Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marliah Tiba-tiba Jadi Warga Negara Malaysia, Kok Bisa?

Kompas.com - 08/05/2024, 08:44 WIB
David Oliver Purba

Editor

KOMPAS.com - Marliah, wanita asal Lubuklinggau, Sumatera Selatan, akhirnya kembali menjadi warga negara Indonesia (WNI).

Sebelumnya, pensiunan guru ini kaget mengetahui status dirinya berubah kewarganegaraan menjadi warga negara Malaysia.

Baca juga: Tiba-tiba Berstatus WN Malaysia, Marliah Akhirnya Kembali Jadi WNI

Padahal, dia tidak pernah mengurus pindah kewarganegaraan atau bahkan pernah keluar negeri.

Baca juga: Marliah Kaget Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia, Padahal Tak Pernah ke Luar Negeri

Lalu, bagaimana bisa hal ini bisa terjadi?

Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri Teguh Setyabudi, menjelaskan, dari hasil penelusuran, ternyata terdapat dua orang dengan nama, tanggal, bulan, dan tahun lahir yang sama, yaitu Marliah yang sudah menjadi WNA Malaysia, dan Marliah yang berdomisili di Kota Lubuklinggau.

Baca juga: Cerita Awal Mula Marliah Pensiunan PNS Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia

Berawal pada Desember 2022, Ditjen Dukcapil Kemendagri menerima surat pelepasan kewarganegaraan dari Dirjen Administrasi Hukum Umum (AHU) Kementerian Hukum dan HAM, Nomor AHU.4.AH.10-158 tanggal 28 November 2022, perihal penyampaian nama orang yang kehilangan Kewarganeraan RI, salah satunya atas nama Marliah.

Berdasarkan Surat Dirjen AHU Kemenkumham tersebut, Dirjen Dukcapil Kemendagri saat itu mengirimkan surat tertanggal 8 Desember 2022 tentang Penyampaian Tembusan Keputusan Menkumham tentang Orang yang Kehilangan Kewarganegaraan, yakni atas nama Marliah dengan NIK. XXXXXXX907630002.

"Saudari Marliah yang berdomisili di Kinabalu, Malaysia, lahir pada tanggal 17 September 1963 telah melepaskan status kewarganegaraan Republik Indonesia menjadi WNA Malaysia. Pada saat masih menjadi WNI, yang bersangkutan belum pernah melakukan perekaman KTP-el," ungkap Teguh dalam keterangannya, Senin (6/5/2024), dikutip dari dukcapil.kemendagri.go.id.

Sementara, Marliah yang berdomisili di Lubuklinggau, sudah melakukan perekaman KTP-elektronik dan tercatat dalam database kependudukan.

Lantaran Marliah yang melepaskan kewarganegaraan belum pernah melakukan perekaman KTP-elektronik, maka pada saat pengecekan, dalam database kependudukan untuk proses perubahan status kewarganegaraan, yang muncul adalah data Marliah yang berdomisili di Kota Lubuklinggau.

"Pada saat itu terjadi kesalahan teknis terkait penonaktifan NIK atas nama Marliah yang berdomisili di Lubuklinggau," kata mantan Dirjen Bina Pembangunan Daerah (Bangda) Kemendagri ini.

Teguh mengatakan, perubahan status kewarganegaraan, baik dari WNA ke WNI maupun dari WNI ke WNA, sebenarnya bukan kewenangan dari Ditjen Dukcapil Kemendagri.

Namun, dia telah memerintahkan Dinas Dukcapil Kota Lubuklinggau agar segera meminta pemulihan data kependudukan atas nama Marliah dengan NIK. XXXXXXX907630002.

"Pagi tadi (Senin 6 April 2024), Ditjen Dukcapil Kemendagri telah menerima surat permohonan pemulihan NIK yang bersangkutan dari Kadis Dukcapil Kota Lubuklinggau," kata Teguh.

Setelah menerima surat tersebut, maka Marliah telah resmi kembali menjadi WNI.

