pria di Kudus Aniaya Istri dan Anak, Diduga Depresi Tak Punya Pekerjaan

Regional
Setelah PDI-P, Ade Bhakti Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada di PSI

Setelah PDI-P, Ade Bhakti Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada di PSI

Regional
Soal 'Study Tour', Bupati Kebumen: Tetap Dibolehkan, tapi...

Soal "Study Tour", Bupati Kebumen: Tetap Dibolehkan, tapi...

Regional
Ingin Bantuan Alat Bantu Disabilitas Merata, Mas Dhito Ajak Warga Usulkan Penerima Bantuan

Ingin Bantuan Alat Bantu Disabilitas Merata, Mas Dhito Ajak Warga Usulkan Penerima Bantuan

Regional
Anak Wapres Ma'ruf Amin Maju Pilkada Banten 2024

Anak Wapres Ma'ruf Amin Maju Pilkada Banten 2024

Regional
Gagal Jadi Calon Perseorangan di Pangkalpinang, Subari Lapor Bawaslu

Gagal Jadi Calon Perseorangan di Pangkalpinang, Subari Lapor Bawaslu

Regional
Kain Gebeng, Kain Khas Ogan Ilir yang Nyaris Punah

Kain Gebeng, Kain Khas Ogan Ilir yang Nyaris Punah

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com