Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Dihanyutkan, Bayi 6 Bulan di Gowa Alami Penyiksaan

Kompas.com - 12/06/2024, 12:39 WIB
Abdul Haq ,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

 

GOWA, KOMPAS.com - Kasus penemuan bayi perempuan berusia enam bulan yang mayatnya ditemukan di saluran irigasi persawahan Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, terus didalami pihak kepolisan.

Polisi memastikan bahwa bayi tersebut adalah korban pembunuhan. 

Baca juga: Awalnya Dikira Boneka, Ternyata Bayi Berusia 6 Bulan Korban Pembunuhan

Dari hasil pemeriksaan tim forensik, terdapat luka pada bagian kepala dan tidak ada lumpur ataupun cairan yang masuk ke dalam tubuh korban.

"Yang jelas jasad bayi ini mengalami penyiksaan sebelum jasadnya dihanyutkan saluran irigasi dan dari hasil pemeriksaan tim forensik memang tidak ada lumpur ataupun cairan yang masuk ke dalam jasad korban," kata Kasat Reskrim Polres Gowa AKP Bachtiar Nambung, yang dikonfirmasi melalui sambungan telepon, pada Rabu.

Dalam kasus ini, polisi menduga ada keterlibatan orangtua korban.

Kedua orangtua korban telah diamankan di mana jarak rumah korban dengan lokasi penemuan mayat berjarak 500 meter.

Baca juga: Sakit akibat Digigit Anjing, Calon Jemaah Haji Asal Gowa Diundur Keberangkatannya ke Tanah Suci

"Hasil pengembangan penyelidikan ada peranan orangtua korban dan saat ini keduanya telah kami amankan, namun butuh penyelidikan lebih mendalam sebab keduanya saling tunjuk," kata Bachtiar.

Sebelumnya, jasad bayi berjenis kelamin perempuan tersebut awalnya dikira boneka mengapung di saluran irigasi dan ditemukan oleh warga dalam kondisi masih mengenakan celana dan baju.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hinca Pandjaitan Laporkan Dugaan Korupsi di Pertamina Hulu Rokan ke Kejati Riau

Hinca Pandjaitan Laporkan Dugaan Korupsi di Pertamina Hulu Rokan ke Kejati Riau

Regional
Mengenal Suntiang, Hiasan Kepala Pengantin Wanita Minang

Mengenal Suntiang, Hiasan Kepala Pengantin Wanita Minang

Regional
Marshel Widianto Maju di Pilkada Tangsel agar Petahana Tak Lawan Kotak Kosong

Marshel Widianto Maju di Pilkada Tangsel agar Petahana Tak Lawan Kotak Kosong

Regional
Mengintip Tugas Pantarlih, Deni Grogi Lakukan Coklit Bupati Semarang Ngesti Nugraha

Mengintip Tugas Pantarlih, Deni Grogi Lakukan Coklit Bupati Semarang Ngesti Nugraha

Regional
Petugas Pantarlih di Banten Bisa Data via 'Video Call' jika Pemilih Sibuk

Petugas Pantarlih di Banten Bisa Data via "Video Call" jika Pemilih Sibuk

Regional
Panggung Teater sebagai Jalan Hidup

Panggung Teater sebagai Jalan Hidup

Regional
Di Hari Anti Narkotika Internasional, Pj Gubri Terima Penghargaan P4GN dari BNN RI

Di Hari Anti Narkotika Internasional, Pj Gubri Terima Penghargaan P4GN dari BNN RI

Regional
Menilik Kampung Mangoet, Sentra Pengasapan Ikan Terbesar di Kota Semarang

Menilik Kampung Mangoet, Sentra Pengasapan Ikan Terbesar di Kota Semarang

Regional
7 Jemaah Haji Asal Kebumen Meninggal di Mekkah, Kemenag Pastikan Pengurusan Asuransi

7 Jemaah Haji Asal Kebumen Meninggal di Mekkah, Kemenag Pastikan Pengurusan Asuransi

Regional
Mudahkan Akses Warga ke Puskesmas dan RS, Bupati HST Serahkan 3 Unit Ambulans Desa

Mudahkan Akses Warga ke Puskesmas dan RS, Bupati HST Serahkan 3 Unit Ambulans Desa

Regional
Polisi Sebut Remaja Penganiaya Ibu Kandung Alami Depresi

Polisi Sebut Remaja Penganiaya Ibu Kandung Alami Depresi

Regional
Jadi Kuli Bangunan di Blora, Pria Asal Kediri Ditemukan Tewas Tertimpa Tiang Pancang

Jadi Kuli Bangunan di Blora, Pria Asal Kediri Ditemukan Tewas Tertimpa Tiang Pancang

Regional
Orangtua yang Buang Bayi Perempuan di Depan Kapel Ende Ditangkap

Orangtua yang Buang Bayi Perempuan di Depan Kapel Ende Ditangkap

Regional
Program Pengentasan Stunting Pemkot Semarang Dapat Penghargaan dari PBB

Program Pengentasan Stunting Pemkot Semarang Dapat Penghargaan dari PBB

Regional
Alasan Pj Gubernur Nana Sebut Pilkada Serentak 2024 Lebih Rawan Dibanding Pilpres

Alasan Pj Gubernur Nana Sebut Pilkada Serentak 2024 Lebih Rawan Dibanding Pilpres

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com