Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Ogoh-ogoh dan Mengapa Ada di Setiap Perayaan Nyepi?

Kompas.com - 02/03/2022, 20:52 WIB
Dini Daniswari

Editor

KOMPAS.com - Ogoh-ogoh adalah boneka raksasa yang diarak keliling desa pada malam menjelang Hari Raya Nyepi (Ngerupukan/upacara pembersihan).

Arak-arakan ogoh-ogoh diiringi gamelan Bali yang disebut Bleganjur. Selesai diarak, ogoh-ogoh lalu dibakar.

Sejarah Ogoh-ogoh

Ogoh-ogoh berasal dari sebutan ogah-ogah, dalam bahasa Bali berarti digoyang-goyangkan.

Sesungguhnya, ogoh-ogoh tidak memiliki hubungan langsung dengan upacara Hari Raya Nyepi.

Baca juga: Ogoh-ogoh Terbaik di Denpasar, Usung Tema Covid-19 dengan Bahan Masker hingga Arang

Namun, sejak presiden memutuskan Hari Raya Nyepi menjadi libur nasional pada tahun 1983, ogoh-ogoh menjadi bagian perayaan menjelang Hari Raya Nyepi.

Ogoh-ogoh menampilkan patung bhuta kala yang diarak keliling desa satu hari sebelum Hari Raya Nyepi.

Warga menunjukkan kesiapan perlawanan terhadap hoaks dan ujaran kebencian ditandai dengan mengetapel ogoh-ogoh genderuwo lantas membakarnya. Warga melaksanakan prosesi ini di pinggir Sungai Progo, Kecamatan Sentolo, Kulon Progo. Dok. Istimewa Warga menunjukkan kesiapan perlawanan terhadap hoaks dan ujaran kebencian ditandai dengan mengetapel ogoh-ogoh genderuwo lantas membakarnya. Warga melaksanakan prosesi ini di pinggir Sungai Progo, Kecamatan Sentolo, Kulon Progo.

Awalnya, arak-arakan dilakukan di sejumlah tempat di Denpasar. Setelah mengikuti Pesta Kesenian Bali ke XII, pawai ogoh-ogoh makin menyebar ke sejumlah tempat.

Pengertian Ogoh-ogoh

Ogoh-ogoh adalah karya seni patung dalam kebudayaan Bali yang menggambarkan kepribadian bhuta kala.

Dalam ajaran Hindu, bhuta kala merepresentasikan kekuatan (Bhu) alam semesta dan waktu (kala) yang tidak terukur dan terbantahkan. Bhuta kala identik dengan kekuatan negatif yang memiliki sifat mengganggu kehidupan manusia.

Baca juga: Gubernur Koster Izinkan Pawai Ogoh-ogoh Saat Perayaan Nyepi di Bali

Bhuta kala yang diwujudkan dalam bentuk patung yang digambarkan sebagai sosok besar dan menakutkan, biasanya diwujudkan dalam raksasa.

Selain itu, ogoh-ogoh diwujudkan sebagai makhluk yang hidup di mayapada, surga, dan neraka. Wujud ogoh-ogoh menyerupai naga, gajah, atau widyadari/bidadari.

Dalam perkembangannya, ogoh-ogoh dibentuk menyerupai publik figur, seperti pemimpin dunia, artis, bahkan penjahat.

Ogoh-ogoh dibuat dari bubur kertas, bahan pelekat, dan bambu oleh kaum remaja di Bali.

Umat Hindu mengarak ogoh-ogoh di Bali, Rabu (6/3/2019). Pawai Ogoh-ogoh dilaksanakan dalam rangkaian perayaan Nyepi Tahun Baru Caka 1941 yang jatuh pada tanggal 7 maret 2019.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Umat Hindu mengarak ogoh-ogoh di Bali, Rabu (6/3/2019). Pawai Ogoh-ogoh dilaksanakan dalam rangkaian perayaan Nyepi Tahun Baru Caka 1941 yang jatuh pada tanggal 7 maret 2019.

Ogoh-ogoh sebagai ungkapan spontanitas untuk memeriahkan ngerupukan, namun tidak ada hubungannya dengan Hari Raya Nyepi.

Para cendekiawan Hindu Dharma mengambil kesimpulan bahwa ogoh-ogoh melambangkan keinsyafan manusia akan kekuatan alam semesta.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Bullying' Suporter Persib Bandung, 2 Warga Solo Ditangkap

"Bullying" Suporter Persib Bandung, 2 Warga Solo Ditangkap

Regional
50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

Regional
Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Regional
Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Regional
Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Regional
Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Regional
Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Regional
Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Regional
Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Regional
Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Regional
Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

Regional
115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

Regional
Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Regional
Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com