Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Disabilitas di Ambon Ditemukan Kurus Penuh Air Kencing, Diduga Ditelantarkan Kakak Angkat

Kompas.com - 05/05/2024, 08:30 WIB
Priska Birahy,
Reni Susanti

Tim Redaksi

AMBON, KOMPAS.com - Seorang anak berusia 10 tahun ditemukan warga Lorong Kabaresi Gunung Malintang, Desa Batumerah, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon dalam kedaan kurus penuh kencing di sebuah kos-kosan, Sabtu (4/5/2024).

Awalnya, warga mendengar suara anak perempuan sering menangis dari sebuah kosan. Rupanya suara tangisan itu berasal dari seorang anak disabilitas yang sering dikunci di kamar kos seorang diri.

Warga kemudian melaporkan kejadian ini ke Babhinkamtibmas. Dari pengakuan warga yang melapor, hanya ada seorang pria paruh baya yang mengklaim sebagai kakak angkat dan sesekali datang memberi makanan kepadanya.

Baca juga: Daftar ke 4 Parpol, Pj Walkot Bodewin Siap Bertarung di Pilkada Ambon

"Ada laporan dari warga, katong datang dua hari lalu ternyata seng ada orang di situ, pintunya dikunci, jendela dikunci. Laporannya dari tetangga anak itu ditinggal-tinggal di situ sudah sekitar 5 bulan," ucap pendamping perlindungan perempuan dan anak dari Negeri Batumerah Ambon, Nini Kusniati.

Nini berinisiatif melihat melalui ventilasi. Ia melihat seorang anak di dalam. Mereka pun menghubungi Bhabinkamtibmas untuk melakukan tindakan lanjut. Nini dan petugas pendamping lain lantas mencongkel pintu lalu masuk.

Kondisi anak perempuan itu tampak tidak terurus dan kotor. Matanya juga tidak bisa melihat dengan baik. Begitupun indera pendengarannya.

Baca juga: Baju Cele Ambon: Ciri-ciri, Aksesoris, dan Penggunaan

"Setelah ketemu, kondisinya sangat memprihatinkan. Sudah kencing kotoranlah di badannya. Dari tetangga kos itu bilang ada yang datang bawa makanan tapi seng setiap saat. Matanya itu tidak bisa lihat, pendengarannya juga kurang. Tapi kalau kita sentuh dia merespons," lanjut Nini saat bersama sang anak di rumah Salah satu warga

Dari keterangan warga sekitar, anak itu tinggal sendiri di kos sekitar 5 bulan. Dia hanya ditemani seorang pria yang dikenal warga sebagai saudara laki laki bukan kandung.

Dia yang kerap datang memberi makan dan mengurus anak tersebut, namun tidak rutin.

Sayangnya belakangan warga merasa khawatir dengan kondisi sang anak yang sering ditinggal sendiri dan menangis.

Lantaran takut terjadi apa-apa, mereka pun melapor untuk segera menyelamatkan anak tersebut.
Anak itu kini tinggal sementara di rumah tetangga. Pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Sosial Kota Ambon untuk melakukan langkah selanjutnya.

Begitupun pria yang kerap mengurus anak tersebut sudah dipanggil oleh Dinas Sosial, Senin (6/5/2024). Panggilan ditujukan untuk kakak angkat, istri, dan juga mertuanya.

Hasriati, Kasi Rehabilitasi Sosial Anak dan Lanjut Usia Dinas Sosial Kota Ambon menyatakan, bakal berkoordinasi untuk menyelesaikan masalah tersebut pada Senin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hinca Pandjaitan Laporkan Dugaan Korupsi di Pertamina Hulu Rokan ke Kejati Riau

Hinca Pandjaitan Laporkan Dugaan Korupsi di Pertamina Hulu Rokan ke Kejati Riau

Regional
Mengenal Suntiang, Hiasan Kepala Pengantin Wanita Minang

Mengenal Suntiang, Hiasan Kepala Pengantin Wanita Minang

Regional
Marshel Widianto Maju di Pilkada Tangsel agar Petahana Tak Lawan Kotak Kosong

Marshel Widianto Maju di Pilkada Tangsel agar Petahana Tak Lawan Kotak Kosong

Regional
Mengintip Tugas Pantarlih, Deni Grogi Lakukan Coklit Bupati Semarang Ngesti Nugraha

Mengintip Tugas Pantarlih, Deni Grogi Lakukan Coklit Bupati Semarang Ngesti Nugraha

Regional
Petugas Pantarlih di Banten Bisa Data via 'Video Call' jika Pemilih Sibuk

Petugas Pantarlih di Banten Bisa Data via "Video Call" jika Pemilih Sibuk

Regional
Panggung Teater sebagai Jalan Hidup

Panggung Teater sebagai Jalan Hidup

Regional
Di Hari Anti Narkotika Internasional, Pj Gubri Terima Penghargaan P4GN dari BNN RI

Di Hari Anti Narkotika Internasional, Pj Gubri Terima Penghargaan P4GN dari BNN RI

Regional
Menilik Kampung Mangoet, Sentra Pengasapan Ikan Terbesar di Kota Semarang

Menilik Kampung Mangoet, Sentra Pengasapan Ikan Terbesar di Kota Semarang

Regional
7 Jemaah Haji Asal Kebumen Meninggal di Mekkah, Kemenag Pastikan Pengurusan Asuransi

7 Jemaah Haji Asal Kebumen Meninggal di Mekkah, Kemenag Pastikan Pengurusan Asuransi

Regional
Mudahkan Akses Warga ke Puskesmas dan RS, Bupati HST Serahkan 3 Unit Ambulans Desa

Mudahkan Akses Warga ke Puskesmas dan RS, Bupati HST Serahkan 3 Unit Ambulans Desa

Regional
Polisi Sebut Remaja Penganiaya Ibu Kandung Alami Depresi

Polisi Sebut Remaja Penganiaya Ibu Kandung Alami Depresi

Regional
Jadi Kuli Bangunan di Blora, Pria Asal Kediri Ditemukan Tewas Tertimpa Tiang Pancang

Jadi Kuli Bangunan di Blora, Pria Asal Kediri Ditemukan Tewas Tertimpa Tiang Pancang

Regional
Orangtua yang Buang Bayi Perempuan di Depan Kapel Ende Ditangkap

Orangtua yang Buang Bayi Perempuan di Depan Kapel Ende Ditangkap

Regional
Program Pengentasan Stunting Pemkot Semarang Dapat Penghargaan dari PBB

Program Pengentasan Stunting Pemkot Semarang Dapat Penghargaan dari PBB

Regional
Alasan Pj Gubernur Nana Sebut Pilkada Serentak 2024 Lebih Rawan Dibanding Pilpres

Alasan Pj Gubernur Nana Sebut Pilkada Serentak 2024 Lebih Rawan Dibanding Pilpres

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com