SURABAYA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya gelar apel akbar kader kesehatan dalam menghadapi musim pancaroba dan libur akhir tahun.
Sebanyak 12.400 kader kesehatan mengikuti kegiatan yang digelar di GOR Sepuluh Nopember, Surabaya, Minggu (28/11/2021).
Dalam menghadapi musim pancaroba dan mewaspadai penyakit menjelang Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 (Nataru), Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi ingin menggandeng seluruh masyarakat Kota Pahlawan.
Eri menegaskan, Kota Surabaya tidak bisa menjadi sehat jika masyarakat tidak mencintai lingkungan sendiri.
Oleh karena itu, ia meminta seluruh kader kesehatan bersama-sama mengubah perilaku warga menjadi lebih sehat.
Eri meminta warga membersihkan lingkungannya sehingga terhindar dari jentik nyamuk demam berdarah dengue (DBD) dan banjir.
"Kalau menjaga kampung, jangan sampai salurannya itu buntu, biar enggak banjir. Karena itu (saluran) sudah dibangun oleh wali kota sebelumnya, mulai dari zamannya Pak Bambang DH, Bu Risma membangun, ayo dijaga bareng-bareng," kata Eri di GOR Sepuluh Nopember.
Menurut Eri, upaya menjaga lingkungan di Kota Surabaya tetap bersih, bukan hanya tugas pemkot. Akan tetapi juga peran serta masyarakat, menjaga kota ini agar terhindar dari segala macam bencana.
Baca juga: ASN Pemkot Surabaya Diduga Tipu Warga dengan Modus Janjikan Jadi PNS, Eri Cahyadi: Kebacut!
"Nanti kalau banjir, jarene (katanya) Pak Eri enggak pernah turun? Ya saya lihat dulu warganya, kalau warga enggak ikut turun, ngapain kita harus turun? Tapi kalau warga turun, bersama-sama pemerintah, mau mengubah perilakunya. Kita bisa berterima kasih kepada pemimpin sebelumnya," ujar Eri.
Setelah acara Kewaspadaan Peningkatan Penyakit Menjelang Musim Pancaroba dan Nataru 2021 diresmikan, para kader kesehatan di seluruh Kota Surabaya akan turun langsung ke rumah-rumah warga.
Para kader kesehatan tidak sendiri, nantinya didampingi camat dan lurah dari masing-masing wilayah.
Camat dan lurah harus dampingi kader kesehatan
Eri juga mengingatkan para camat dan lurah di Surabaya, agar turut serta mendampingi para kader kesehatan yang bertugas ke rumah-rumah warga. Menurutnya, tugas kader kesehatan adalah tugas Pemkot Surabaya.
"Memeriksa jentik di kamar mandi, dipikir enak jadi kader? Yo enggak, kadang-kadang dimarahi, diusir orang. Nah, ketika ada kader yang diperlakukan seperti itu, camat dan lurah juga harus hadir, jangan dilepas. Karena ini tugasnya pemkot. Pemkot nggak bisa jalan tanpa kehebatan para kader ini," ujar dia.
Eri berharap, dengan adanya kader kesehatan nantinya tidak ada lagi jentik nyamuk, stunting, gizi buruk, bahkan Covid-19 di Kota Surabaya.
"Oleh karena itu, sebagai pemimpin yang baik, hargai kader-kader itu. Sayangi kader-kader itu. Kalau warganya nggak jalan, kadernya nggak jalan, omong kosong Surabaya menjadi kota yang hebat. Ayo dijaga bareng-bareng, apa yang sudah diberikan oleh pemimpin sebelumnya," tutur dia.