Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tembok SD di Yogyakarta Digambari Alat Kelamin dan Kata Umpatan, Kepsek: Kami Prihatin

Kompas.com - 30/08/2021, 14:04 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Khairina

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Sekolah Dasar (SD) Negeri Tukangan Yogyakarta menyayangkan adanya coretan berupa tulisan dan gambar tidak senonoh di tembok sekolah yang menghadap Jalan Suryopranoto itu.

"Sebenarnya kalau corat-coret tembok itu dianggap wajar, dalam arti di lingkup pendidikan ada toleransinya. Tetapi kalau seperti ini ada gambar yang tidak senonoh kami prihatin," Ujar Kepala Sekolah SD Negeri Tukangan, Sardi, Senin (30/8/2021).

Ia mengungkapkan tembok di lingkungan sekolah tersebut sudah beberapa kali dicorat-coret. Sardi mengungkapkan awalnya tembok itu dicorat-coret pada hari Rabu minggu lalu, lalu sudah dilakukan pembersihan oleh aparat. Lalu pada hari Jumat tembok tersebut dicorat-coret kembali.

Baca juga: Gibran Siapkan Ruang untuk Seni Mural di Solo

"Saat hari Jumat kami lembur pukul 22.00 itu pulang dari sini masih bersih. Sabtu pagi tembok sudah ada tulisan seperti itu. Gambar dan tulisan kemungkinan dibuat saat Sabtu dini hari," ungkapnya.

Mengetahui tembok di lingkungannya digambari mirip alat kelamin pria dan tulisan umpatan dengan menggunakan bahasa Inggris, pihaknya lalu melaporkan kepada pihak kepolisian.

Selain melaporkan kepada pihak kepolisian, Sardi juga melaporkan ke Satpol PP dan juga Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta.

"Kami lalu melaporkan ke Polsek Pakualaman,  lalu kami membuat pemberitahuan ke Dinas Pendidikan juga. Dari polsek sudah ditanggapi kemudian koordinasi dengan Pol PP menurut info akan dihapus hari ini," tanbahnya.

Dia menambahkan pada awal September mendatang SD Negeri Tukangan mengikuti penilaian akreditasi dari Dinas Pendidikan.

"Kebetulan bersama momennya sekolah ini tanggal 2 (September) harus akreditasi kok ya ada-ada aja," kata dia.

Tembok di lingkungan sekolah yang menghadap Jalan Suryopranoto ini sering digambar mural oleh seniman Yogyakarta.

Pihaknya tidak mempermasalahkan jika tembok tersebut digambar mural dengan memiliki nilai karya seni. Tetapi, ia menyayangkan tembok justru diisi oleh hujatan dan gambar tidak senonoh.

"Pihak sekolah menyayangkan, sebenernya ini kan ruang publik kalau hanya untuk gambar mural enggak masalah yang karya seni boleh kalau hujatan gambar-gambar porno kami menyayangkan itu," ucapnya.

Baca juga: Bupati Banyumas Larang Isolasi Mandiri Covid-19: Dibawa ke Tempat Isolasi Terpusat

"Untung saja anak-anak belum tatap muka kalau sudah masuk ada gambar seperti itu efeknya itu lho," kata Sardi.

Sebelumnya, Lomba mural yang diinisiasi oleh gerakan "Gejayan Memanggil" viral beberapa waktu ini dan menjadi perhatian warganet.

Bahkan dalam lomba yang diadakan sepekan ini mural yang paling cepat dihapus oleh aparat mendapatkan nilai lebih.

Kepala Satpol PP DIY Noviar Rahmad menanggapi hal itu.

Menurut dia, mural atau lukisan dengan media dinding di area publik merupakan pelanggaran peraturan daerah (Perda), sehingga pihaknya melakukan penghapusan mural yang dibuat di area fasilitas publik.

"Pertama memang di satu sisi sesuai dengan aturan kita punya Perda nomor 2 tahun 2017 tentang ketentraman ketertiban umum dan perlindungan masyarakat. Di dalam salah satu pasal tertib lingkungan, ada aturan larangan corat coret di muka umum," katanya saat dihubungi Jumat (27/8/2021).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Bullying' Suporter Persib Bandung, 2 Warga Solo Ditangkap

"Bullying" Suporter Persib Bandung, 2 Warga Solo Ditangkap

Regional
50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

Regional
Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Regional
Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Regional
Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Regional
Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Regional
Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Regional
Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Regional
Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Regional
Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Regional
Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

Regional
115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

Regional
Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Regional
Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com