Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pariwisata Riau Membodohi Masyarakat

Kompas.com - 21/05/2013, 17:47 WIB
Syahnan Rangkuti

Penulis

PEKANBARU, KOMPAS.com-  Kondisi pariwisata Riau berada dalam kondisi sakit. Uang APBD yang digelontorkan mencapai ratusan miliar setiap tahun, namun tidak membawa hasil siginifikan.

Pariwisata tidak mampu berkembang karena pemerintah kabupaten dan kota se-Riau ingin memajukan seluruh objek wisata, tanpa fokus yang jelas.

"Dinas Pariwisata di Riau banyak melakukan pembodohan kepada masyarakat. Berbagai fasilitas pariwisata dibangun semata-mata dengan orientasi proyek, tapi tidak memberikan hasil. Sudah mahal, namun tidak dijaga dan dibiarkan rusak," ujar Ketua Asosiasi Perjalanan Wisata Riau, Ibnu Mas'ud pada diskusi bulanan Riau Press Corner di Hotel Furaya Pekanbaru, Selasa (21/5/2013).

Menurut Ibnu, salah satu pembodohan itu misalnya, objek wisata Pulau Jemur yang terletak di Selat Malaka, wilayah Kabupaten Rokan Hilir.

Pulau itu disebutkan memiliki pantai indah dan sangat potensial sebagai objek pariwisata karena dekat dengan negara Malaysia.

Di pulau itu dikabarkan telah memiliki berbagai fasilitas pendukung, termasuk kantor imigrasi untuk wisatawan asing.

"Ketika saya berangkat ke pulau itu, ternyata tidak ada apa-apa disana. Pantainya pendek dan berbatu karang. Tidak ada orang yang bermukim disana kecuali petugas TNI AL yang berjaga di pulau terluar. Dengan kondisi saat ini, Pulau Jemur sama sekali tidak layak sebagai objek wisata," ujar Ibnu.

Masih ada proyek wisata mubazir di Bengkalis. Kebun binatang yang dibangun dengan dana puluhan miliar, di Selat Baru, kini sudah menjadi sarang tikus.

Hewan-hewan yang yang dulu menghuni kebun sudah mati. Kebun binatang yang dibangun pada periode Bupati Syamsurizal itu, tidak terurus dan berada pada daerah rendah yang gampang tergenang air hujan.

Yusril Ardanis, ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia Riau mengungkapkan, ada seorang bupati yang tidak mau mengembangkan kawasan Candi Muara Takus di Kabupaten Kampar.

Ketika ditanya, sang bupati mengatakan tidak ingin membangun kawasan bersejarah itu dengan alasan, candi itu tidak islami.

Lain lagi dengan Pariwisata Kota Pekanbaru. Kepala Dinas Pariwisata Pekanbaru, Detrayani Bibra lebih banyak mengungkapkan gagasan besar pariwisata kota di masa mendatang.

Berbagai rencana sudah digagas, namun masih terkendala dana dan mengharapkan dana bantuan dari Pemerintah Provinsi Riau.

Mau tau anggaran Dinas Pariwisata Pekanbaru? Menurut Detrayani mencapai Rp 250 miliar per tahun. Adapun hasil pariwisata hanya memasukkan dana Rp 16 juta.

Bupati Siak Syamsuar tampaknya lebih realistis. Dia mengakui, pariwisata di daerahnya masih tertinggal dibandingkan kota lain di Indonesia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com