Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TPA Jatibarang Diprediksi Penuh Tahun 2023, Pemkot Semarang Bakal Manfaatkan Sampah Jadi Listrik

Kompas.com - 08/08/2022, 18:52 WIB
Muchamad Dafi Yusuf,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Semarang, Jawa Tengah memprediksi jika Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang bakal penuh pada Juni 2023 mendatang.

Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah salah satunya dengan memanfaatkan sampah di TPA Jatibarang dijadikan energi listrik.

Wakil Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, pengelolaan sampah menjadi energi listrik akan menjadi salah satu solusi pengurangan sampah.

"Ini sedang proses lelang untuk projek sampah jadi energi listrik itu," jelasnya kepada Kompas.com, Senin (8/8/2022).

Sampai saat ini tim Pengelola Sampah Energi Listrik (PSEL) sudah melakukan beberapa opsi agar sampah yang di TPA Jatibarang bisa berkurang dengan rencana tersebut.

Baca juga: Jadi Langganan Banjir Rob, Pesisir Semarang Dibangun Tanggul Senilai Rp 300 Miliar

"Belum ada rencana karena nanti ada PSEL," kata dia saat ditanya kemungkinan buat TPA baru di Kota Semarang.

Selain itu Hevearita juga sedang melakukan upaya pengurangan sampah organik dari hulu untuk dijadikan produk-produk yang bernilai.

"Sebenarnya itu bisa dimanfaatkan untuk kompos, Eco Enzym dan produk-produk seperti tas," ungkapnya.

Dihubungi terpisah, Kepala TPA Jatibarang Wahyu Heryawan menambahkan, sampai saat ini sampah yang masuk ke TPA Jatibarang sebanyak 800 ton dalam sehari.

"Sekarang dalam sehari sekitar 800 ton. Dulu saat sebelum pandemi bisa sampai 1000 ton perhari," ujarnya.

Berdasarkan data yang dia terima, sampai saat ini sampah yang masuk ke TPA Jatibarang 61 persen merupakan sampah organik.

"Artinya itu semacam sampah rumah tangga. Itu yang paling banyak," ujarnya.

Dia menyebut, saat ini lahan di TPA Jatibarang juga sudah habis. Untuk itu pihak TPA Jatibarang barang mengembangkan maggot atau belatung.

"Kita harapannya karena 61 persen sampah organik akhirnya kita membuat solusi melalui maggot itu. Jadi maggot bisa mengurangi sampah organik," paparnya.

Sampai saat ini sudah ada 62 anggota pembudidaya maggot yang ikut terlibat mengurangi sampah organik di Kota Semarang.

"Kita berharap nanti akan semakin banyak anggota kita. Untuk bibit dan telur juga kita sediakan gratis jika ada warga yang minat," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Puluhan Sopir Angkut Barang di Pelabuhan Pangkalbalam Kehilangan Pekerjaan

Puluhan Sopir Angkut Barang di Pelabuhan Pangkalbalam Kehilangan Pekerjaan

Regional
KKB Kabur Saat Pasukan TNI dan Polri Tiba di Homeyo Intan Jaya

KKB Kabur Saat Pasukan TNI dan Polri Tiba di Homeyo Intan Jaya

Regional
KPU Wonogiri Tetapkan 50 Caleg DPRD Terpilih, 6 Mengundurkan Diri

KPU Wonogiri Tetapkan 50 Caleg DPRD Terpilih, 6 Mengundurkan Diri

Regional
Banjir dan Tanah Longsor Terjadi di 5 Kabupaten di Sulsel, Pj Bahtiar: Turut Berduka Cita

Banjir dan Tanah Longsor Terjadi di 5 Kabupaten di Sulsel, Pj Bahtiar: Turut Berduka Cita

Regional
Kebakaran Gudang BBM, Polda Lampung Tunggu Pemeriksaan Puslabfor

Kebakaran Gudang BBM, Polda Lampung Tunggu Pemeriksaan Puslabfor

Regional
Kecelakaan Maut di Tol Batang-Semarang, Ambulans Ringsek Usai Tabrak Truk

Kecelakaan Maut di Tol Batang-Semarang, Ambulans Ringsek Usai Tabrak Truk

Regional
Caleg Terpilih Pemilu di Temanggung Meninggal, Posisinya Diganti Caleg Peringkat 2

Caleg Terpilih Pemilu di Temanggung Meninggal, Posisinya Diganti Caleg Peringkat 2

Regional
1.085 Calon Jemaah Haji Asal Magelang Berangkat ke Tanah Suci, Kebanyakan Petani

1.085 Calon Jemaah Haji Asal Magelang Berangkat ke Tanah Suci, Kebanyakan Petani

Regional
Pria Ini Bakar Musala di Pekanbaru, Sakit Hati Dilarang Tidur dan Nongkrong

Pria Ini Bakar Musala di Pekanbaru, Sakit Hati Dilarang Tidur dan Nongkrong

Regional
Sebelum Ditemukan Gantung Diri, Napi Lapas Kedungpane Semarang Sempat Telepon Keluarga

Sebelum Ditemukan Gantung Diri, Napi Lapas Kedungpane Semarang Sempat Telepon Keluarga

Regional
Kronologi Kecelakaan Maut Ambulance Vs Truk di Tol Batang-Semarang yang Sebabkan 1 Penumpang Tewas

Kronologi Kecelakaan Maut Ambulance Vs Truk di Tol Batang-Semarang yang Sebabkan 1 Penumpang Tewas

Regional
Buka Pendaftaran Bakal Calon Gubernur Babel, Demokrat Pertimbangkan Survei dan Ongkos Politik

Buka Pendaftaran Bakal Calon Gubernur Babel, Demokrat Pertimbangkan Survei dan Ongkos Politik

Regional
Sanksi Tilang dan Proses Perbaikan Jalan Pantura Demak Kudus...

Sanksi Tilang dan Proses Perbaikan Jalan Pantura Demak Kudus...

Regional
Korupsi Dana Desa Rp 670 Juta, Kades di Flores Timur Ditahan

Korupsi Dana Desa Rp 670 Juta, Kades di Flores Timur Ditahan

Regional
Ghozali Everyday yang Terkenal karena NFT Hibahkan Alat Animasi ke Kampusnya

Ghozali Everyday yang Terkenal karena NFT Hibahkan Alat Animasi ke Kampusnya

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com