PURWOREJO, KOMPAS.com - Di tengah penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak, Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan Purworejo, Jawa Tengah, mengimbau masyarakat selektif membeli daging untuk dikonsumsi.
Hal itu diterangkan Kabid Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan dan Kesmavet) DPPKP, drh Widarti kepada awak media, Rabu (22/6/2022).
Baca juga: Kasus PMK di Probolinggo Meluas hingga Tembus 11.314 Ekor, Petugas Terkendala Minimnya Obat-obatan
"PMK ini tidak menular ke manusia atau tidak zoonosis, jadi dari dagingnya masih bisa untuk dikonsumsi, aman untuk manusia tapi harus dengan perlakuan khusus," katanya.
Widarti menjelaskan, jika mendapat daging dari hasil kurban, sebaiknya jangan langsung dicuci. Melainkan direbus di air mendidih selama sekitar 30 menit.
"Untuk jeroan juga seperti itu, kita perlakukan sama seperti daging," katanya.
Dia melanjutkan, untuk kemasan yang tadinya dipakai membungkus daging, sebaiknya dimasukkan ke wadah dan diberi disinfektan memakai cuka dapur untuk pemutih pakaian supaya virus tidak menyebar.
Adapun populasi ternak di Purworejo mencapai ratusan ribu ekor. Rinciannya jumlah sapi 22.329 ekor, kerbau 1.123 ekor, kambing 256.302 ekor, domba 51.950 ekor, dan babi 1.147 ekor.
Adapun virus penyebab PMK diketahui sudah menginfeksi 7 ekor ternak, tepatnya di Kecamatan Bagelen. Widarti pun mengimbau agar kandang ternak dijaga kebersihannya.
"Bisa dengan disinfektan yang sudah tersedia di toko- toko pertanian atau bisa juga dengan bahan murah seperti asam sitrat, atau yang biasa kita sebut dengan citroen zuur untuk penyemprotan kandang dan ternaknya," katanya.
Baca juga: Jumlah Hewan Ternak Positif PMK di Semarang Semakin Banyak, Sudah Ada 622 Kasus
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.