BANDUNG, KOMPAS.com - Persaingan sengit antara mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan mantan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi diperkirakan akan terjadi bila kedua orang tersebut maju dalam Pilkada Jabar 2024.
Hal tersebut disampaikan Indikator Politik Indonesia saat merilis hasil survei Peta Elektoral Jelang Pilkada Jabar 2024 melalui zoom meeting, Kamis (4/7/2024).
Founder dan peneliti utama Indikator Politik Indonesia, Burhanudin Muhtadi mengatakan, hampir semua simulasi menunjukkan pertarungan sengit antara Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi.
Baca juga: Jika Menang Pilkada Jabar, Nasdem Proyeksikan Ilham Habibie ke Pilpres 2029
Seperti dalan simulasi top of mind, Ridwan Kamil paling banyak disebut yakni 16 persen kemudian Dedi Mulyadi 11,2 persen. Sedangkan nama lain jauh lebih rendah, sedangkan yang belum menentukan pilihan mencapai 67,2 persen.
Dalam simulasi 26 nama calon, Ridwan Kamil paling banyak dipilih dengan angka 36.8 persen. Kemudian Dedi Mulyadi 31,9 persen, dan yang belum menjawab 8,6 persen.
Simulasi berlanjut hingga menyisakan dua nama tersebut. Hasilnya, Ridwan Kamil unggul dengan 55,1 persen dukungan, sementara Dedi Mulyadi 38 persen atau terpaut 17,1 persen suara. Sementara suara mengambang 6,9 persen.
Baca juga: Dukung Ridwan Kamil Maju Pilkada Jabar, Kosgoro dan SOKSI: Kehendak 68 Persen Warga
"Kekuatan Ridwan Kamil ada di faktor bukti nyata hasil kerja, berpengalaman di pemerintahan. Sementara Dedi Mulyadi alasan banyak yang memilih karena perhatian kepada rakyat atau lebih kepada empati kepada masyarakat," kata Burhanudin.
Burhanuddin menambahkan, dalam survei tidak banyak nama yang menonjol dibandingkan Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi karena elektabilitasnya tenggelam dan jauh tertinggal dari dua nama tersebut.
Bahkan, nama-nama lain pun tidak banyak mendongkrak popularitas ketika disandingkan menjadi calon wakil gubernur.
Ke-26 nama dalam simulasi tersebut yakni Alfiansyah (Komeng), Dede Yusuf, Ahmad Syaikhu, Atalia Praratya, Bima Arya Sugiarto, Ono Surono, Desy Ratnasari, Cucun Ahmad Syamsurijal.
Kemudian Rieke Diah Pitaloka, Uu Ruzhanul Ulum, Ilham Akbar Habibie, M Iriawan (Iwan Bule), Dudung Abdurachman, Herman Khaeron, Muhammad Farhan, Cellica Nurrachadiana, Bey Machmudin, Haru Suandharu, Taufik Hidayat, Jeje Wiradinata, Anton Sukartono Suratto, Syaiful Huda, Saan Mustopa, dan Tb Hasanuddin.
" 24 nama lainnya suara mereka terlalu kecil tidak bisa secara memadai dibandingkan. Bahkan untuk kontribusi sebagai calon wakil gubernur belum punya efek signifikan karena kecil-kecil elektabilitasnya sehingga belum bisa banyak mendongkrak elektabilitas calon gubernur," tandasnya.
Indikator Politik Indonesia mengklaim populasi dalam survei adalah warga negara Indonesia (WNI) di Provinsi Jawa Barat. Berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah, memiliki telepon atau ponsel.
Adapun jumlah sampel sebanyak 1.214 responden dipilih melalui metode double sampling atau pengambilan sample secara acak dari kumpulan data hasil survei tatap muka yang dilakukan sebelumnya.
Untuk margin of error survei tersebut diperkirakan ± 2.8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen asumsi simple random sampling.
Survei dilakukan dengan wawancara responden lewat telepon oleh pewawancara yang dilatih.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.