Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Massa "Geruduk" KPU Jateng, Protes Kecurangan Pemilu dan Minta Komisioner Membekukan Diri

Kompas.com - 21/02/2024, 14:10 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Massa yang tergabung dalam aliansi masyarakat sipil Jawa Tengah menggeruduk kantor KPU Jawa Tengah untuk memprotes kecurangan selama tahapan pemilu 2024, Rabu (21/2/2024).

Korlap Aksi, Daniel Toto Indiono mengecam keterlibatan Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari dalam penyelenggaraan pemilu karena sebelumnya diberi sanksi peringatan keras dari DKPP atas pelanggaran etika.

"Ketua KPU dan komisioner di pusat mesti membekukan diri, jangan menunggu dipecat karena tidak akan ada yang memecat tapi harus tahu malu," ujar Daniel di sela aksi, Rabu (21/2/2024).

Baca juga: Ketua KPPS di Magelang Dipecat, Apa Sebabnya?

Menurutnya, apabila Ketua KPU RI beserta komisionernya terus menyelenggarakan pemilu ini, kesalahan demi kesalahan akan terjadi dan pada akhirnya menelurkan hasil pemilu yang cacat hukum. 

Hal itu terlihat dari sikap KPU meloloskan calon wakil presiden nomor urut 02 Gibran Rakabuming Raka tanpa mengubah PKPU usai keluarnya putusan MK No. 90 Tahun 2023 tentang batas usia dan syarat menjadi capres-cawapres.

Hingga kekeliruan sistem hitung cepat milik KPU yakni Sirekap yang dinilai tidak akurat dalam membaca foto C hasil plano yang diunggah oleh petugas KPPS usai pemungutan suara.

Akibatnya bersamaan dengan banyaknya data yang harus diperbaiki, Sirekap sempat mengalami hambatan dan diskors oleh KPU untuk memperbaiki data ekstrem tersebut.

"Kesalahan demi kesalahan yang sekarang sedang berlangsung. Kesalahan Sirekap, seperti itu. Masak seperti itu harus diteruskan?" bebernya.

Baca juga: Saat Massa di Semarang Lempari Polisi dengan Sempak, Simbol Jokowi Tak Punya Malu...


Tuntutan aksi massa

Puluhan massa berunjuk rasa memprotes kecurangan pemilu serentak 2024 di depan kantor KPU Jateng, Semarang, Rabu (21/2/2024).KOMPAS.COM/Titis Anis Fauziyah Puluhan massa berunjuk rasa memprotes kecurangan pemilu serentak 2024 di depan kantor KPU Jateng, Semarang, Rabu (21/2/2024).

Gerakan ini merupakan gelombang aksi unjuk rasa pertama yang memprotes pemilu setelah pemungutan suara pada 14 Februari 2024 silam.

Terlihat massa berusia paruh baya juga banyak ikut turun ke jalan dengan membawa tuntutan yang ditulis dalam selembar kertas.

Di antaranya terlihat tulisan, turunkan Ketua KPU, tegakkan demokrasi, adakan pemilu ulang, adili pelanggar HAM, KPU bandar togel, pemilu curang, KPU tidak jurdil, dan seterusnya.

"Kawan-kawan KPU Jateng bawa suara kami ke KPU RI, apabila kalian tidak bisa melakukan hal itu kami akan melakukan aksi lebih besar, kami buktikan, kita tidak pernah gentar, kita jawab kedzaliman, kita tegakkan konsitusi," teriak salah satu orator.

Baca juga: 13 TPS di Yogyakarta Direkomendasikan Pemungutan Suara Ulang, Ini Penyebabnya

Daniel menilai KPU Jateng mestinya dapat menyampaikan aspirasi itu mengingat Ketua KPU RI merupakan warga Semarang.

Merespons hal itu, Komisioner KPU Jateng, Paulus Widiyantoro menerima audiensi dari para demonstran dan siap menyampaikan tuntutan mereka ke KPU RI.

"Ada lima item yang mereka tanyakan terkait Sirekap. Kami tidak menunda, tapi men-skors karena memang harus ada perbaikan data ekstrem. Jadi bukan menunda, tapi menskors," jelas Paulus usai audiensi dengan 10 perwakilan massa aksi.

Sementara terkait permintaan agar Ketua KPU RI dan komisioner untuk mundur dari penyelenggara, dia akan merumuskan agar tuntutan itu dapat disampaikan ke pusat.

"Jadi mereka tidak meminta kami menjawab, tapi meminta kami menyampaikan kepada KPU RI. Kami menerima satu surat ini, dan tadi ada diskusi dan nanti akan dirumuskan sebagai pengantar kepada KPU RI," tandasnya.

Baca juga: Warga di Bima Rusak TPS dan Bakar Kotak Surat Suara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengusaha Kerajinan Tembaga Boyolali Ditemukan Tewas di Rumahnya, Diduga Dibunuh

Pengusaha Kerajinan Tembaga Boyolali Ditemukan Tewas di Rumahnya, Diduga Dibunuh

Regional
Puncak Gunung Lewotobi NTT Hujan Deras, Warga Diimbau Waspadai Banjir Lahar

Puncak Gunung Lewotobi NTT Hujan Deras, Warga Diimbau Waspadai Banjir Lahar

Regional
Pagi Berdarah, Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri di Jalan Desa

Pagi Berdarah, Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri di Jalan Desa

Regional
Kapal Logistik dari Malaysia Karam di Perairan Kepulauan Meranti

Kapal Logistik dari Malaysia Karam di Perairan Kepulauan Meranti

Regional
SDN 52 Buton Terendam Banjir, Pagar Sekolah Terpaksa Dijebol

SDN 52 Buton Terendam Banjir, Pagar Sekolah Terpaksa Dijebol

Regional
Tantang Mahyeldi pada Pilkada Sumbar, Bupati Solok Daftar ke Nasdem

Tantang Mahyeldi pada Pilkada Sumbar, Bupati Solok Daftar ke Nasdem

Regional
Kemeriahan BBI BBWI dan Lancang Kuning Carnival di Riau, dari 10.000 Penari hingga Ratusan UMKM dan Ekonomi Kreatif

Kemeriahan BBI BBWI dan Lancang Kuning Carnival di Riau, dari 10.000 Penari hingga Ratusan UMKM dan Ekonomi Kreatif

Regional
Bersengketa di MK, Penetapan Kursi DPRD Bangka Belitung Tertunda

Bersengketa di MK, Penetapan Kursi DPRD Bangka Belitung Tertunda

Regional
Banjir Luwu, Korban Meninggal Jadi 10 Orang, 2 Masih Dicari

Banjir Luwu, Korban Meninggal Jadi 10 Orang, 2 Masih Dicari

Regional
Capaian Keuangan Sumsel, Nilai Ekspor 503,09 Juta Dollar AS hingga NTUP Naik 1,5 Persen 

Capaian Keuangan Sumsel, Nilai Ekspor 503,09 Juta Dollar AS hingga NTUP Naik 1,5 Persen 

Regional
Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Regional
Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Regional
Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Regional
Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Regional
3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com