JAYAPURA, KOMPAS.com - Dalam beberapa bulan terakhir, terlihat antrean truk yang hendak mengisi bahan bakar minyak (BBM) di sejumlah SPBU di Kota Jayapura, Papua.
Antrean bisa mencapai lebih dari seratus meter, terutama pada pagi hari.
Menurut petugas salah satu SPBU di wilayah Jayapura yang enggan disebutkan namanya, sudah beberapa bulan terakhir, Pertamina mengurangi distribusi solar. Sehingga ketersediaannya hanya ada di pagi hingga siang hari.
Akibatnya, antrean truk-truk dan kendaraan berbahan bakar solar pasti terjadi di pagi hari karena mereka harus menunggu pendistribusian solar terlebih dahulu.
"Dulu kita dapat distribusi solar dua kali dalam satu hari, sekarang cuma satu kali, itu masuk sekitar jam delapan. Kalau pagi antrean truk panjang karena tunggu solar masuk dulu," ujar petugas SPBU itu di Jayapura, Selasa (28/3/2022).
Sementara itu, Regional Manager Retail Sales Pertamina Papua-Maluku Awan Raharjo membantah adanya pengurangan distribusi solar ke SPBU.
Baca juga: Pakar Ekonomi: Masyarakat Digebuki Kenaikan Bahan Pokok dan Kelangkaan Solar Subsidi
"Saya memonitor setiap hari, untuk pendistribusiannya tidak ada perbedaan di banding tahun lalu, dari sisi kuota dibandingkan tahun lalu tidak ada pengurangan," kata dia.
Awan mengakui belum mengetahui secara pasti apa penyebab munculnya antrean truk di beberapa SPBU di Jayapura.
Namun, ia memperkirakan hal tersebut terjadi karena ada dua SPBU yang disanksi dan tak diberikan pasokan solar.
"Ada dua SPBU yang sedang dilakukan pembinaan di mana tidak disalurkan solar. Tapi jatah solarnya kita pindahkan ke SPBU lainnya, mungkin ini yang menyebabkan ada antrean di SPBU," tuturnya.
Dari sisi stok BBM, sambung Awan, di Regional Papua-Maluku ada 21 TBBM, seluruhnya tidak pada posisi yang kritis (di bawah tiga hari).
Bahkan, stok BBM di Jayapura rata-rata stoknya di atas lima hari.
"Kuota solar untuk regional Papua-Maluku ada 192.570 KL, jumlah ini meningkat 0,6 persen dibandingkan realisasi penyaluran di tahun lalu," ungkapnya.