Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Dini Fitriyah Bangun Brand Busana Muslim Mouza, Sempat Jatuh Miskin, Utang Ratusan Juta Rupiah, Kini Tembus Pasar Internasional

Kompas.com - 17/03/2021, 08:40 WIB
Reni Susanti,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com – Mengenakan pakaian syar’i berwarna coklat berpadu pink dan biru, Dini Fitriyah melangkahkan kakinya di atas catwalk bersama sejumlah peragawati.

Dini melangkah dengan percaya diri. Senyuman pun begitu lebar menghiasi wajahnya. Apalagi ketika beberapa fansnya memberikannya buket bunga.

Ya, Minggu (14/3/2021) sore itu, Dini menghadiri peragaan busana muslim miliknya, Mouza. Brand yang kini sudah ada di banyak negara.

Seperti Malaysia, Hong Kong, Taiwan, Singapura, Filipina, Brunei Darussalam, Abu Dhabi, Oman, dan lainnya. Pegawainya pun hampir 100 orang dengan jumlah agen 8.000-an orang.

“Saya tidak membayangkan bisnis ini bisa menjadi besar,” ujar Dini memulai perbincangannya dengan Kompas.com.

Baca juga: Tawarkan Sensasi Makan Mie Ayam dan Bakso di Wajan Mini, Pedagang Penyetan Ini Raih Rp 5 Juta Per Hari

Sempat bangkrut sampai mendadak miskin gara-gara banjir bandang

Sambil tersenyum, pikiran perempuan kelahiran Majalengka 1981 itu kembali ke masa lalu, saat dirinya berada di titik terendah. Saat itu, di tahun 2014, Indramayu dihantam banjir bandang.

Daerah Majalengka yang menjadi tempat tinggalnya, terkena imbas. Semua laptop yang menjadi bisnisnya habis terendam. Di saat hampir bersamaan, karyawannya korupsi.

Belum lagi utang ratusan juta rupiah ke bank ditambah kehamilan anak ketiganya membuat dia harus bedrest. Bahkan pernikahannya nyaris hancur.

“Saya merasa dihantam bertubi-tubi sampai tidak punya energi untuk bangkit. Saya menyerah. Doa saya bukan ya Allah selamatkan saya, beri kelancaran rezeki. Tapi, ya Allah terserah Allah saja,” ungkap dia.

Dini pasrah. Ia tidak memiliki uang, tenaga, ataupun semangat. Bisnis yang ia bangun dengan susah payah hingga beromzet besar dan dinilai sehat sekali oleh bank hancur seketika.

Rumah, kendaraan, dan baju bagus yang dimiliki Dini pun hilang begitu saja. Ia mendadak miskin.

Baca juga: Berkat Promo Start From Rp 5.000, Bisnis Minuman Pemuda Ini Raup Omzet Rp 60 Juta Per Bulan (1)

Sempat jualan "ngemper" di Alun-alun Majalengka, sering diusir Satpol PP

Tahun 2015, Founder Akademi Langit ini mencoba kembali berbisnis. Ia berjualan aksesori seperti bando dan stiker dengan cara ngemper di Alun-alun Majalengka.

Keuntungannya saat itu Rp 20.000-Rp 100.000 sehari. Terkadang, belum jualan sudah diusir Satpol PP.

Selama satu tahun ia ngemper, tak kunjung ada perubahan. Ibu dari empat anak ini kemudian mengambil langkah ekstrem yang belum pernah dilakukan.

Baca juga: Buka Bisnis Nail Art Layanan Door to Door Saat Pandemi, Mona Tirta Bisa Balik Modal 4 Bulan

 

Nekat merantau ke Bandung

Ia hijrah ke Bandung bersama suami dan anak-anaknya tahun 2016, dengan hanya membawa baju, galon, tv, dan tikar.

Di kota ini, Dini tidak memiliki saudara, teman, ataupun kenalan. Dengan uang yang ada, ia mengontrak sepetak rumah Rp 1 juta per bulan.

“Di Bandung enggak akan ada yang kenal saya. Orang enggak akan berpikir, ih Dini kan dulu kayak sekarang miskin. Enggak akan ada yang komen bajunya Dini dulu bagus, sekarang gimana,” tutur dia.

Seminggu kemudian, Dini vertigo karena tidak tidur di kasur. Ia sekuat tenaga bertahan.

Baca juga: Modal Awal Pinjam Sana Sini, Kini Bisnis Kedai Kopi 4 Anak Muda Beromzet Rp 100 Juta Per Bulan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pilkada Banten 2024, Gerindra-Demokrat Ingin Lanjutkan KIM di Banten

Pilkada Banten 2024, Gerindra-Demokrat Ingin Lanjutkan KIM di Banten

Regional
Pengusaha Kerajinan Tembaga Boyolali Ditemukan Tewas di Rumahnya, Diduga Dibunuh

Pengusaha Kerajinan Tembaga Boyolali Ditemukan Tewas di Rumahnya, Diduga Dibunuh

Regional
Puncak Gunung Lewotobi NTT Hujan Deras, Warga Diimbau Waspadai Banjir Lahar

Puncak Gunung Lewotobi NTT Hujan Deras, Warga Diimbau Waspadai Banjir Lahar

Regional
Pagi Berdarah, Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri di Jalan Desa

Pagi Berdarah, Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri di Jalan Desa

Regional
Kapal Logistik dari Malaysia Karam di Perairan Kepulauan Meranti

Kapal Logistik dari Malaysia Karam di Perairan Kepulauan Meranti

Regional
SDN 52 Buton Terendam Banjir, Pagar Sekolah Terpaksa Dijebol

SDN 52 Buton Terendam Banjir, Pagar Sekolah Terpaksa Dijebol

Regional
Tantang Mahyeldi pada Pilkada Sumbar, Bupati Solok Daftar ke Nasdem

Tantang Mahyeldi pada Pilkada Sumbar, Bupati Solok Daftar ke Nasdem

Regional
Kemeriahan BBI BBWI dan Lancang Kuning Carnival di Riau, dari 10.000 Penari hingga Ratusan UMKM dan Ekonomi Kreatif

Kemeriahan BBI BBWI dan Lancang Kuning Carnival di Riau, dari 10.000 Penari hingga Ratusan UMKM dan Ekonomi Kreatif

Regional
Bersengketa di MK, Penetapan Kursi DPRD Bangka Belitung Tertunda

Bersengketa di MK, Penetapan Kursi DPRD Bangka Belitung Tertunda

Regional
Banjir Luwu, Korban Meninggal Jadi 10 Orang, 2 Masih Dicari

Banjir Luwu, Korban Meninggal Jadi 10 Orang, 2 Masih Dicari

Regional
Capaian Keuangan Sumsel, Nilai Ekspor 503,09 Juta Dollar AS hingga NTUP Naik 1,5 Persen 

Capaian Keuangan Sumsel, Nilai Ekspor 503,09 Juta Dollar AS hingga NTUP Naik 1,5 Persen 

Regional
Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Regional
Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Regional
Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Regional
Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com