Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pariwisata Riau Membodohi Masyarakat

Kompas.com - 21/05/2013, 17:47 WIB
Syahnan Rangkuti

Penulis

Namun, dikepemimpinannya empat tahun lagi, dia bertekad untuk tidak lagi mengandalkan pemasukan dari sektor minyak dan gas bumi.

"Tidak lama lagi bumi Siak akan kehabisan migas. Sektor wisata akan menjadi pilihan kami untuk dikembangkan. Kami memiliki objek sangat potensial seperti Istana Siak, yang masih memiliki Komet (gramofon besar) buatan Jerman yang masih aktif. Di Jerman saja, komet seperti itu, sudah rusak. Kami memiliki tenun songket asli Siak yang sekarang kami masukkan pelajaran tenun dalam kurikulum sekolah. Kami juga memiliki wisata sungai. Mudah-mudahan kami dapat membangun museum perminyakan, karena di Siak (Minas) pertama kali ditemukan sumur minyak di negeri ini," kata Syamsuar.

Narasumber utama dalam pertemuan itu, Ansar Ahmad mengungkapkan, saat membangun pariwisata Bintan, dia membuat rencana induk pengembangan wisata terlebih dahulu. Rancangan itu dibuat bersama dengan pakar dan praktisi pariwisata.

"Rancangan itu dilakukan agar kami tidak berpikir sporadis dan bias. Kami membuat  bench mark dengan tata ruang dengan menetapkan beberapa titik pariwisata. Awalnya kami memang mengandalkan wilayah Lagoi sebagai objek menarik wisatawan dari Singapura. Namun kini kami sudah memiliki berbagai even internasional yang tidak pernah sepi. Kami fokus dan dalam setiap even kami mengajak even organiser internasional. Hasilnya luar biasa," kata Ansar.

Bulan Juni mendatang, Bintan akan melakukan even Triatlon internasional yang bertajuk Meta Man Bintan 2013. Perserta hanya dibatasi 1.000 orang dan pendaftaran saat ini sudah ditutup, karena kuota telah penuh.

Saat ini Bintan terus membangun beberapa objek yang dibiayai investor asing asal Selandia Baru, China dan Uni Soviet dan Singapura. Pada tahun 2012, wisatawan yang datang ke Bintan mencapai 471.000 orang yang 80 persen diantaranya merupakan wisatawan asing. Tahun 2016, dia bertekad akan membawa masuk 1 juta wisatawan ke daerahnya.

Dana APBD untuk pariwisata Bintan tidak sampai Rp 10 miliar dengan pendapatan asli daerah (PAD) mencapai Rp 60 miliar.

Bandingkan dengan Dinas Pariwisata Pekanbaru yang mengeluarkan dana Rp 250 miliar per tahun, namun PAD Cuma Rp 16 miliar.

O ya, Kepala Dinas Pariwisata Riau, Said Syarifudin dan Anggota Komisi C DPRD Riau yang membidangi pariwisata, tidak hadir dalam pertemuan itu, meski sudah diundang panitia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com