Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curhat Pencari Ikan di Semarang, Susah Dapat Ikan karena Pulau Sampah

Kompas.com - 03/03/2022, 13:51 WIB
Muchamad Dafi Yusuf,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Pagi ini, Kota Semarang cuacanya cerah. Hal itu dimanfaatkan Masrohan (38) warga Tambakrejo, Kota Semarang, Jawa Tengah untuk memancing.

Dia tak sendirian, Masrohan juga ditemani tiga temannya yang lain. Salah satu tempat favorit mereka memancing adalah di Sungai Banjir Kanal Timur (BKT) Tambakrejo.

Selama berjam-jam sudah dia lalui, namun belum ada satupun ikan yang tersangkut di kailnya.

Baca juga: Ada Pulau Baru di Semarang, Penampakannya Bikin Jijik

"Ini yang nyangkut malah sampah," jelasnya sambil memperlihatkan sampah yang nyangkut di kail pancingnya, Kamis (3/3/2022).

Menurutnya, sejak adanya Pulau Sampah yang ada di BKT populasi ikan menurun. Sebelumnya dalam sehari dia bisa mendapatkan puluhan ikan. "Namun sekarang dapat satu saja sudah untung," keluhnya.

Kebanyakan, yang dia dapat malah sampah. Dalam satu hari sampah yang menyangkut di kail pancingnya bisa sampai satu tong.

"Kebanyakan yang menyangkut di kali itu popok bayi dan sampah plastik seperti ini," ujarnya.

Imbas dari pulau sampah, merusak biota laut yang mana jumlah dan ukuran ikan berkurang. Beragam jenis ikan muara seperti manyung, kakap,sembilang dan lainnya populasinya berkurang.

"Umpan saya habis dimakan sampah," katanya. Selain populasi ikan yang berkurang, bobot ikan juga ikut berkurang.

Baca juga: Cerita Maret, Ubah Sampah Plastik Jadi Kerajinan Bernilai Jutaan Rupiah

Dia mencontohkan, ikan kakap yang sebelumnya bisa sampai 10 kilogram sekarang paling besar hanya 5 kilogram.

"Ikannya pada kurang gizi imbas ada sampah," tuturnya.

Meski mengetahui ikan di BKT sudah terkontaminasi microplastic, dia terpaksa tetap memakan ikan-ikan tersebut. "Soalnya ombak tinggi, biasanya dari tengah laut," paparnya.

Baca juga: Kisah Ika Yudha Bangun Bank Sampah Resik Becik, Ubah Sampah Jadi Barang Bernilai

Menanggapi hal itu, Anggota Wahana Lingkungan Hidup Jawa Tengah, Iqbal Alma menyebut sampah-sampah tersebut juga berpotensi menyebabkan dampak kesehatan bagi masyarakat.

Pasalnya biota laut yang ditangkap nelayan dari sekitar tumpukan sampah kemungkinan telah tercemar.

Salah satu kandungan yang mungkin mencemari hasil tangkapan di sekitar tumpukan sampah adalah mikroplastik. "Mikroplastik dimakan ikan kemudian ikannya dikonsumsi," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengusaha Kerajinan Tembaga Boyolali Ditemukan Tewas di Rumahnya, Diduga Dibunuh

Pengusaha Kerajinan Tembaga Boyolali Ditemukan Tewas di Rumahnya, Diduga Dibunuh

Regional
Puncak Gunung Lewotobi NTT Hujan Deras, Warga Diimbau Waspadai Banjir Lahar

Puncak Gunung Lewotobi NTT Hujan Deras, Warga Diimbau Waspadai Banjir Lahar

Regional
Pagi Berdarah, Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri di Jalan Desa

Pagi Berdarah, Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri di Jalan Desa

Regional
Kapal Logistik dari Malaysia Karam di Perairan Kepulauan Meranti

Kapal Logistik dari Malaysia Karam di Perairan Kepulauan Meranti

Regional
SDN 52 Buton Terendam Banjir, Pagar Sekolah Terpaksa Dijebol

SDN 52 Buton Terendam Banjir, Pagar Sekolah Terpaksa Dijebol

Regional
Tantang Mahyeldi pada Pilkada Sumbar, Bupati Solok Daftar ke Nasdem

Tantang Mahyeldi pada Pilkada Sumbar, Bupati Solok Daftar ke Nasdem

Regional
Kemeriahan BBI BBWI dan Lancang Kuning Carnival di Riau, dari 10.000 Penari hingga Ratusan UMKM dan Ekonomi Kreatif

Kemeriahan BBI BBWI dan Lancang Kuning Carnival di Riau, dari 10.000 Penari hingga Ratusan UMKM dan Ekonomi Kreatif

Regional
Bersengketa di MK, Penetapan Kursi DPRD Bangka Belitung Tertunda

Bersengketa di MK, Penetapan Kursi DPRD Bangka Belitung Tertunda

Regional
Banjir Luwu, Korban Meninggal Jadi 10 Orang, 2 Masih Dicari

Banjir Luwu, Korban Meninggal Jadi 10 Orang, 2 Masih Dicari

Regional
Capaian Keuangan Sumsel, Nilai Ekspor 503,09 Juta Dollar AS hingga NTUP Naik 1,5 Persen 

Capaian Keuangan Sumsel, Nilai Ekspor 503,09 Juta Dollar AS hingga NTUP Naik 1,5 Persen 

Regional
Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Regional
Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Regional
Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Regional
Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Regional
3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com