Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buku Berbau Radikalisme Dilarang Masuk Perpustakaan

Kompas.com - 06/02/2012, 11:54 WIB
Taufiqurrahman

Penulis

PAMEKASAN, KOMPAS.com - Perpusatakaan Daerah Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, melarang masuknya buku-buku berbau radikalisme. Pelarangan itu, setelah banyaknya buku-buku tersebut dikirim melalui alamat yang tidak jelas. Buku-buku tersebut hanya disimpan di bank buku dan tidak untuk dikonsumsi publik.

Kepala Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Pamekasan, Luqman Hakim menjelaskan, jika buku bertema radikalisme menjadi referensi dan bacaan pengunjung, dikhawatirkan hasil bacaan akan berpengaruh kepada yang bersangkutan. "Sengaja memang kita sweeping semua buku yang berbau aliran keras karena kita berfikir dampak negatifnya," kata Luqman, Senin (6/2/2012).

Luqman mengakui, banyak kiriman buku yang disumbangkan oleh beberapa penerbit kepada perpustakaan daerah. Namun pihaknya tidak serta-merta menaruhnya di rak-rak buku. "Kami tentukan dulu melalui tim seleksi buku, mana buku yang layak untuk konsumsi publik dan mana yang tidak layak menjadi bahan bacaan publik," katanya.

Dijelaskan Luqman, di antara buku berbau radikalisme yang dilarang adalah buku-buku yang mengarah kepada tindak kekerasan dan terorisme. "Tidak perlu saya sebutkan satu-satu bukunya. Tapi kalau sampulnya saja soal ledakan bom, sambil mengacungkan senjata dan pedang, sudah bisa diprediksi isinya," ujarnya.

Tidak hanya buku, tetapi beberapa majalah dan buletin yang menyebarluaskan semangat terorisme juga tidak luput dari sasaran. "Dari 80 persen pengunjung yang datang ke perpustakaan adalah pelajar dan mahasiswa. Jika otak mereka sudah terisi dengan bacaan yang ekstrem, radikal dan sebagainya, pengaruh jangka panjangnya sulit untuk merubah pola fikirnya," imbuhnya.

Ditegaskan Luqman, buku-buku berbau radikalisme jika dibandingkan dengan jumlah buku yang lainnya jauh lebih sedikit. "Puluhan saja jumlahnya. Tetapi yang sedikit dan berbeda dengan buku lainnya itu yang kecenderungannya dicari oleh pembaca," ungkap Luqman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com