KOMPAS.com - KA (51), seorang guru pria Ciamis, Jawa Barat mengirim video mesum dengan selingkuhannya sesama guru di grup WhatsApp PGRI.
Setelah itu KA kabur dan keberadaannya belum diketahui.
Sementara itu di Bandung Barat, Kepala Desa Mekarwangi, Kecamatan Lembang menggadaikan sebidang tanah dan aset milik desa.
Saat menggadaikan aset desa, ia mendapat pinjaman Rp 200 juta. Hingga batas waktu, ia tak sanggup menebus sertifikat. Ia pun harus membayar biaya bungan Rp 1 persen per hari.
Dalam waktu 10 bulan, ia diminta membayar denda sebesar Rp 60 juta.
Dua berita tersebut menjadi perhatian pembaca Kompas.com dan berikut 5 berita populer Nusantara selengkapnya:
Video mesum 2 guru yang mengajar di salah satu SD di Kecamatan Sukadana, Ciamis menggegerkan dunia pendidikan.
Pelaku pria adalah KA (51) yang berstatus PNS. Sementara pelaku perempuan adalah LI (41) yang masih berstatus Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja.
Ironisnya, video mesum itu diunggah sendiri oleh KA di grup WhatsApp PGRI pada Selasa (12/7/2022).
Tak hanya mengunggah video, KA juga mengirim beberapa video vulgar LI.
Video mesum itu adalah kejadian lima tahun lalu. Saat dikonfirmasi, LI membenarkan terkait video tersebut. Tapi ia tidak memiliki videa dan foto tersebut.
Sementara itu, usai mengirim video mesum ke grup WhatsApp, keberadaan KA tak diketahui. Ia juga tak datang saat dipanggil oleh dinas terkait.
Baca juga: Video Mesum 2 Guru di Ciamis, Dikirim Pemeran Pria ke Grup WhatsApp PGRI Saat Dini Hari
Salah satunya dengan menggunakan racun pada buah kecubung.
Dua minggu sebelum penembakan, Kopda Muslimin mendapatkan saran dari salah satu eksekutor, yakni AS alias Gondrong, untuk membunuh istrinya dengan air kecubung.
AS pun memberikan air kecubung kepada Kopda Muslimin. Namun, tak lama kemudian Kopda Muslimin menelpon AS dan mengaku tak tega meracuni istrinya.
Akhirnya satu minggu kemudian, Kopda Muslimin memutuskan untuk membunuh istrinya dengan melakukan penembakan.
Setelah melakukan penembakan, Kopda Muslimin menghilang hingga akhirnya ditemukan tewas.
Dari hasil otopsi, diduga Kopda Muslimin meninggal karena keracunan karena tidak ditemukan luka akibat kekerasan fisik, baik benda tajam maupun tumpul.
Baca juga: Sempat Ingin Bunuh Istri dengan Kecubung, Kopda Muslimin Diduga Tewas karena Racun