SEMARANG, KOMPAS.com - Pagi ini, Kota Semarang cuacanya cerah. Hal itu dimanfaatkan Masrohan (38) warga Tambakrejo, Kota Semarang, Jawa Tengah untuk memancing.
Dia tak sendirian, Masrohan juga ditemani tiga temannya yang lain. Salah satu tempat favorit mereka memancing adalah di Sungai Banjir Kanal Timur (BKT) Tambakrejo.
Selama berjam-jam sudah dia lalui, namun belum ada satupun ikan yang tersangkut di kailnya.
Baca juga: Ada Pulau Baru di Semarang, Penampakannya Bikin Jijik
"Ini yang nyangkut malah sampah," jelasnya sambil memperlihatkan sampah yang nyangkut di kail pancingnya, Kamis (3/3/2022).
Menurutnya, sejak adanya Pulau Sampah yang ada di BKT populasi ikan menurun. Sebelumnya dalam sehari dia bisa mendapatkan puluhan ikan. "Namun sekarang dapat satu saja sudah untung," keluhnya.
Kebanyakan, yang dia dapat malah sampah. Dalam satu hari sampah yang menyangkut di kail pancingnya bisa sampai satu tong.
"Kebanyakan yang menyangkut di kali itu popok bayi dan sampah plastik seperti ini," ujarnya.
Imbas dari pulau sampah, merusak biota laut yang mana jumlah dan ukuran ikan berkurang. Beragam jenis ikan muara seperti manyung, kakap,sembilang dan lainnya populasinya berkurang.
"Umpan saya habis dimakan sampah," katanya. Selain populasi ikan yang berkurang, bobot ikan juga ikut berkurang.
Baca juga: Cerita Maret, Ubah Sampah Plastik Jadi Kerajinan Bernilai Jutaan Rupiah
Dia mencontohkan, ikan kakap yang sebelumnya bisa sampai 10 kilogram sekarang paling besar hanya 5 kilogram.
"Ikannya pada kurang gizi imbas ada sampah," tuturnya.
Meski mengetahui ikan di BKT sudah terkontaminasi microplastic, dia terpaksa tetap memakan ikan-ikan tersebut. "Soalnya ombak tinggi, biasanya dari tengah laut," paparnya.
Baca juga: Kisah Ika Yudha Bangun Bank Sampah Resik Becik, Ubah Sampah Jadi Barang Bernilai
Menanggapi hal itu, Anggota Wahana Lingkungan Hidup Jawa Tengah, Iqbal Alma menyebut sampah-sampah tersebut juga berpotensi menyebabkan dampak kesehatan bagi masyarakat.
Pasalnya biota laut yang ditangkap nelayan dari sekitar tumpukan sampah kemungkinan telah tercemar.
Salah satu kandungan yang mungkin mencemari hasil tangkapan di sekitar tumpukan sampah adalah mikroplastik. "Mikroplastik dimakan ikan kemudian ikannya dikonsumsi," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.