Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tulis Komentar Merendahkan di Facebook soal KRI Nanggala-402, Pria Ini Ditangkap

Kompas.com - 26/04/2021, 17:10 WIB
Dewantoro,
Farid Assifa

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Seorang pria bernama Fahmi Aditya ditangkap karena menulis komentar tak senonoh terkait tenggelamnya KRI Nanggala-402 yang menyebabkan 53 orang awaknya gugur.  

Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Kabid Humas Polda Sumut), Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Hadi Wahyudi menjelaskan, pelaku sudah ditangkap oleh Polisi Militer Angkatan Laut (Pomal) pada Minggu (25/4/2021).

"Udah diamankan di Polres (Pelabuhan) Belawan lagi diminta keterangan," ujarnya ketika dikonfirmasi melalui telepon pada Senin (26/4/2021) siang.

Baca juga: Unggah Makian soal KRI Nanggala-402, Seorang Oknum Polisi Diperiksa Kejiwaannya

Selanjutnya, pihak Pomal membuat laporan polisi di Polres Pelabuhan Belawan dan ditindaklanjuti oleh penyidik Polres Pelabuhan Belawan.

"Ditangkapnya kemarin, semalam. Tadi diserahkan siang. Warga Medan. (Marelan), iya. Inisialnya saya lupa," katanya.

Sebelumnya, sejumlah foto dan video viral di media sosial memperlihatkan seorang pria duduk dikelilingi seorang berpakaian loreng hijau dan pria berkaos hitam. Pria itu tampak seperti sedang menangis.

Dalam video, seseorang mengaku bernama Fahmi Aditya menemui seseorang berinisial IK yang mengomentari postingan di Facebook terkait tenggelamnya kapal selam Nanggala-402 di perairan Bali.

Sambil duduk bersila, pria yang diduga berinisial IK itu mengaku tidak tahu sama sekali. Ia mengaku tidak pernah menulis status tak senonoh di Facebook terkait tenggelamnya KRI Nanggala-402. Ia mengaku akun Facebook miliknya ada yang retas.

"Aku waras, aku punya istri, punya anak, punya tanggung jawab. Posisi aku kerja tuh sebagai petani. Sehari-hari bertani dari pagi sampai sore. Waktu pegang HP tuh malam,” ucapnya.

Baca juga: Mimpi Ayah, Rasa Cemas hingga Kabar Kepergian Letkol Irfan Suri di KRI Nanggala-402

Dia baru membuka hp-nya pada malam hari. Dikatakannya, dia tidak tahu jam berapa postingan itu diunggah di Facebook. Namun ketika ia pulang ke rumah dan membuka HP, ia menerima banyak notifikasi di Facebook. Bahkan ada sejumlah netizen yang menyebut Fahmi buron. 

“Langsung tuh tertera notifikasi, aku tuh viral gini, jadi buronan, dan permintaan pesan itu banyak," katanya.

Ia mengaku jarang membawa HP ke ladang untuk bertani. Ponselnya disimpan di rumah sambil dicas.

“Namanya kita kerja, mana mungkinlah ada waktu main HP ketika kerja di ladang kan, mencangkul sehari-harinya aku,” jelasnya.

Dikatakannya, walaupun dia mengaku tidak menulis status tersebut, namun dia tetap menyampaikan permintaan maaf.

“Kalau misalnya, seumpama, kalau keluarga dari Bapak Polres ataupun orang yang saya maksud ini walaupun bukan saya bikin postingan itu, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya,” jelasnya.

Baca juga: Topi Nanggala-402, Kenangan Terakhir Kapten Heri untuk Sahabat

Ia menyatakan bertanggung jawab dan siap menerima konsekuensi akibat dari postingan di akun Facebook miliknya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

20 Persen Siswa SD di Padang Merokok

20 Persen Siswa SD di Padang Merokok

Regional
Satu Pelaku Penyerangan Satpam SMPN 1 Kasihan Bantul Anak Putus Sekolah, Ini Perannya

Satu Pelaku Penyerangan Satpam SMPN 1 Kasihan Bantul Anak Putus Sekolah, Ini Perannya

Regional
Entaskan Geng Motor dan Kenakalan Remaja, Walkot Pematangsiantar: Deteksi Awal Terlihat di Sekolah

Entaskan Geng Motor dan Kenakalan Remaja, Walkot Pematangsiantar: Deteksi Awal Terlihat di Sekolah

Kilas Daerah
Oknum Polisi Pemerkosa Siswi SD di Ambon Terancam 20 Tahun Penjara

Oknum Polisi Pemerkosa Siswi SD di Ambon Terancam 20 Tahun Penjara

Regional
Satgas Pamtas Gagalkan Penyelundupan Sabu 25,4 Kg dari Malaysia, 5 Orang Ditangkap

Satgas Pamtas Gagalkan Penyelundupan Sabu 25,4 Kg dari Malaysia, 5 Orang Ditangkap

Regional
Aliran Air Mati sejak Kamis, Warga Batam Beli Air Isi Ulang untuk Salat Jumat

Aliran Air Mati sejak Kamis, Warga Batam Beli Air Isi Ulang untuk Salat Jumat

Regional
11 Orang Mendaftar di Demokrat untuk Pilkada Demak 2024, 8 di Antaranya Pendatang Baru

11 Orang Mendaftar di Demokrat untuk Pilkada Demak 2024, 8 di Antaranya Pendatang Baru

Regional
Kronologi Pria di Kapuas Hulu Tewas Dicekik Teman, Ribut Perkara Bayar Minuman Keras

Kronologi Pria di Kapuas Hulu Tewas Dicekik Teman, Ribut Perkara Bayar Minuman Keras

Regional
Gerindra Beri Lampu Hijau ke Ade Bhakti untuk Maju Pilkada Dibandingkan Wali Kota Semarang

Gerindra Beri Lampu Hijau ke Ade Bhakti untuk Maju Pilkada Dibandingkan Wali Kota Semarang

Regional
Video Warga Berebut Gunungan BH Saat Karnaval HUT Ke-278 Kabupaten Sragen Viral di Medsos, Bapak-bapak Tak Mau Ketinggalan

Video Warga Berebut Gunungan BH Saat Karnaval HUT Ke-278 Kabupaten Sragen Viral di Medsos, Bapak-bapak Tak Mau Ketinggalan

Regional
Mengintip Potensi SPAL-DT yang Diresmikan Jokowi di Pekanbaru

Mengintip Potensi SPAL-DT yang Diresmikan Jokowi di Pekanbaru

Regional
Viral di Medsos, Mahasiswa UIN Palembang Diduga Plagiat Skripsi, Dekanat Sebut Belum Ada Laporan

Viral di Medsos, Mahasiswa UIN Palembang Diduga Plagiat Skripsi, Dekanat Sebut Belum Ada Laporan

Regional
Kejati Papua Barat Endus Dugaan Kejahatan Perbankan yang Melibatkan Oknum TNI

Kejati Papua Barat Endus Dugaan Kejahatan Perbankan yang Melibatkan Oknum TNI

Regional
Kisah Slamet Buka Jasa Pembersihan Kelelawar, Pelanggannya hingga di Kota Besar

Kisah Slamet Buka Jasa Pembersihan Kelelawar, Pelanggannya hingga di Kota Besar

Regional
Terbukti Pungli DAK, Mantan Sekdis Pendidikan Ketapang Divonis 5 Tahun Penjara

Terbukti Pungli DAK, Mantan Sekdis Pendidikan Ketapang Divonis 5 Tahun Penjara

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com