Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Hanya Cabai, Harga Ikan Laut di Cirebon Naik Dua Kali Lipat

Kompas.com - 13/06/2022, 17:17 WIB
Muhamad Syahri Romdhon,
Reni Susanti

Tim Redaksi

CIREBON, KOMPAS.com – Tak hanya harga cabai dan bumbu dapur lainnya, harga sejumlah jenis ikan di Pasar Ikan Gebang, Desa Gebang, Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, naik hingga dua kali lipat.

Seperti  ikan kembung dari biasanya Rp 15.000 naik menjadi Rp 30.000. Bahkan ada ikan yang tidak lagi dijual karena harganya yang tinggi. 

Di Pasar Ikan Gebang, kenaikan berbagai jenis ikan berkisar di angka Rp 5000-10.000 per kilogram. 

Baca juga: Petani di Siantar Ungkap Penyebab Melonjaknya Harga Cabai Merah

Contohnya harga ikan kakap merah yang semula Rp 45.000 kini Rp 55.000. Harga ikan kembung Rp 15.000 menjadi Rp 30.000.

Beberapa ikan lainnya, seperti tongkol dan talang ikut naik dengan besaran Rp 10.000. Bahkan ada beberapa jenis ikan yang sudah tidak dijual karena tidak ada stok pengiriman dari nelayan.

Suniah, salah satu pedagang ikan laut di Pasar Ikan Gebang, menyampaikan kenaikan terjadi hampir di semua jenis ikan. Kenaikan sudah terjadi sejak satu sampai dua pekan belakangan.

Tak hanya jenis ikan, sejumlah hasil tangkapan laut lainnya juga naik. Misal cumi yang biasa dijual Rp 40.000 kini menjadi Rp 50.000.

Sontong atau Blakutak yang biasa Rp 45.000 kini Rp 55.000. Hal serupa terjadi pada udang, kepiting, kerang, dan lainnya dengan kenaikan rata-rata Rp 5000-10.000 per kg.

“Cumi yang biasa Rp 40.000 sekarang sudah Rp 50.000, sontong biasanya Rp 45.000–55.000. Kakap biasanya Rp 45.000 sekarang Rp 55.000. Kakap putih malah sudah tidak jual, karena mahal. Nah ikan kembung yang biasa ramai dibeli, sekarang sedikit, karena harganya naik dari Rp 15.000 menjadi Rp 30.000,” kata Suniah kepada Kompas.com di pasar ikan.

Baca juga: Wabah PMK Menyebar di 15 Kecamatan, Pemkab Magelang Bentuk Satgas

Suniah yang sudah 20 tahun menjadi pedagang ikan laut ini mengeluh. Imbas harga mahal, hampir setiap hari dia rugi.

Sebab ikannya tidak banyak yang beli. Sedangkan kualitas ikan laut, bila lama tidak terjual, akan menurun dan berimbas pada harga.

“Beli ikannya sepi, karena sedikit nelayan yang melaut, setelah dapat ikan, sekarang jualnya juga sepi. Bingung mas. Jualan jadi sepi. Rugi,” tambah Suniah.

Dia berharap penjualan kembali ramai dengan harga beli dan jual yang stabil.

Hal serupa juga dikeluhkan Agus dan Riri. Pasangan suami istri yang menjual beberapa jenis ikan ini juga tidak mengerti penjualannya menurun.

Baca juga: “Selamat Jalan Aa Eril”

 

Keduanya fokus menjual jenis sontong atau blakutak, cumi, udang dan lainnya. Dia juga menaikan harga jual hari ini Rp5.000-10.000 perkilogram dari harga jual sebelumnya.

“Menurun mas tangkapannya. Meski nelayan tidak bilang, kan selalu terlihat dari proses bongkaran di pelelangan. Jumlahnya tidak seperti biasanya. Sekarang harga-harga ikan sedang tidak stabil,” kata Agus.

Suniah, Agus, dan Riri, mendengar kabar, kenaikan harga dipicu akibat hasil tangkapan nelayan di sekitarnya kurang bagus.

