Setiap kali menjelang Idul Adha, harga ternak sapi dan kambing meningkat tajam dibandingkan dengan hari biasa. Kenaikan harga sapi siap potong berkisar Rp 2 juta hingga Rp 3 juta per ekor. Begitu juga harga kambing naik Rp 300.000 hingga Rp 500.000 per ekor. Sayangnya, kenaikan harga ternak tidak selalu dinikmati peternak.
Di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, misalnya. Harga sapi limosin yang biasanya Rp 5 juta, saat ini bisa laku terjual
Musim kemarau selalu menjadi masa sulit bagi petani di Kecamatan Kandangan, termasuk Desa Caruban. Selain sulit mencari pakan ternak, petani pun mengalami kesulitan ekonomi karena aktivitas bertani mereka terpaksa berhenti.
Untuk menyikapi kondisi alam tersebut, bulan lalu, Sukarmat (40), warga Desa Caruban, mengaku terpaksa ”membongkar celengan” alias menjual delapan ekor kambing peliharaannya. Pilihan tersebut terpaksa diambilnya untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang mendesak.
Sukarmat mengaku menjual ternak adalah upaya terakhir yang harus dilakukannya untuk mencukupi kebutuhan hidup, setelah 7.000 meter persegi sawah miliknya tidak lagi bisa diandalkan karena mengalami kekeringan dalam enam bulan terakhir ini.
”Saya tidak punya pilihan lain kecuali menjual ternak. Kebutuhan keluarga, terutama untuk biaya sekolah anak-anak, sudah mendesak dipenuhi, sementara pada musim kemarau ini, saya tidak punya tambahan penghasilan dari sawah,” ujarnya.
Jika biasanya hanya berlangsung tiga bulan, musim kemarau kali ini berdampak signifikan bagi petani karena berlangsung hingga enam bulan.
Padahal sawah tadah hujan seluas 7.000 meter persegi miliknya biasanya mampu menghasilkan 3,5 kuintal gabah kering panen (GKP). Sebagian gabah biasanya dijual dan sebagian biasanya digiling menjadi beras untuk kebutuhan keluarganya sendiri.
Sukarmat memiliki dua anak. Salah satunya sedang menempuh pendidikan di sekolah