PANGKALPINANG, KOMPAS.com - Muhamad Resi berbaring dengan beberapa bagian tubuh berbalut perban. Luka-luka bekas bacokan senjata tajam belum sepenuhnya mengering.
Pemandangan itulah yang terlihat di tengah perawatan pemuda 19 tahun itu di Rumah Sakit Bakti Timah (RSBT), Kota Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung.
"Masih dalam perawatan. Mungkin dalam beberapa hari ini bisa pulang," kata kakak kandung Resi, Desi Ernasari (21) di ruang rawat Lantai 4 RSBT Pangkalpinang, Rabu (17/1/2024).
Resi adalah anak kedua dari empat bersaudara. Ia satu-satunya anak laki-laki dalam keluarganya itu.
Baca juga: Dihujani Sabetan Senjata Tajam, 5 Jari Remaja di Pangkalpinang Putus
Selama ini, Resi belum memiliki pekerjaan tetap. Tetapi, dia kadang menjadi petugas parkir di tempat hiburan malam.
Kegiatan itu dilakukan saat akhir pekan. "Dia tamat SMA, kadang-kadang jaga parkir kalau lagi ramai," ucap Erna.
Resi, warga Jalan Mustika, Semabung Lama, Pangkalpinang menjadi korban pengeroyokan dan pembacokan, Selasa (16/1/2024) dini hari.
Ketika itu, Resi yang berboncengan sepeda motor dengan temannya Evan, sebelum dipepet dua sepeda motor, yang total ditumpangi lima orang.
Salah satu dari orang-orang tak dikenal tersebut lalu menendang motor yang ditumpangi Resi. Rekan Resi masih bisa menyelamatkan diri dengan mengendarai sepeda motor.
Sementara Resi yang terjatuh, terpaksa lari, hingga akhirnya kembali terjatuh di trotoar Jalan Soekarno Hatta.
Di tempat itulah Resi kemudian menjadi bulan-bulanan sabetan senjata tajam hingga tubuhnya terluka parah.
Ada lima jari tangan Resi yang putus terkena bacokan. Kemudian luka sabetan senjata tajam pun terlihat di kepala dan punggung.
Baca juga: Cara Mudah Cek Nomor BPJS Kesehatan dengan NIK KTP
Ernasari mengungkapkan, para pelaku berjumlah lima orang. Dua mengendarai sepeda motor dan tiga lainnya melakukan pengeroyokan.
"Salah satu sepeda motornya jenis NMax warna abu-abu," ujar Erna.
Menurut Erna, pelaku datang tiba-tiba dan langsung menyerang secara membabi-buta. Dia menyebut, antara para pelaku dan korban tidak saling mengenal.