Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panglima TNI: Kemenangan Petembak Indonesia karena Latihan Keras

Kompas.com - 09/06/2015, 19:21 WIB
Kontributor Bandung, Rio Kuswandi

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com — Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengatakan, tidak seharusnya tuan rumah Australia, Amerika, dan beberapa negara lainnya meminta senjata TNI AD, SS-2 V-4 Heavy Barrel buatan PT Pindad, dibongkar atau diperiksa. Menurut dia, kemenangan TNI AD Indonesia dalam kompetisi menembak Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM) yang digelar di Puckapunyal, Victoria, Australia, bukan karena kecurangan, melainkan karena latihan yang keras.

"Kemenangan TNI AD itu karena tingkat latihan yang tinggi, terus karena memang senjata kita bagus. Jadi, maknanya, (TNI AD menang) karena latihan keras. Jadi, kalau Amerika dan Australia meminta senjata kita (dibongkar) seperti itu, ya seharusnya jangan begitu. Kalau perlu saya siap melatih (mereka) agar dapat medali," tegas Moeldoko kepada wartawan seusai memberikan pengarahan kepada para prajurit TNI Angkatan Darat, Udara, dan Laut di Lanud Husein Sastranegara di Bandung, Jawa Barat, Selasa (9/6/2015).

Moeldoko mencontohkan, ketika itu Brunei tidak pernah menjadi juara dalam setiap kompetisi militer. Namun, setelah dilatih oleh tim dari TNI Indonesia, Brunei akhirnya bisa menjadi juara.

"Dulu Brunei itu enggak pernah dapat apa-apa, tapi begitu kita kirim pelatih-pelatih kita ke Brunei, akhirnya sekarang Brunei sudah mendapat medali," katanya.

"Jadi, jangan begitu (meminta senjata dibongkar), kalau perlu saya siap melatih (Amerika dan Australia) biar dapat medali," ulangnya lagi.

Seperti diberitakan sebelumnya, tim TNI Angkatan Darat menjadi juara dalam kompetisi menembak Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM) yang berlangsung di Puckapunyal, Victoria, Australia, yang berakhir pada 23 Mei lalu. Australia yang menjadi tuan rumah menjadi juara kedua, sedangkan Amerika di posisi ketiga. [Baca juga: Kemenangan Petembak Indonesia di Australia Terus Bergema]

Indonesia menang telak dengan memperoleh 30 medali emas dari 50 medali emas yang diperebutkan dalam kompetisi tersebut. Telaknya kemenangan Indonesia atas Australia, Amerika, dan beberapa negara lainnya membuat beberapa negara tersebut curiga. Mereka meminta senjata yang digunakan TNI AD, SS-2 V-4 Heavy Barrel buatan PT Pindad, untuk dibongkar atau diperiksa. [Baca juga: Kalahkan Eropa dan AS, Senjata Pindad Diburu Lima Negara]

Menyikapi hal tersebut, tim TNI AD melakukan perlawanan. Jika ingin membongkar senjata SS2 itu, tim Indonesia pun meminta membongkar senjata yang digunakan semua peserta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Puluhan Tahun Dilanda Banjir, Warga Sukabumi Selatan Sudah Siap-siap Saat Hujan Tiba

Puluhan Tahun Dilanda Banjir, Warga Sukabumi Selatan Sudah Siap-siap Saat Hujan Tiba

Regional
Pemkab HST Sabet 3 Penghargaan Anugerah Merdeka Belajar dari Kemendikbud Ristek

Pemkab HST Sabet 3 Penghargaan Anugerah Merdeka Belajar dari Kemendikbud Ristek

Regional
NTT dan Beban Demografi 2030

NTT dan Beban Demografi 2030

Regional
Bolehkah Berhenti di Bahu Jalan untuk Buang Air Kecil?

Bolehkah Berhenti di Bahu Jalan untuk Buang Air Kecil?

Regional
Solusi Mendasar Atasi Sampah Citarum

Solusi Mendasar Atasi Sampah Citarum

Regional
Dompet Dhuafa Bagikan Daging Kurban kepada 920 KK di Dusun Nglelo

Dompet Dhuafa Bagikan Daging Kurban kepada 920 KK di Dusun Nglelo

Regional
Jangan Ada Lagi Nyawa Melayang Setelah Laporan Polisi Dilayangkan

Jangan Ada Lagi Nyawa Melayang Setelah Laporan Polisi Dilayangkan

Regional
Bupati Blora Arief Rohman Sampaikan Tiga Pesan Penting di Hari Raya Idul Adha

Bupati Blora Arief Rohman Sampaikan Tiga Pesan Penting di Hari Raya Idul Adha

Regional
Begini Rasanya Mengangkat Bongkahan Emas dan Perak Senilai Rp 2 Miliar

Begini Rasanya Mengangkat Bongkahan Emas dan Perak Senilai Rp 2 Miliar

Regional
“Mooring System” Pertama Terpasang di Raja Ampat, Kadis P2KP: Untuk Kepentingan Wisata dan Piring Makan Warga

“Mooring System” Pertama Terpasang di Raja Ampat, Kadis P2KP: Untuk Kepentingan Wisata dan Piring Makan Warga

Regional
Sambil Malu-malu Kepala Kampung Friwen Sebut Masyarakat Inginkan Bantuan Rumah

Sambil Malu-malu Kepala Kampung Friwen Sebut Masyarakat Inginkan Bantuan Rumah

Regional
Polri dan Kasus Vina Cirebon: Pengusutan Kembali Setelah 8 Tahun Berlalu

Polri dan Kasus Vina Cirebon: Pengusutan Kembali Setelah 8 Tahun Berlalu

Regional
Danny Pomanto Jadi Satu-Satunya Wali Kota Indonesia yang Diundang World Water Forum 2024 di Bali

Danny Pomanto Jadi Satu-Satunya Wali Kota Indonesia yang Diundang World Water Forum 2024 di Bali

Regional
Pilkada Aceh Singkil 2024, Kemiskinan, dan Potensi SDA

Pilkada Aceh Singkil 2024, Kemiskinan, dan Potensi SDA

Regional
Melestarikan Praktik Ekonomi Peternakan di Lahan Savana Kaki Gunung Tambora

Melestarikan Praktik Ekonomi Peternakan di Lahan Savana Kaki Gunung Tambora

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com