DEMAK, KOMPAS.com - Banjir di Kabupaten Demak, Jawa Tengah pada Maret lalu diprediksi berdampak ke produksi palawija di tahun 2024 ini.
Hal itu ditengarai banyaknya sawah gagal panen di Demak terdampak banjir Februari dan Maret.
Baca juga: 4.299 Hektare Sawah Gagal Panen Selama Banjir Demak, Produksi Beras Terancam Menurun Tahun Ini
Data Dinas Pertanian dan Pangan (Dinpertan Pangan) Demak, sebanyak 4.299 hektare sawah gagal panen atau puso terkena banjir.
Kondisi ini menyebabkan para petani di Demak terpaksa menanam ulang usai banjir dan musim panen padi mundur dari yang dijadwalkan.
"Sistem tanam jelas mundur, dampaknya nanti ini ke palawija. Palawija juga akan mundur," ujar Kepala Bidang Tanaman dan Holtikultura, Dinpertan Pangan, Hery Wuryanta kepada Kompas.com di ruang kerjanya, Selasa (23/4/2024).
Dalam satu tahun petani di Demak menanam tiga kali dengan sistem padi-padi-palawija atau dikenal dengan MT1, MT2, dan MT3.
Usai tanam padi kedua atau MT2, para petani di Demak banyak yang menam palawija komoditas kacang hijau.
Panen raya kacang hijau biasanya dilakukan pada bulan Agustus, namun dengan pola tanam yang mundur berdampak ke turunnya angka produksi.
Kata Hery, pada tahun 2023 jumlah tanaman kacang hijau mencapai 20.556 hektare sawah.
"Kemarin panen kita ada 24.050 hektar. Dengan produktivitas 8,55 kwintal per hektar," katanya.
"Prediksi saya berkurang banyak, karena kan otomatis ini MT2 mundur, lah nanti kacang hijau mundur," sambung dia.
Hery menambahkan, apabila tanam kacang hijau dilakukan di atas bulan Juni saat musim kering, maka rawan terserang hama atau organisme pengganggu tanaman (OTP).
Baca juga: Banjir Demak, Beban Ekonomi Masyarakat, dan Ancaman Utang...
"Kalau kacang hijau ini biasanya di tanam lebih dari bulan Juni kan rawan OPT, kemungkinan akan airnya juga kekurangan biasanya dampaknya pada produksi palawija," papar Hery.
Sebagai informasi, saat ini di Kabupaten Demak memasuki MT2 atau masa tanam padi kedua.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.