AMBON, KOMPAS.com- Kasus pemerkosaan yang dilakukan seorang oknum kepala sekolah dasar (SD) di Namrole, kabupaten Buru Selatan, Maluku kepada siswinya menuai kecaman.
Perbuatan bejat sang kepala sekolah berinisial RH terhadap siswinya itu tidak hanya dikecam aktivis perempuan namun juga pemerhati pendidikan di Maluku.
“Kepala sekolah mencabuli siswinya yang masih berusia anak di bawah umur itu sebuah tindakan paling keji dan sangat memalukan,” kata pemerhati pendidikan di Maluku, Dr Rachmawati Patty kepada Kompas.com, Selasa (11/10/2022).
Baca juga: Kepsek yang Perkosa Siswi Jadi Tersangka, Kapolres Buru Selatan: Tak Ada Penyelesaian Secara Adat
Mantan pengajar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Pattimura ini mengatakan, perbuatan RH itu sangat keji karena tindakannya tidak hanya berdampak langsung pada korban namun juga seluruh siswi yang ada di sekolah tersebut.
“Kejadian ini sudah pasti akan membuat korban mengalami trauma yang sangat dalam, namun itu tidak hanya berdampak pada korban saja tapi juga seluruh siswi di sekolah itu mereka semua akan kena imbasnya,” katanya.
Baca juga: Napi Anak Ditemukan Tewas di Lapas Ambon, Sistem Pembinaan dan Pengawasan Dievaluasi
Kejadian tersebut sangat mengejutkan apalagi pelakunya kepala sekolah dan dilakukan berulang kali.
Menurt Rachmawati tugas seoranag guru sejatinya tidak hanya mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa, tapi juga membentuk karakter dan akhlak setiap siswa agar kelak menjadi manusia yang berguna di kemudian hari.
“Ini tentu menjadi bencana dan citra buruk bagi dunia pendidikan di Maluku, karena pelakunya seorang kepala sekolah,” ujarnya.