Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Srikandi Buktikan Ketangguhannya

Kompas.com - 10/11/2011, 13:15 WIB
Sandro Gatra

Penulis

PALEMBANG, KOMPAS.com - Rini Rismiati (35), Intan Satria (30), dan Winda Yuliani (23), tiga Srikandi dalam tim Kompas Jelajah Sepeda Jakarta-Palembang telah membuktikan ketangguhannya.

Mereka dapat menyelesaikan seluruh etape, dari titik start di depan Kantor Kompas Gramedia di Palmerah, Kamis (3/11/2011), hingga finish di Sport and Convention Center di Palembang, Rabu (9/11/2011), sepanjang hampir 800 kilometer.

Panas terik sinar matahari mencapai 38 derajat celcius, gerimis, tanjakan panjang dengan kemiringan hampir 45 derajat, lubang jalanan, debu dan asap kendaraan, sudah mereka hadapi selama mengayuh sepeda Polygon.

Padahal, persiapan Rini dan Winda, dua pesepeda asal Bandung itu sangat singkat. Keduanya baru diminta ikut bergabung oleh panitia pada H-2 sebelum start setelah ada calon peserta perempuan yang tidak direkomendasikan dokter untuk ikut. Adapun, mayoritas peserta lain sudah mempersiapkan sebulan sebelumnya dengan latihan bersama.

Bagi Intan dan Winda, mengayuh pedal sepeda hingga ratusan kilometer adalah pengalaman pertama. Biasanya, Winda hanya gowes di seputaran Bandung.

"Saya paling jauh (gowes) 30-an kilometer dua tahun terakhir," kata Winda.

Intan lebih pendek, hanya hitungan belasan kilometer dari rumahnya di daerah Tanjung Priok, Jakarta Utara, hingga kawasan Monas. Hal itu dilakukan Intan, karyawan swasta, setiap akhir pekan dalam setahun terakhir.

Adapun bagi Rini, jelajah sepeda tak asing lagi. Guru honorer itu pernah mengikuti berbagai jelajah sepeda seperti Bandung-Cirebon, Yogyakarta-Bima, hingga Bandung-Medan.

Etape mana yang paling berat? Menurut Intan dan Winda, paling berat ketika etape keempat dari Kotabumi, Lampung Utara, menuju Baturaja, Sumsel dengan panjang sekitar 160 kilometer. Etape itu adalah jarak terpanjang. Sekitar 35 kilometer diantaranya harus dilalui pada malam hari.

"Jalurnya rolling (tanjakan-turunan). Tiga hari kemarinnya sudah cape. Sebenarnya tenaga masih ada. Tapi ngga sanggup ikutin (kecepatan) tim," kata Winda, yang kesehariannya berwiraswasta.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com