ACEH UTARA, KOMPAS.com – Nurul Akmal, lifter angkat besi Indonesia, berlaga di final angkat besi wanita kelas 87 plus kg di Olimpiade Tokyo, pada Senin (2/8/2021) sore.
Walau gagal meraih medali, namun Nurul meraih posisi kelima di grup A, dengan hasil snatch 115, clean and jerk 256.
Orangtua Nurul, Hasballah, mengaku sangat bangga dengan putrinya, yang berlaga di ajang olahraga sebesar Olimpade.
Menurut Hasballah, putri keduanya itu setiap hari meneleponnya, walaupun dia tinggal di Desa Serbajaman Tunong, Kecamatan Tanah Luas, Kabupaten Aceh Utara.
Bahkan, sesaat sebelum berlaga, putri Hasballah dan Nurmala Ishak itu masih sempat menelepon orangtuanya.
“Ini dia sedang telepon ibunya. Saya sangat terharu. Saya sangat tegang menyambut final ini. Tak pernah saya setegang ini,” kata Hasballah dihubungi per telepon, Senin (2/8/2021).
Baca juga: Profil Nurul Akmal, Atlet Angkat Besi Anak Petani Aceh, Sukses Tembus Final Olimpiade Tokyo
Ingin nasib anaknya sebagai atlet diperhatikan, diangkat jadi PNS
Dia menyebutkan, putrinya saat ini telah tamat Universitas Abulyatama Banda Aceh dan menyandang sarjana pendidikan.
“Saya minta, jika Presiden Jokowi mendengar, angkatlah anak saya menjadi PNS. Apa yang dia lakukan sudah membanggakan kita semua sebagai rakyat Indonesia,” sebut Hasballah.
Di sisi lain, sejak kecil, Nurul Akmal yang lahir dari keluarga kurang mampu terbiasa bekerja keras.
Dia membantu orangtuanya menyabit rumput untuk pakan ternak.
“Kalau ke sawah bantu ibunya itu sudah rutin. Kami ini bukan keluarga mampu,” katanya.
Awalnya, Nurul tak suka olahraga
Karir Nurul Akmal, sambung Hasballah, tidak dimulai mulus. Awalnya, bahkan Nurul tak menyukai olahraga.
Ketika tamat SMP Negeri 2 Tanah Luas, dia melanjutkan sekolah ke Banda Aceh. Di sanalah dia masuk sekolah SMA Tunas Bangsa dan menekuni olahraga secara serius.
“Saya mikir masa depan dia. Setelah jadi atlet mau jadi apa? Maka, saya harap, Presiden Jokowi turun tangan untuk nasib atlet ini,” katanya.
Sisi lain, dia berharap Pemerintah Aceh juga memberikan perhatian khusus pada Nurul Akmal. “Bentuknya apa saja boleh. Terpenting ada perhatian. Sehingga, anak kita semangat meraih prestasi internasional,” pungkasnya.