Secara kuantitas, hasil tangkapan nelayan berkurang. Hal ini terjadi karena kondisi cuaca dan angin laut yang tidak menentu sehingga menyulitkan para nelayan mendapatkan ikan di laut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

301 KK Warga Desa Laingpatehi dan Pumpente di Pulau Ruang Akan Direlokasi, Pemprov Sulut: Mereka Siap

301 KK Warga Desa Laingpatehi dan Pumpente di Pulau Ruang Akan Direlokasi, Pemprov Sulut: Mereka Siap

Regional
Jumlah Siswa Tak Sebanding dengan Sekolah, Mbak Ita Akan Tambah 3 SMP pada 2025

Jumlah Siswa Tak Sebanding dengan Sekolah, Mbak Ita Akan Tambah 3 SMP pada 2025

Regional
Guru PPPK di Semarang Mengeluh Gaji Belum Cair, Wali Kota: Laporan Belum Masuk

Guru PPPK di Semarang Mengeluh Gaji Belum Cair, Wali Kota: Laporan Belum Masuk

Regional
3 Eks Pegawai BP2MI Bandara Soekarno-Hatta Dituntut 1,5 Tahun Penjara

3 Eks Pegawai BP2MI Bandara Soekarno-Hatta Dituntut 1,5 Tahun Penjara

Regional
Saat Keluarga Dokter Wisnu Titip Surat untuk Presiden Jokowi, Minta Bantuan Pencarian

Saat Keluarga Dokter Wisnu Titip Surat untuk Presiden Jokowi, Minta Bantuan Pencarian

Regional
Dugaan Korupsi Lahan Hutan Negara, Kejati Sumbar Panggil Bupati Solok Selatan

Dugaan Korupsi Lahan Hutan Negara, Kejati Sumbar Panggil Bupati Solok Selatan

Regional
Mantan Walkot Tangerang Maju sebagai Calon Gubernur Banten

Mantan Walkot Tangerang Maju sebagai Calon Gubernur Banten

Regional
Jumlah Pengangguran di Banten Tertinggi se-Indonesia

Jumlah Pengangguran di Banten Tertinggi se-Indonesia

Regional
Konten Judi 'Online' dan Hoaks Pemilu Terdeteksi, Kapolda Lampung: Akun Palsu Cari Keuntungan Trafik

Konten Judi "Online" dan Hoaks Pemilu Terdeteksi, Kapolda Lampung: Akun Palsu Cari Keuntungan Trafik

Regional
Ditinggal Berkebun, Rumah Warga Kabupaten Semarang Ludes Terbakar

Ditinggal Berkebun, Rumah Warga Kabupaten Semarang Ludes Terbakar

Regional
Jateng Mulai Kemarau Bulan Mei, Pemprov Antisipasi Risiko Kekeringan

Jateng Mulai Kemarau Bulan Mei, Pemprov Antisipasi Risiko Kekeringan

Regional
Tingkatkan Kesejahteraan ASN-Pensiunan, Pemprov Sumut dan Taspen Sosialisasikan Program JKK hingga JKM

Tingkatkan Kesejahteraan ASN-Pensiunan, Pemprov Sumut dan Taspen Sosialisasikan Program JKK hingga JKM

Regional
Guru di Pontianak yang Cabuli Siswinya hingga Hamil Divonis 12 Tahun Penjara

Guru di Pontianak yang Cabuli Siswinya hingga Hamil Divonis 12 Tahun Penjara

Regional
Dukung Bupati Blora, FKDT Siap Laksanakan Program 'Sekolah Sisan Ngaji'

Dukung Bupati Blora, FKDT Siap Laksanakan Program "Sekolah Sisan Ngaji"

Regional
Misteri Kematian Dimas di Kayong Utara, Polisi Pastikan Kecelakaan Tunggal

Misteri Kematian Dimas di Kayong Utara, Polisi Pastikan Kecelakaan Tunggal

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com