Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akui Pernah Tolak Tawaran Posisi Menteri dan Wamen, FX Rudy: Jangan Sampai Nanti Dikatakan Barter Setelah Pilkada

Kompas.com - 31/08/2022, 16:51 WIB
Labib Zamani,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Ketua DPC PDI-P Solo FX Hadi Rudyatmo menegaskan pertemuannya dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Jakarta bukan ditawari posisi Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPANRB).

Pertemuannya dengan mantan duetnya saat masih bersama-sama memimpin Kota Solo, Jawa Tengah tersebut hanya untuk melepas kangen.

Rudy yang saat itu berangkat ke Jakarta untuk mengantarkan sayur kesukaan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri diberi kesempatan bertemu Presiden Jokowi di Istana Negara.

Baca juga: FX Rudy Bertemu Presiden Jokowi Selama 1 Jam di Istana, Bantah Bicara Reshuffle, Ini yang Dilakukan

"Kebetulan saya ke Jakarta diberi waktu beliau. Saya kemarin nganter sayur ke Ketua Umum saya, Mbak Mega. Ada kesempatan waktu suruh mampir, ya mampir," kata Rudy di Solo, Jawa Tengah, Rabu (31/8/2022).

Rudy mengatakan dalam pertemuan itu membicarakan banyak hal. Tetapi tidak ada pembahasan terkait dengan tawaran posisi MenPANRB. Tawaran MenPANRB kepada dirinya itu tidak benar.

"Tidak ada pembicaraan yang lain. Saya mengusulkan beberapa hal untuk Solo," ungkap dia.

Namun demikian, Rudy mengaku pernah mendapatkan tawaran posisi Menteri Sosial dan Wakil Menteri (Wamen) PUPR di akhir masa jabatannya pada 2020 lalu.

Tetapi mantan Wali Kota Solo itu menolak tawaran tersebut bukan tanpa alasan. Rudy tidak ingin ada dugaan barter karena saat itu jabatan dirinya sebagai wali kota belum berakhir dan Gibran sebagai Wali Kota Solo terpilih belum dilantik.

"Lha nak kemarin pernah ditawari Mensos dan Wamen PUPR. Saya memang tidak mau," kata dia.

Diketahui, DPC PDI-P Solo pada Pilkada 2020 mencalonkan pasangan Achmad Purnomo-Teguh Prakosa. Tetapi setelah rekomendasi dari DPP PDI-P turun akhirnya calon yang direkomendasikan diusung tersebut adalah Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa.

Sebagai kader partai yang taat dan patuh Ketua Umum, Rudy pun tetap melaksanakan keputusan dan rekomendasi DPP untuk memenangkan pasangan Gibran-Teguh.

"Saya terus terang saja jangan sampai nanti dikatakan barter setelah Pilkada. Pak Pur juga merasa kita dikira main-mainin. Pak Pur dicalonkan partai, namun saya kader partai yang taat dan patuh pada Ketua Umum. Begitu rekomendasinya turun Mas Gibran dan Pak Teguh hukumnya wajib untuk dimenangkan. Saya tidak mau menyakiti hati orang lain," imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Rodjo Tater di Tegal: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Rodjo Tater di Tegal: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Regional
Datangi Gedung DPRD, Puluhan Tenaga Honorer Minta 4.222 Pegawai Diangkat Jadi ASN

Datangi Gedung DPRD, Puluhan Tenaga Honorer Minta 4.222 Pegawai Diangkat Jadi ASN

Regional
BPBD OKU Evakuasi Korban Banjir di 4 Kecamatan

BPBD OKU Evakuasi Korban Banjir di 4 Kecamatan

Regional
Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Dibunuh Usai Hubungan Sesama Jenis, Ini Kronologi dan Motifnya

Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Dibunuh Usai Hubungan Sesama Jenis, Ini Kronologi dan Motifnya

Regional
2 Tersangka Pemalsuan Surat Tanah yang Libatkan Pj Walkot Tanjungpinang Ditahan

2 Tersangka Pemalsuan Surat Tanah yang Libatkan Pj Walkot Tanjungpinang Ditahan

Regional
2 Mobil Mewah Milik Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Bisnis BBM di Kalsel Disita

2 Mobil Mewah Milik Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Bisnis BBM di Kalsel Disita

Regional
Pengerjaan Jalan di Purworejo Dikeluhkan Warga, DPUPR Sebut Proses Lama karena Ini

Pengerjaan Jalan di Purworejo Dikeluhkan Warga, DPUPR Sebut Proses Lama karena Ini

Regional
Gubernur Kepri Minta Malaysia Lepas Nelayan Natuna yang Ditahan

Gubernur Kepri Minta Malaysia Lepas Nelayan Natuna yang Ditahan

Regional
Banjir di Sumsel Meluas, Muara Enim Ikut Terendam

Banjir di Sumsel Meluas, Muara Enim Ikut Terendam

Regional
Bunuh Anggota Polisi, Remaja di Lampung Campur Racun dan Obat Nyamuk ke Minuman Korban

Bunuh Anggota Polisi, Remaja di Lampung Campur Racun dan Obat Nyamuk ke Minuman Korban

Regional
Rayakan Tradisi Leluhur, 1.500 Warga Baduy 'Turun Gunung' pada 17 Mei 2024

Rayakan Tradisi Leluhur, 1.500 Warga Baduy "Turun Gunung" pada 17 Mei 2024

Regional
Menyoal Perubahan Status Kewarganegaraan Marliah yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia

Menyoal Perubahan Status Kewarganegaraan Marliah yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia

Regional
Susul Sekda Kota Semarang, Ade Bhakti Dijadwalkan Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada di PDI-P

Susul Sekda Kota Semarang, Ade Bhakti Dijadwalkan Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada di PDI-P

Regional
Pemuda di Sleman Lecehkan Mahasiswi, Awalnya Diajak Ngabuburit

Pemuda di Sleman Lecehkan Mahasiswi, Awalnya Diajak Ngabuburit

Regional
Kecelakaan Beruntun di Depan KIW Semarang, Satu Pengendara Tewas

Kecelakaan Beruntun di Depan KIW Semarang, Satu Pengendara Tewas

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com