Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Santri Dihukum Rendam Tangan di Air Panas hingga Melepuh, Kemenag Kumpulkan Pengasuh se-Kudus

Kompas.com - 13/06/2024, 16:01 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

 

SEMARANG, KOMPAS.com - Buntut terjadinya kekerasan yang menyebabkan tangan seorang santri melepuh di Kudus, Kementerian Agama (Kemeng) Jawa Tengah memanggil pengasuh atau kiai seluruh pondok pesantren di Kudus.

Pasalnya pengasuh atau kiai menjadi tonggak utama yang semestinya menjamin proses belajar di pondok pesantren berjalan selaras dengan gerakan aman dan sehat.

Kabid Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama (Kemenag) Jawa Tengah, Amin Handoyo menyebut, Kemenag telah melakukan sosialisasi pencegahan kekerasan di lembaga pendidikan di bawahnya.

Baca juga: Ketahuan Merokok, Santri di Kudus Dihukum Rendam Tangan Pakai Air Panas hingga Melepuh

Namun kekerasan oleh pengurus pondok masih saja terjadi.

"Kami hadir langsung. Kemenag Kabupaten juga langsung mengundang seluruh pengasuh di seluruh ponpes di Kudus. Meskipun sebelumnya juga sudah ada, tapi ini dilakukan untuk menekankan, mengingatkan, mencegah kekerasan seperti itu terjadi sebagaimana amanah regulasi yang telah dibuat oleh Kemenag," tutur Amin lewat sambungan telepon, Kamis (13/11/2024).

Dia menegaskan agar pengasuh tidak memasrahkan urusan pondok kepada pengurus tanpa pengawasan.

Kemenag mengingatkan para pengasuh atau kiai bila santri di ponpes adalah amanah harus dijaga dengan baik. Termasuk untuk memperhatikan proses belajar mengajar di ponpesnya.

"Jangan begitu saja diserahkan kepada pengurus tanpa adanya pengawasan dari para kyai. Karena amanah itu ujungnya pada kyai. Pengurus sebagai kepanjangan tangan, jadi harus tetap diawasi oleh pengasuh itu sendiri" pesan Amin.

Kemenag juga mengimbau agar ponpes meninggalkan pola asuh lama yang medidik dengan hukuman kekesaran.

Kini pihaknya telah mendorong agar hukuman itu diubah menjadi disiplin positif atau hukuman yang mendisiplinkan santri dengan cara mendidik.

"Kita menyampaikan adanya disiplin positif atau dispo, artinya kita sudah berusaha melakukan pencegahan kekerasan dengan pembinaan baik dari sisi di regulasi, sosialisasi maupun kerja sama dengan masyarakat," jelasnya.

Begitu pula ponpes yang menjadi lokasi kekerasan telah dipanggil secara khusus dan mendapat teguran. Dia menyebut insiden itu tak lepas dari kelalaian pengasuh.

"Ini jelas melanggar. Selang dapat pelaporan itu langsung memanggil pondok pesantren ke kantor. Kemudian juga dikasih teguran kenapa itu terjadi. Pengurus kan juga jadi tanggung jawab pengasuh, ketika terjadi (kekerasan) berarti kan ini kelalaian dari pengasuh," ujarnya.

Lebih lanjut, pihaknya bekerja sama untuk membuka layanan aduan bagi santri yang mengalami kekerasan di ponpes.

Apalagi dia menilai sebagian santri tidak berani bercerita ke teman, orangtua, pengasuh saat mengalami kekerasan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hinca Pandjaitan Laporkan Dugaan Korupsi di Pertamina Hulu Rokan ke Kejati Riau

Hinca Pandjaitan Laporkan Dugaan Korupsi di Pertamina Hulu Rokan ke Kejati Riau

Regional
Mengenal Suntiang, Hiasan Kepala Pengantin Wanita Minang

Mengenal Suntiang, Hiasan Kepala Pengantin Wanita Minang

Regional
Marshel Widianto Maju di Pilkada Tangsel agar Petahana Tak Lawan Kotak Kosong

Marshel Widianto Maju di Pilkada Tangsel agar Petahana Tak Lawan Kotak Kosong

Regional
Mengintip Tugas Pantarlih, Deni Grogi Lakukan Coklit Bupati Semarang Ngesti Nugraha

Mengintip Tugas Pantarlih, Deni Grogi Lakukan Coklit Bupati Semarang Ngesti Nugraha

Regional
Petugas Pantarlih di Banten Bisa Data via 'Video Call' jika Pemilih Sibuk

Petugas Pantarlih di Banten Bisa Data via "Video Call" jika Pemilih Sibuk

Regional
Panggung Teater sebagai Jalan Hidup

Panggung Teater sebagai Jalan Hidup

Regional
Di Hari Anti Narkotika Internasional, Pj Gubri Terima Penghargaan P4GN dari BNN RI

Di Hari Anti Narkotika Internasional, Pj Gubri Terima Penghargaan P4GN dari BNN RI

Regional
Menilik Kampung Mangoet, Sentra Pengasapan Ikan Terbesar di Kota Semarang

Menilik Kampung Mangoet, Sentra Pengasapan Ikan Terbesar di Kota Semarang

Regional
7 Jemaah Haji Asal Kebumen Meninggal di Mekkah, Kemenag Pastikan Pengurusan Asuransi

7 Jemaah Haji Asal Kebumen Meninggal di Mekkah, Kemenag Pastikan Pengurusan Asuransi

Regional
Mudahkan Akses Warga ke Puskesmas dan RS, Bupati HST Serahkan 3 Unit Ambulans Desa

Mudahkan Akses Warga ke Puskesmas dan RS, Bupati HST Serahkan 3 Unit Ambulans Desa

Regional
Polisi Sebut Remaja Penganiaya Ibu Kandung Alami Depresi

Polisi Sebut Remaja Penganiaya Ibu Kandung Alami Depresi

Regional
Jadi Kuli Bangunan di Blora, Pria Asal Kediri Ditemukan Tewas Tertimpa Tiang Pancang

Jadi Kuli Bangunan di Blora, Pria Asal Kediri Ditemukan Tewas Tertimpa Tiang Pancang

Regional
Orangtua yang Buang Bayi Perempuan di Depan Kapel Ende Ditangkap

Orangtua yang Buang Bayi Perempuan di Depan Kapel Ende Ditangkap

Regional
Program Pengentasan Stunting Pemkot Semarang Dapat Penghargaan dari PBB

Program Pengentasan Stunting Pemkot Semarang Dapat Penghargaan dari PBB

Regional
Alasan Pj Gubernur Nana Sebut Pilkada Serentak 2024 Lebih Rawan Dibanding Pilpres

Alasan Pj Gubernur Nana Sebut Pilkada Serentak 2024 Lebih Rawan Dibanding Pilpres

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com