KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), akan mengucurkan dana belanja tak terduga untuk menekan lonjakan harga bahan pokok seperti beras.
Dari persediaan dana tak terduga sekitar Rp 3 miliar, sebagian akan dipakai untuk mensubsidi beras di pasaran. Besaran subsidinya yakni Rp 3.000 per kilogram.
"Misal beras itu Rp 15.000 per kilogram kita intervensi Rp 3.000, maka nanti masyarakat dengan Rp 12.000 bisa mendapatkan, selisih Rp 3.000 itu pemerintah yang tanggung jawab," kata Pj Wali Kota Bima, Mohammad Rum saat dikonfirmasi, Senin (19/2/2024).
Baca juga: Operasi Pasar, Pemkab Sukabumi Jual Beras Murah Rp 10.600 per Kg
Rum meyakinkan rencana ini tidak sulit dieksekusi. Sebab pihaknya memiliki persediaan dana belanja tak terduga mencapai Rp 3 miliar.
Teknis pelaksanaannya, lanjut dia, Pemkot Bima nantinya bekerja sama dengan pedagang agar mereka menjual beras di bawah harga normal yang ditetapkan, selisihnya Rp 3.000 per kilogram.
Selisih Rp 3.000 per kilogram tersebut selanjutnya akan dibayarkan oleh Pemkot Bima ke para pedagang.
"Harga yang sekarang beredar kita tekan, kita kerja sama dengan mereka. Anda jual Rp 12.000 nanti yang Rp 3.000 kami yang subsidi," jelasnya.
Selain mensubsidi dana Rp 3.000 per kilogram beras, lanjut dia, Pemkot Bima berencana melakukan operasi pasar memanfaatkan cadangan beras pemerintah yang ada di Bulog Cabang Bima.
Harapannya, langkah ini bisa menstabilkan harga bahan pokok serta meringankan beban masyarakat di Kota Bima.
Baca juga: Pj Gubenur Jabar Pastikan Stok Beras Aman, Masyarakat Tak Perlu Panik
"Cadangan beras yang ada di Bulog kita gunakan nanti untuk melakukan intervensi," ujarnya.
Harga kebutuhan bahan pokok seperti beras melambung tinggi di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Per kilogram saat ini dijual para pedagang di Pasar Raya Ama Hami Rp 16.000, baik untuk kemasan lima kilogram atau 10 kilogram.
"Harganya sama semua walupun beda merek, kami jual Rp 16.000 per kilogram," kata Hamisah (65), pedagang di Pasar Raya Ama Hami saat ditemui, Selasa (13/2/2024).
Hamisah mengatakan, naiknya harga beras ini mulai terjadi awal Februari 2024. Dari harga normal Rp 12.000 terus merangkak naik sampai dengan Rp 16.000 per kilogram.
Menurutnya, pedagang terpaksa menjual dengan harga tinggi karena modal pengambilan juga tinggi, yakni Rp 153.000 per kilogram untuk kemasan 10 kilogram.