KOMPAS.com - Pencarian korban banjir bandang di Sumatera Barat (Sumbar), terus dilakukan hingga Jumat (17/5/224).
Kepala Kantor SAR Padang Abdul Malik mennjelaskan, pada pencarian hari keenam masih ada 14 orang dilaporkan hilang.
Pencarian para korban dilakukan sejak Sabtu (11/5/2024) di wilayah Kabupaten Agam daan Tanah Datar.
"Dapat kami sampaikan bahwa korban yang akan kita cari ialah 14 orang, satu di Agam dan 13 di Tanah Datar," kata Abdul Malik, dilansir dari Tribunnews.com.
Baca juga: BNPB: 20 Korban Hilang akibat Banjir Lahar di Sumbar Masih dalam Pencarian
Sementara itu, lanjutnya, sebanyak 61 ditemukan meninggal dunia dan yang belum teridentifikasi 5 orang, termasuk korban yang ditemukan di Sijunjung.
Abdul Malik menambahkan, 61 orang yang ditemukan meninggal dunia ini sesuai dengan data DVI yang telah dibawa ke rumah sakit.
“Dari 61 ini, 5 korban belum teridentifikasi,” katanya.
Baca juga: Melihat Kondisi Bukik Batabuah dan Sungai Pua Sumbar Usai Disapu Banjir Bandang
Sementara itu, sebanyak 206 warga Kabupaten Agam, masih di beberapa titik sejak Minggu (12/5/2024) lalu.
"Jumlah yang menggungsi itu ada sebanyak 206 jiwa yang terdiri dari 60 KK," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam Budi Perwira Negara, Jumat.
Secara keseluruhan, lanjtnya, jumlah warga yang mengungsi sebanyak 1.166 orang yang terdiri dari 198 KK.
"Mereka kita ungsikan di sekolah-sekolah yang ada. Sebagian warga yang diungsikan tersebut sudah ada yang pergi ke rumah saudaranya," kata dia.
Untuk kebutuhan para pengungsi telah disediakan empat dapur umum.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menemukan penyebab utama banjir bandang di Gunung Marapi, Sumatera Barat, Sabtu (11/5/2024) lalu saat saat Rapat Khusus Penanganan Bencana Banjir Lahar Dingin Marapi di Balai Sidang Istana Bung Hatta, Kamis (16/5/2024),
Menurutnya, ada 25 titik hulu yang saling bertemu di sekitar Gunung Marapi. Hal ini memicu debit air tinggi.
"Hulu sungai ini sudah saling bertemu. Ini adalah penyebab utama banjir bandang yang terjadi karena debit air semakin besar," katanya, dilansir dari Kominfo Padang Panjang, Jumat (17/5/2024).
"Kemungkinan, dari hasil pantauan kami ke lokasi, untuk debit air saat ini tambah besar dari banjir sebelumnya. Itu akan terjadi akibat endapan air yang tersimpan di abu vulkanik dan banyaknya longsor yang telah terjadi di lereng Gunung Marapi," tambahnya.
(Penulis: Rahmadhani | Editor: Glori K. Wadrianto)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul: Temuan BMKG soal Penyebab Banjir Bandang Lahar Dingin Gunung Marapi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.