Dalam kurun waktu satu tahun, sedikitnya terdapat tujuh kasus penembakan yang melibatkan oknum polisi yang berujung maut.
Salah satu kasus adalah seorang bocah perempuan berusia 9 tahun menembak ibunya hingga tewas di Kampung Langoting, Desa Tamangapa, Kecamatan Ma'rang, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan, Senin (20/7/2015) malam.
Ironisnya, senjata api yang digunakan bocah itu adalah revolver milik ayahnya, Brigadir Polisi Haeruddin, anggota Intelkam Sat Brimob Polda Sulselbar.
Kasus selanjutnya adalah polisi tembak mati anggota TNI di Polman, Sulawesi Barat (Sulbar), pada 30 Agustus 2015.
Prada Yuliadi tewas terkena peluru senjata milik oknum anggota Polres Polman di Sirkuit Permanen Sport Center, Jalan Stadion Kelurahan Pekkabata, Kecamata Polewali, Kabupaten Polman.
Insiden penembakan itu berujung pengrusakan sejumlah pos polisi, sepeda motor dan mobil dinas Polri di wilayah Polman.
Berikutnya adalah kasus seorang anggota polisi bersama adik Bupati Jeneponto, Andi Iqbal mengamuk di kafe Losari Beach, Hotel Makassar pada 10 Oktober 2015.
Oknum polisi itu sempat menodong beberapa pengunjung dengan menggunakan pistolnya. Sayangnya, kasus tersebut mandek di Polrestabes Makassar dan belum tuntas hingga kini.
Pada awal Desember 2015, Bripda Ricky Ricardo (22) anggota Polres Mamuju tewas usai menembak kepala dengan pistolnya sendiri.
Adapun motif bunuh diri ini, lantaran Bripda Ricky Ricardo diputuskan sang kekasih yang juga seorang Polwan di Mamuju.
Hanya berselang beberapa hari, tepatnya pada 10 Desember 2015, anggota Polres Bone, Brigpol Amri mengamuk di Hotel Novena, Jl Ahmad Yani, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.
Oknum polisi ini berteriak-teriak sambil mengancam sejumlah pengunjung dengan senjata api miliknya.
Keesokan harinya, mantan Kasat Intelkam Polres Parepare, AKP KRM menembak mati adik kandungnya, Thalib (37).
AKP KRM menembak adiknya adalah guru SD di Kecamatan Lasinrang, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan karena berebut warisan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.