Sebelumnya diberitakan, Marliah, mantan guru di Kota Lubuklinggau Sumsel, kaget kehilangan kewarganegaraan Indonesia dan menjadi warga negara Malaysia.

Peristiwa pindah kewarganegaraan ini diketahui saat Inayah, anak Marliah, hendak membuat NPWP. Namun, data miliknya tidak sinkron.

Ketika sampai di kantor Disdukcapil, ternyata data Inayah dan Marliah sudah terpisah, di mana ibunya tidak lagi terdaftar sebagai WN Indonesia dan pindah menjadi WN Malaysia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hinca Pandjaitan Laporkan Dugaan Korupsi di Pertamina Hulu Rokan ke Kejati Riau

Hinca Pandjaitan Laporkan Dugaan Korupsi di Pertamina Hulu Rokan ke Kejati Riau

Regional
Mengenal Suntiang, Hiasan Kepala Pengantin Wanita Minang

Mengenal Suntiang, Hiasan Kepala Pengantin Wanita Minang

Regional
Marshel Widianto Maju di Pilkada Tangsel agar Petahana Tak Lawan Kotak Kosong

Marshel Widianto Maju di Pilkada Tangsel agar Petahana Tak Lawan Kotak Kosong

Regional
Mengintip Tugas Pantarlih, Deni Grogi Lakukan Coklit Bupati Semarang Ngesti Nugraha

Mengintip Tugas Pantarlih, Deni Grogi Lakukan Coklit Bupati Semarang Ngesti Nugraha

Regional
Petugas Pantarlih di Banten Bisa Data via 'Video Call' jika Pemilih Sibuk

Petugas Pantarlih di Banten Bisa Data via "Video Call" jika Pemilih Sibuk

Regional
Panggung Teater sebagai Jalan Hidup

Panggung Teater sebagai Jalan Hidup

Regional
Di Hari Anti Narkotika Internasional, Pj Gubri Terima Penghargaan P4GN dari BNN RI

Di Hari Anti Narkotika Internasional, Pj Gubri Terima Penghargaan P4GN dari BNN RI

Regional
Menilik Kampung Mangoet, Sentra Pengasapan Ikan Terbesar di Kota Semarang

Menilik Kampung Mangoet, Sentra Pengasapan Ikan Terbesar di Kota Semarang

Regional
7 Jemaah Haji Asal Kebumen Meninggal di Mekkah, Kemenag Pastikan Pengurusan Asuransi

7 Jemaah Haji Asal Kebumen Meninggal di Mekkah, Kemenag Pastikan Pengurusan Asuransi

Regional
Mudahkan Akses Warga ke Puskesmas dan RS, Bupati HST Serahkan 3 Unit Ambulans Desa

Mudahkan Akses Warga ke Puskesmas dan RS, Bupati HST Serahkan 3 Unit Ambulans Desa

Regional
Polisi Sebut Remaja Penganiaya Ibu Kandung Alami Depresi

Polisi Sebut Remaja Penganiaya Ibu Kandung Alami Depresi

Regional
Jadi Kuli Bangunan di Blora, Pria Asal Kediri Ditemukan Tewas Tertimpa Tiang Pancang

Jadi Kuli Bangunan di Blora, Pria Asal Kediri Ditemukan Tewas Tertimpa Tiang Pancang

Regional
Orangtua yang Buang Bayi Perempuan di Depan Kapel Ende Ditangkap

Orangtua yang Buang Bayi Perempuan di Depan Kapel Ende Ditangkap

Regional
Program Pengentasan Stunting Pemkot Semarang Dapat Penghargaan dari PBB

Program Pengentasan Stunting Pemkot Semarang Dapat Penghargaan dari PBB

Regional
Alasan Pj Gubernur Nana Sebut Pilkada Serentak 2024 Lebih Rawan Dibanding Pilpres

Alasan Pj Gubernur Nana Sebut Pilkada Serentak 2024 Lebih Rawan Dibanding Pilpres

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com