Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dihujat karena Dianggap Bela Putri Candrawathi, Kak Seto: Banyak yang Salah Paham

Kompas.com - 05/09/2022, 14:40 WIB
Muchamad Dafi Yusuf,
Khairina

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi atau Kak Seto membantah jika hanya menyarankan istri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi agar tidak dipisah dengan anaknya yang masih balita.

"Intinya itu banyak yang salah paham, saya lagi jalan tiba-tiba ditanya begitu nah saya hanya menyampaikan secara umum," jelasnya saat ditemui di Polda Jawa Tengah, Senin (5/9/2022).

Baca juga: Kak Seto Ungkap Kondisi Para Siswi Korban Pencabulan Oknum Guru SMP di Kabupaten Batang

Untuk itu, Kak Seto menegaskan soal narasi yang hanya menyarankan Putri Candrawathi agar tidak dipisah dengan anaknya itu tidak benar.

"Saya dihujat saya hadapi dengan senyuman dan terima kasih," ujarnya.

Menurutnya, sudah beberapa kali pihaknya juga mengupayakan agar rakyat biasa seperti tukang sayur bisa menjadi tahanan rumah ketika masih mempunyai bayi.

"Orang biasa yang mendapatkan kasus juga kita upayakan agar menjadi tahanan rumah atau bisa dirawat di tahanan," tambahnya.

Baca juga: Kasus Dugaan Kekerasan Seksual Sekolah SPI Kota Batu, Kak Seto Berharap Sekolah Tak Ditutup

Kak Seto juga mengaku hadir ketika Angelina Sondakh terseret kasus korupsi. Menurutnya, saran tersebut juga dia lakukan pada kasus-kasus sebelumnya.

"Jadi itu bukan yang pertama kali, saya juga lakukan itu ke Mbak Angelina Sondakh," jelasnya.

Hal itu dia lakukan untuk kepentingan terbaik bagi anak yang masih bayi agar bisa dekat atau diasuh ibunya secara langsung.

"Itu yang kami sarankan agar tidak dipisahkan dari ibunya," paparnya.

Sebelumnya, Kak Seto menyarankan agar Putri Chandrawathi menjadi tahanan rumah atau ditahan di tempat khusus, menyusul ditetapkannya Putri Candrawathi sebagai tersangka kasus pembunuhan Brigadir Yoshua atau Brigadir J.

Hal itu agar Putri sebagai seorang ibu masih bisa mengasuh anaknya yang berusia 1,5 tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Oknum Petugas Bea Cukai Ketapang Ditangkap Kasus Perdagangan 566 Ekor Burung Dilindungi

Oknum Petugas Bea Cukai Ketapang Ditangkap Kasus Perdagangan 566 Ekor Burung Dilindungi

Regional
Terbongkar, Aksi Pelecehan Seksual Guru terhadap Anak 15 Tahun

Terbongkar, Aksi Pelecehan Seksual Guru terhadap Anak 15 Tahun

Regional
Gugatan Wanprestasi ke Gibran Ditolak Hakim, Almas Tak Akan Banding

Gugatan Wanprestasi ke Gibran Ditolak Hakim, Almas Tak Akan Banding

Regional
Citilink Awali Pelayanan di Bandara Rendani dengan Pesawat Cargo Airbus 320 Rute Manokwari-Jakarta

Citilink Awali Pelayanan di Bandara Rendani dengan Pesawat Cargo Airbus 320 Rute Manokwari-Jakarta

Regional
Polda Sumsel Turun Tangan, Jadi Mediator Konflik Sengketa Lahan

Polda Sumsel Turun Tangan, Jadi Mediator Konflik Sengketa Lahan

Regional
Banjir di Lebak Surut, Warga Mulai Bersihkan Sisa Lumpur dan Sampah

Banjir di Lebak Surut, Warga Mulai Bersihkan Sisa Lumpur dan Sampah

Regional
Truk Mebel Tabrak Truk Marmer di Turunan Bawen, Satu Orang Tewas

Truk Mebel Tabrak Truk Marmer di Turunan Bawen, Satu Orang Tewas

Regional
Pj Walkot Pekanbaru Sambut Anggota Komwil I Apeksi di Jamuan Makan Malam Bersama

Pj Walkot Pekanbaru Sambut Anggota Komwil I Apeksi di Jamuan Makan Malam Bersama

Regional
Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Istri Pembunuh Syok dan Pilih Batalkan Resepsi Pernikahan

Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Istri Pembunuh Syok dan Pilih Batalkan Resepsi Pernikahan

Regional
Jelang Pilkada, Dico Ganinduto Sebut Surveinya di Jateng Baik

Jelang Pilkada, Dico Ganinduto Sebut Surveinya di Jateng Baik

Regional
KPU Bangka Kurangi Jumlah TPS pada Pilkada 2024, dari 911 Jadi 600-an

KPU Bangka Kurangi Jumlah TPS pada Pilkada 2024, dari 911 Jadi 600-an

Regional
500-600 Ton Sampah Harian Kota Padang, 61 Persen Sisa Makanan

500-600 Ton Sampah Harian Kota Padang, 61 Persen Sisa Makanan

Regional
Panik Ular Masuk Dapur, Ibu di Salatiga Tidak Telepon Damkar tapi Ojek Online

Panik Ular Masuk Dapur, Ibu di Salatiga Tidak Telepon Damkar tapi Ojek Online

Regional
Pria di NTT Diduga Cabuli Anak 9 Tahun di Kebun

Pria di NTT Diduga Cabuli Anak 9 Tahun di Kebun

Regional
BEM Unnes Kritik Biaya Sumbangan Pengembangan Kampus Tembus Ratusan Juta, Ini Kata Kampus

BEM Unnes Kritik Biaya Sumbangan Pengembangan Kampus Tembus Ratusan Juta, Ini Kata Kampus

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com