Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Video Benda Misterius Jatuh di Sumsel, BRIN Beri Penjelasan

Kompas.com - 12/06/2024, 15:37 WIB
Aji YK Putra,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com- Potongan video yang memperlihatkan benda misterius jatuh dari langit viral di media sosial setelah diupload oleh akun Instagram @plgsekilan.

Dalam video yang di unggah pada Selasa (11/6/2024), keterangan dalam akun itu menyebutkan benda misterius tersebut jatuh di Kecamatan Sungai Lilin, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan pukul 00.00WIB, Minggu (9/6/2024).

Kemudian, dalam video kedua terlihat rekaman kamera CCTV yang memperlihatkan cahaya terang jatuh ke permukaan tanah dengan kilatan cukup luas. Namun, rekaman CCTV itu tertulis bahwa kejadian itu berlangsung 23.58 WIB.

Baca juga: Meteor Jatuh di Langit Bandung, BRIN: Bukan Sampah Antariksa

Di akun berbeda, juga mengupload video diduga benda jatuh dari langit. Dalam rekaman yang dibagikan @oki_okut_info, terlihat pemuda sedang asyik nongkrong sembari menghidupkan kamera mengarah ke langit.

Ketika sedang duduk, pemuda dalam rekaman itu pun terkejut karena melihat kilatan cahaya jatuh dari langit. Sontak ia pun berdiri karena ketakutan melihat kejadian tersebut.

Keterangan video dalam akun itu tertulis, kejadian itu berlangsung di Selapan, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan.

Video tersebut pun telah diunggah pada dua hari lalu sehingga menjadi perbincangan warganet.

Peneliti Pusat Riset Antariksa BRIN Thomas Djamaluddin menjelaskan, dalam rekaman video dibagikan oleh akun @plgsekilan menyebutkan peristiwa tersebut merupakan sampah antariksa yang pecah ada ketinggian 120 kilometer lalu terbakar.

Baca juga: Detik-detik Meteor Jatuh di Langit Garut, Warga Teriak Minta Pajero

Namun, Thomas belum bisa memastikan kejadian itu berlangsung di Kabupaten Muba. Pasalnya, dari data yang ia dapat tidak ada sampah antariksa jatuh pada waktu yang disebutkan.

"Dari kenampakan objeknya, itu sampah antariksa yang pecah mulai ketinggian 120 kilometer lalu terbakar. Namun setelah saya periksa data tidak ada sampah antariksa yang jatuh pada Ahad, 9 Juni pukul 23.58," kata Thomas lewat pesan singkat, Rabu (12/6/2024).

 

Thomas menduga rekaman CCTV yang beredar merupakan peristiwa di luar Indonesia, sebab waktu yang ditunjukan dalam rekaman tersebut tidak menunjukkan wilayah.

Dijelaskan Thomas, sampah antariksa pernah jatuh dari langit di Lampung pada 1988. Kemudian, kejadian yang sama juga terjadi di Bengkulu pada 2003.

"Semua wilayah yang dilalui orbit sampah antariksa bisa saja kejatuhan sampah antariksa," jelasnya.

Baca juga: Kajian Perubahan Iklim BRIN: Sumatera Terancam Kekeringan Tahun 2050

Sedangkan pada video yang yang diunggah akun instagram @oki_okut_info, Thomas menyebutkan kondisinya tidak terlalu jelas, sehingga belum bisa memastikan kebenarannya.

"Video pertama jelas pecahan sampah antariksa. Video kedua tidak jelas objek apa," ungkapnya.

Terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan, M Iqbal Alisyahbana pun mengaku belum mendapatkan laporan terkait adanya meteor jatuh di Muba dan OKI.

"Keterangan dari camat dan BPBD setempat tidak ada meteor yang jatuh pada hari tersebut. Bahkan, wilayah titik persisnya juga belum tahu dimana," ujarnya singkat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hinca Pandjaitan Laporkan Dugaan Korupsi di Pertamina Hulu Rokan ke Kejati Riau

Hinca Pandjaitan Laporkan Dugaan Korupsi di Pertamina Hulu Rokan ke Kejati Riau

Regional
Mengenal Suntiang, Hiasan Kepala Pengantin Wanita Minang

Mengenal Suntiang, Hiasan Kepala Pengantin Wanita Minang

Regional
Marshel Widianto Maju di Pilkada Tangsel agar Petahana Tak Lawan Kotak Kosong

Marshel Widianto Maju di Pilkada Tangsel agar Petahana Tak Lawan Kotak Kosong

Regional
Mengintip Tugas Pantarlih, Deni Grogi Lakukan Coklit Bupati Semarang Ngesti Nugraha

Mengintip Tugas Pantarlih, Deni Grogi Lakukan Coklit Bupati Semarang Ngesti Nugraha

Regional
Petugas Pantarlih di Banten Bisa Data via 'Video Call' jika Pemilih Sibuk

Petugas Pantarlih di Banten Bisa Data via "Video Call" jika Pemilih Sibuk

Regional
Panggung Teater sebagai Jalan Hidup

Panggung Teater sebagai Jalan Hidup

Regional
Di Hari Anti Narkotika Internasional, Pj Gubri Terima Penghargaan P4GN dari BNN RI

Di Hari Anti Narkotika Internasional, Pj Gubri Terima Penghargaan P4GN dari BNN RI

Regional
Menilik Kampung Mangoet, Sentra Pengasapan Ikan Terbesar di Kota Semarang

Menilik Kampung Mangoet, Sentra Pengasapan Ikan Terbesar di Kota Semarang

Regional
7 Jemaah Haji Asal Kebumen Meninggal di Mekkah, Kemenag Pastikan Pengurusan Asuransi

7 Jemaah Haji Asal Kebumen Meninggal di Mekkah, Kemenag Pastikan Pengurusan Asuransi

Regional
Mudahkan Akses Warga ke Puskesmas dan RS, Bupati HST Serahkan 3 Unit Ambulans Desa

Mudahkan Akses Warga ke Puskesmas dan RS, Bupati HST Serahkan 3 Unit Ambulans Desa

Regional
Polisi Sebut Remaja Penganiaya Ibu Kandung Alami Depresi

Polisi Sebut Remaja Penganiaya Ibu Kandung Alami Depresi

Regional
Jadi Kuli Bangunan di Blora, Pria Asal Kediri Ditemukan Tewas Tertimpa Tiang Pancang

Jadi Kuli Bangunan di Blora, Pria Asal Kediri Ditemukan Tewas Tertimpa Tiang Pancang

Regional
Orangtua yang Buang Bayi Perempuan di Depan Kapel Ende Ditangkap

Orangtua yang Buang Bayi Perempuan di Depan Kapel Ende Ditangkap

Regional
Program Pengentasan Stunting Pemkot Semarang Dapat Penghargaan dari PBB

Program Pengentasan Stunting Pemkot Semarang Dapat Penghargaan dari PBB

Regional
Alasan Pj Gubernur Nana Sebut Pilkada Serentak 2024 Lebih Rawan Dibanding Pilpres

Alasan Pj Gubernur Nana Sebut Pilkada Serentak 2024 Lebih Rawan Dibanding Pilpres

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com