BANDUNG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, dalam dua hari penyekatan pada masa larangan mudik 6-17 Mei 2021, petugas gabungan kabupaten/kota berhasil memutar balik 22.000 kendaraan kembali ke kota asal.
Total sudah ada 64.000 kendaraan yang diperiksa di 158 titik penyekatan seperti batas kota, gerbang tol hingga jalan tikus.
“Sudah 22.000 diputarbalikkan karena ketahuan curi-curi mudik,” ujar Ridwan usai Rapat Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah di Makodam III/Siliwangi, Kota Bandung, Jumat (7/5/2021).
Baca juga: Kisah Pemudik, Mulai dari Jalan Kaki, Mengumpet di Bak hingga Berdalih Naik Angkot
Menurut dia, proses pelarangan mudik sangat dinamis.
“Dan hikmahnya hari ini lalu lintas lebih lengang, karena pemberitaan terjadinya dinamika luar biasa kemarin membuat yang mau mudik mengurungkan niat,” tutur pria yang akrab disapa Kang Emil itu.
Sementara itu, terkait mudik lokal atau aglomerasi, Emil menegaskan, hanya mengizinkan kegiatan produktivitas saja.
“Sudah diputuskan aglomerasi itu diizinkan hanya kegiatan produktivitas. Orang tinggal di Cimahi kerja di Bandung tidak akan dirazia, tidak akan disekat. Tetapi tidak boleh dijadikan alasan untuk mudik,” kata Emil.
Baca juga: Saat Pelat Nomor Bikin Apes, Lewat Posko Penyekatan Mudik hingga Telat Masuk Kerja
Untuk meminimalisasi pemudik yang mengaku bekerja di wilayah aglomerasi, Gubernur telah meminta Satgas Covid-19 Jabar untuk melakukan upaya penindakan di titik penyekatan.
“Kami dari Satgas akan melakukan upaya, juga memilah orang yang terlihat membawa perbekalan gaya mau mudik, itu kita larang. Intinya mudik kita larang, tidak ada istilah mudik lokal. Kita koreksi, semua jenis mudik itu dilarang,” kata dia.
Apabila kedapatan ada yang lolos, maka pemudik tersebut akan dikarantina selama 5 hari.
“Maka di kampungnya isolasi mandiri, itu menjadi andalan kita untuk memastikan tidak adanya penyebaran,” ucap Emil.