BATAM, KOMPAS.com – Tujuh Pekerja Migran Indonesia (TKI) ilegal yang mengalami musibah kapal tenggelam di Batam tepatnya di perairan Nongsa, Kepulauan Riau (Kepri), Kamis (16/6/2022), belum ditemukan. Padahal saat ini telah memasuki hari kedua pencarian.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Tanjungpinang, Slamet Riyadi mengatakan, kapal yang ditumpangi para TKI ilegal tersebut menabrak kayu hingga akhirnya terbalik dan tenggelam.
Saat peristiwa terjadi, kapal mengangkut 30 orang TKI ilegal.
“Tujuh orang masih dilakukan pencarian dan 23 orang yang berhasil diselamatkan,” kata Riyadi melalui telepon, Sabtu (17/6/2022).
Dalam pencarian pada hari kedua, Riyadi mengatakan, pencarian melibatkan kru SAR, Lanal Batam, Polair Polda Kepri, KSOP Batam, Bakamla, tim Bea Cukai, tim BP2MI, dan nelayan sekitar.
“Tim kami dengan KN SAR Purworejo 101 dan tim rescue Pos SAR Batam,” terang Riyadi.
Riyadi menjelaskan, lokasi pencarian masih difokuskan di sekitar perairan Pulau Putri.
“Hasil masih nihil. Namun tim tetap berjibaku melakukan operasi SAR terhadap para korban. Semoga ditemukan dalam keadaan selamat,” tutur Riyadi.
Baca juga: Kapal yang Angkut 30 TKI Ilegal Tenggelam di Batam, Warga Lapor ke Disnakertrans NTB
Riyadi mengaku masih belum mengetahui identitas tujuh orang TKI yang masih belum ditemukan.
Sedangkan untuk 23 TKI yang berhasil diselamatkan, yakni:
1. Danil beralamat Jiken, Rarang tengah, Terara.
2. Masrin beralamat Jiken, Rarang tengah, Terara.
3. Suardi beralamat Seganteng, Rarang selatan, Terara.
4. M. Jefri tinggal di Padak Selatan, Padak Guar, Sambelia.