BANGKA, KOMPAS.com-Lahan padi sawah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung belum terkelola maksimal. Dari sekitar 20.000 hektar lahan yang tersedia, hanya 9.000 hektar yang baru terkelola secara rutin.
Imbasnya produksi padi lokal belum bisa mengimbangi permintaan pasar.
"Baru sekitar 20 persen produksi padi kita, dari 9.000 hektar dengan dua kali panen artinya 18.000 hektar yang produksi," kata Penjabat (Pj) Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Safrizal ZA di Pangkalpinang, Sabtu (24/2/2024).
Baca juga: Banjir, Ribuan Hektar Sawah di Demak Gagal Panen
Safrizal menuturkan, rendahnya produksi padi disebabkan berbagai faktor. Selain kondisi infrastruktur yang belum mendukung, juga karena sedikitnya minat warga untuk bertanam padi sawah.
Saat ini tercatat sekitar 140.000 warga yang berprofesi sebagai petani. Namun jumlah tersebut tidak spesifik untuk petani padi saja.
Ada bidang pertanian lain selain padi sawah yang juga digeluti warga.
"Kalau dari sensus baru 9 persen dari jumlah penduduk petani kita," ujar Safrizal.
Safrizal mengatakan, produksi tanaman pangan akan terus digiatkan melalui program semangat menanam rakyat (Semarak).
Berbagai bantuan seperti peralatan pertanian juga bakal disalurkan secara bertahap.
"Lahan-lahan kritis bekas penambangan juga perlu diberdayakan, tentunya perlu komitmen masyarakat untuk mengolahnya," ujar Safrizal.
Baca juga: Bersihkan Aliran Air Sawah, Petani di Banyumas Temukan Mortir
Beberapa sentra padi sawah di Bangka Belitung yakni Desa Banyuasin Bangka, Desa Namang Bangka Tengah dan Desa Rias Bangka Selatan.
Padi yang dihasilkan daerah tersebut masih terbatas untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.