BANDUNG, KOMPAS.com – Mengenakan pakaian syar’i berwarna coklat berpadu pink dan biru, Dini Fitriyah melangkahkan kakinya di atas catwalk bersama sejumlah peragawati.
Dini melangkah dengan percaya diri. Senyuman pun begitu lebar menghiasi wajahnya. Apalagi ketika beberapa fansnya memberikannya buket bunga.
Ya, Minggu (14/3/2021) sore itu, Dini menghadiri peragaan busana muslim miliknya, Mouza. Brand yang kini sudah ada di banyak negara.
Seperti Malaysia, Hong Kong, Taiwan, Singapura, Filipina, Brunei Darussalam, Abu Dhabi, Oman, dan lainnya. Pegawainya pun hampir 100 orang dengan jumlah agen 8.000-an orang.
“Saya tidak membayangkan bisnis ini bisa menjadi besar,” ujar Dini memulai perbincangannya dengan Kompas.com.
Sambil tersenyum, pikiran perempuan kelahiran Majalengka 1981 itu kembali ke masa lalu, saat dirinya berada di titik terendah. Saat itu, di tahun 2014, Indramayu dihantam banjir bandang.
Daerah Majalengka yang menjadi tempat tinggalnya, terkena imbas. Semua laptop yang menjadi bisnisnya habis terendam. Di saat hampir bersamaan, karyawannya korupsi.
Belum lagi utang ratusan juta rupiah ke bank ditambah kehamilan anak ketiganya membuat dia harus bedrest. Bahkan pernikahannya nyaris hancur.
“Saya merasa dihantam bertubi-tubi sampai tidak punya energi untuk bangkit. Saya menyerah. Doa saya bukan ya Allah selamatkan saya, beri kelancaran rezeki. Tapi, ya Allah terserah Allah saja,” ungkap dia.
Dini pasrah. Ia tidak memiliki uang, tenaga, ataupun semangat. Bisnis yang ia bangun dengan susah payah hingga beromzet besar dan dinilai sehat sekali oleh bank hancur seketika.
Rumah, kendaraan, dan baju bagus yang dimiliki Dini pun hilang begitu saja. Ia mendadak miskin.
Baca juga: Berkat Promo Start From Rp 5.000, Bisnis Minuman Pemuda Ini Raup Omzet Rp 60 Juta Per Bulan (1)
Tahun 2015, Founder Akademi Langit ini mencoba kembali berbisnis. Ia berjualan aksesori seperti bando dan stiker dengan cara ngemper di Alun-alun Majalengka.
Keuntungannya saat itu Rp 20.000-Rp 100.000 sehari. Terkadang, belum jualan sudah diusir Satpol PP.
Selama satu tahun ia ngemper, tak kunjung ada perubahan. Ibu dari empat anak ini kemudian mengambil langkah ekstrem yang belum pernah dilakukan.
Baca juga: Buka Bisnis Nail Art Layanan Door to Door Saat Pandemi, Mona Tirta Bisa Balik Modal 4 Bulan
Ia hijrah ke Bandung bersama suami dan anak-anaknya tahun 2016, dengan hanya membawa baju, galon, tv, dan tikar.
Di kota ini, Dini tidak memiliki saudara, teman, ataupun kenalan. Dengan uang yang ada, ia mengontrak sepetak rumah Rp 1 juta per bulan.
“Di Bandung enggak akan ada yang kenal saya. Orang enggak akan berpikir, ih Dini kan dulu kayak sekarang miskin. Enggak akan ada yang komen bajunya Dini dulu bagus, sekarang gimana,” tutur dia.
Seminggu kemudian, Dini vertigo karena tidak tidur di kasur. Ia sekuat tenaga bertahan.
Baca juga: Modal Awal Pinjam Sana Sini, Kini Bisnis Kedai Kopi 4 Anak Muda Beromzet Rp 100 Juta Per Bulan