Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Umbul Kemanten, Dulu Tempat Wisata Keluarga Keraton Solo, Kini Menghasilkan Miliaran Rupiah

Kompas.com - 12/03/2024, 17:56 WIB
Labib Zamani,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

KLATEN, KOMPAS.com - Objek wisata Umbul Kemanten atau nganten tempat pemandian di Desa Sidowayah, Kecamatan Polanharjo, Klaten, Jawa Tengah, menyimpan kisah menarik.

Sebelum dibuka untuk masyarakat umum, Umbul Kemanten dahulunya dijadikan tempat piknik atau wisata begi keluarga Keraton Kasunanan Surakarta atau Keraton Solo.

Keluarga Keraton Solo datang ke Umbul Kemanten untuk mandi dan bersatai ria.

Kepala Desa Sidowayah Mujahit Jaryanto mengatakan, usia Umbul Kemanten sudah ratusan tahun. Terkait kapan umbul kemanten dibuat, dia mengaku tak ingat.

Baca juga: Umbul Ngabean di Boyolali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Umbul kemanten telah mengalami perubahan dari masa ke masa. Saat ini, Umbul Kemanten sampai sekarang dimanfaatkan untuk tempat pemandian dan wisata.

Umbul yang digunakan sebagai tradisi padusan untuk menyambut puasa Ramadhan ini memiliki fasilitas berupa bangunan pendopo.

"Kalau aslinya ada satu kolam. Terus ada lima kolam tambahan," kata Mujahit di Klaten, Jawa Tengah, Selasa (12/3/2024).

Cerita "sompil" buntung

Ada kisah yang melegenda terkait asal mula sompil atau siput buntung di Umbul Kemanten. Mujahit mengatakan konon ucapan raja Keraton Solo membuat sompil di Umbul Kemanten menjadi buntung.

Kisah tersebut bermula saat itu putri keraton Solo sedang berjalan di aliran sungai dekat umbul.

Kaki sang putri pun menginjak sompil atau siput dan berdarah. Kejadian itu kemudian dilaporkan kepada Raja Keraton Solo.

Raja Keraton Solo mencabut sompil yang menancap di kaki putrinya sambil mengucapkan "Buntung Kamu".

"Jadi pada waktu itu raja dari Keraton Solo suka tedak siten ke sini ngajak anak cucu terus cucunya kena sompil. Karena berdarah namanya sabdo pandito ratu (ucapan raja) ampuh. Sompil yang tadinya mengenai putrinya dikutuk sehingga anak keturunan sompil itu semuanya buntung," ungkapnya

Ucapannya tersebut membuat semua sompil di sekitar Umbul Kemanten menjadi buntung, termasuk yang lahir baru.

"Sampai sekarang dalam radius 200 meter dari Umbul Kemanten ke sini itu sompil-nya buntung," tuturnya. 

Sumbang miliaran rupiah

Mujahit mengatakan, Umbul Kemanten menjadi sumber penghidupan warga Desa Sidowayah. Pasalnya, Umbul Kemanten telah menyumbangkan pemasukan miliaran rupiah untuk Desa Sidowayah.

Baca juga: Pohon Berusia Ribuan Tahun di Umbul Senjoyo Tumbang, Pembersihan Tunggu Hari Baik

Selain untuk pendapatan asli Desa Sidowayah, penghasilan dari objek wisata umbul kemanten 12 persennya dibagikan kepada RT desa setempat.

Dia menyebut, pada tahun 2023, pendapatan Umbul Kemanten mencapai Rp 5,9 miliar. Pendapatan itu digunakan untuk cadangan modal, sosial, pad desa dan dibagikan kepada RT.

"12 persen dari keuntungan BUMDes (dibagikan) ke tiap RT (sebesar) Rp 7,4 juta. Kita harapkan keuntungan dari umbul kemanten terus naik," ungkap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Duel Maut Sesama Sopir Truk di Banjarmasin, Seorang Tewas

Duel Maut Sesama Sopir Truk di Banjarmasin, Seorang Tewas

Regional
Satu Korban Longsor Luwu Ditemukan Tewas di Kebun, Jumlah Korban Kini Mencapai 14 Orang

Satu Korban Longsor Luwu Ditemukan Tewas di Kebun, Jumlah Korban Kini Mencapai 14 Orang

Regional
Longsor Tutup Jalan Penghubung Kabupaten Tanah Bumbu dan HSS Kalsel, Sebuah Mobil Terjebak

Longsor Tutup Jalan Penghubung Kabupaten Tanah Bumbu dan HSS Kalsel, Sebuah Mobil Terjebak

Regional
Maju di Pilkada Banten 2024, Iti Berharap Dipasangkan dengan Airin

Maju di Pilkada Banten 2024, Iti Berharap Dipasangkan dengan Airin

Regional
Sopir Bus Kecelakaan Maut di Subang Belum Diinterogasi, Polisi: Masih Sakit

Sopir Bus Kecelakaan Maut di Subang Belum Diinterogasi, Polisi: Masih Sakit

Regional
Warga Blora Temukan Bayi di Luar Rumah dengan Surat 'Jaga Anak Ini dengan Baik'

Warga Blora Temukan Bayi di Luar Rumah dengan Surat "Jaga Anak Ini dengan Baik"

Regional
Belasan Rumah Warga di Bangka Belitung Jebol Diterjang Puting Beliung

Belasan Rumah Warga di Bangka Belitung Jebol Diterjang Puting Beliung

Regional
Longsor di Sitinjau Lauik, Gubernur Sumbar Nyaris Jadi Korban

Longsor di Sitinjau Lauik, Gubernur Sumbar Nyaris Jadi Korban

Regional
Kambing yang Dicuri Pemberian Dedi Mulyadi, Muhyani: Saya Minta Maaf

Kambing yang Dicuri Pemberian Dedi Mulyadi, Muhyani: Saya Minta Maaf

Regional
Mensos Risma Robohkan Rumah yang Dihuni Bocah yang Lumpuh

Mensos Risma Robohkan Rumah yang Dihuni Bocah yang Lumpuh

Regional
Gunung Ile Lewotolok NTT Alami 120 Kali Gempa Embusan dalam 6 Jam

Gunung Ile Lewotolok NTT Alami 120 Kali Gempa Embusan dalam 6 Jam

Regional
Hanya Berselang 2 Jam, Sungai Bogowonto Kembali Makan Korban Jiwa

Hanya Berselang 2 Jam, Sungai Bogowonto Kembali Makan Korban Jiwa

Regional
352 Jemaah Haji Kloter Pertama di Jateng Berangkat dengan Fasilitas “Fast Track”, Apa Itu?

352 Jemaah Haji Kloter Pertama di Jateng Berangkat dengan Fasilitas “Fast Track”, Apa Itu?

Regional
360 Calon Jemaah Haji Kloter Pertama Embarkasi Solo Diterbangkan ke Tanah Suci

360 Calon Jemaah Haji Kloter Pertama Embarkasi Solo Diterbangkan ke Tanah Suci

Regional
Update Banjir di Tanah Datar Sumbar, 11 Orang Meninggal, 5 Kecamatan Terendam

Update Banjir di Tanah Datar Sumbar, 11 Orang Meninggal, 5 Kecamatan Terendam

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com